Oleh : Pak Syam, Penangkar burung
Jalak Bali Klaten
Hp. 081280543060, 087877486516, WA.
081280543060, Pin BB. 53E70502, 25D600E9
( Seri
Tukang Burung Ingin Naik Haji bag. 2 )
Nah nampaknya sekarang pak
Syam sudah selesai memberi pakan burung-burungnya. Sekarang kita kembali
ngomongin soal haji tapi haji bareng pak Syam, haji versinya tukang burung ya .
. .mkasudnya sesuai dengan kapasitas kita sebagai tukang burung. Yang enteng-enteng
saja, gak usah berat-berat kayak penjelasannya pak ustadz-uztadz di tipi itu.
Ok ya !
Kemarin di tulisan sebelumnya
kita udah ngomongin soal haji dari sisi lahiriahnya yang menyangkut soal
tatacara ibadah haji. Sekarang kita akan ngomongin lebih dalam lagi. Ngomongin
jeroan haji. Mantaaaab . . .xe . . .xe . . .xe . . .tukang burung di lawan xe .
. .xe . . .xe
Kita masuk ke tujuan haji
ya. Kok orang islam mesti pakai haji-hajian segala sih. Capek-capek buang duit
dan waktu, ninggalin keluarga sampai lama. Maksud apa sih, kok sampai
segitu-gitunya. Mbok ya ibadah itu yang deket-deket saja, ke mesjid raya kek,
atau ke alun-alun kayak sholat idul fitri. Gak usah jauh-jauh ke Mekah,
keenakan orang arab sana dong . . dapat duit banyak, mereka jadi terkenal. Iya
toh . . .bisa gak ibadah haji dipindah ke sini saja, negara kita luas kok
Okelah para kicau mania dan
penangkar burung yang cakep-cakep baik hati dan tidak sombong, kita akan masuk
lebih dalam, lebih khusu’ . . . lebih
lelap lagi . . .zzz . . .zzz . . .
Hei . . .bangun . . .Ini lagi
serius nih.
Konon kata para kasepuhan setiap ibadah dalam Islam ada “maqashid”-nya. He he he ada maqashidnya . . . pusing to ? Apa itu maqashid ? Kasih tahu gak yaa . . . ? Maqoshid itu apa sih . . . .kasih tahu nggak yaaa . . . tadi mau usul haji di pindahin ke sini, sekarang ngomongin maqashid . . . apa maksudnya ini . . . kasih tahu gak ya . . .
Kasih tahu deh . . . Maqashid
itu artinya maqsud alias maksud bin tujuan. Jadi setiap ibadah yang kita
lakukan memiliki maqsud alias maksud bin tujuan tertentu. Ibadah itu bukan
sekedar rangkaian ritual tanpa maqsud alias maksud bin tujuan. Ibadah itu bukan
ngobrol ngalor ngidul di gardu ronda yang ngelantur tanpa tema tanpa tujuan.
Ibadah itu ada tujuannya yang jelas. Atau istilahnya anak sekarang ada gol yang ingin dituju. Ada apanya ? Ada GOL-nya ! Supeer sekaliii . . .
Nah ngomongin soal tujuan
alias maqsud bin tujuan saya ingin bertanya; adakah di antara tukang burung ini
yang merangkap profesi sebagai tukang ojeg ? Yaa . . .pertanyaannya gak
nyambung ya ? Orang kita lagi ngomongin haji malah tanya tukang ojeg . . . pak
Syam ini gimanaaa . . . .
Sebentar . . .sebentar, pak
Syam melanjutkan. Kalau ada yang merangkap tukang ojeg coba mendekat sini, saya
ingin bertanya. Jika penjenengan on duty alias pas tugas alias pas ngetem
tiba-tiba datang seseorang tahu-tahu ada lelaki gondrong bertato, mukanya
sangar tanpa ba . . .bi . . . bu . . . langsung mbonceng di motor penjenengan.
Tentu saja penjenengan heran dong . . . Pas ditanya “Mas mau kemana, dia hanya
menjawa “heh . . .”. Terus sebagai tukang ojek professional yang berdedikasi
tinggi apa yang penjenengan lakukan ?
Kalau saya menebak ada tiga
langkah yang bakal penjenengan tempuh yaitu :
1.
Kemungkinan pertama, penjenengan akan nanya “Ente punya duit
berapa bro ?. Kalau dia menunjukkan uang ratusan ribu rupiah maka penjenangan
akan dengan senang hati mengajaknya untuk muter-muter kota untuk ngabisin duit
yang dia tunjukin tadi. Maka dengan senang hati penjenenagan akan mengajaknya
muter-muter walau tanpa arah dan tujuan yang pasti.
2.
Kemungkinan ke dua, jika saat penjenengan tanya “Ente punya duit
berapa bro, dia hanya nunjukin duit goceng doang, mungkin penjenengan akan
melotot ke dia ( kalau berani, dia bertato bro ) sambil teriak "HEiii . .
.turuuunnn . . . Habis itu penjenengan pasang muka angker, marah merah padam. (
sekali lagi kalau penjenengan berani lo, dia gondrong bro ). Iya to ?
3.
Kemungkinan ke tiga, penjenengan dengan tulus ikhlas tanpa ...ba
bi bu ... langsung mengantar dia ke rumah sakit untuk suntik anti rabies, atau
membeli obat penurun panas ke apotik. Ini pasti orang sakit, demikian
kesimpulan penjenengan.
Sik . . .sik . . .ini
maksudnya apa sih ? Tadi mau ngomongin haji kok tiba-tiba belok ngomongin
tukang ojeg, penumpang gondrong bertato suntik rabies. Pak Syam ini maksudnya
apa sih, tanya para kicau mania dengan mimik sirup eh . . .mimik serius. Serius
bahwa mereka memang bener-bener ndak mudeng alias gak ngerti apa2.
xe . . .xe . . .xe . . .pak
Syam malah tertawa. Oalah mas-mas . . . jadi tukang burung mbok ya jangan
kuper-kuper banget. Wong kok sobone adoh pitik . . . makanya ikut pelatihane
Mario Teguh kek . . . biar indukannya cepet nelor lagi . . .xe xe xe
Maksudnya begini. Dari cerita
di atas saya ingin memberikan gambaran tentang arti pentingnya sebuah tujuan
alias gol. Jika seseorang melakukan sebuah kegiatan tetapi dia tidak memahami
apa tujuan dari kegiatan itu maka dia tidak akan bisa berhasil. Ya kayak
penumpang ojeg tadi, naik ke motor tapi gak tahu mau kemana. Maka dia hanya
jadi bulan-bulanan tukang ojeg.
Tenan iki . . . La wong tujuannya saja dia tidak mengerti, bagaimana dia akan sampai pada tujuan. Iya to . .
Begitu gambaran tentang arti
pentingnya sebuah tujuan. Kasus ini bisa diterapkan ke persoalan apa saja, anak
sekolah, gubernur bikin rencana kerja, penangkar membangun kandang, beli
indukan dan lain-lain, semuanya mesti punya tujuan yang jelas. Jika tidak ? Wah
bakal jadi bulan-bulanan . . .
Jadi jika kita tidak menetapkan tujuan sejak awal maka arah dari langkah kita akan kemana mejadi tidak jelas. Jika arah langkahnya tidak jelas maka sebesar apapun ikhtiyar yang kita lakukan kemungkinan besar tidak akan menghasilkan output yang positif. Bisa-bisa semakin keras kita berusaha hasilnya akan semakin menjauhkan kita dari hasil yang kita harapkan.
Nah dalam urusan keseharian
saja menetapkan tujuan itu sangat penting, apa lagi kalau menyangkut urusan
akhirat. Iya toh. Masak kita melakukan sholat kita tidak tahu apa arti penting
sholat itu bagi hidup kita. Kita mau nikah juga nggak ngerti apa itu tujuan
menikah, yang kita tahu bahwa menikah itu enak maka kita menikah. La kalau
tahunya cuma menikah itu enak burung jalak bali juga tahu kalau menikah itu
enak. Apa lagi burung cucak rawa . . . . dia paling mengerti bagaimana cara
kawin yang enak. Iya toh . . .
Nah dalam ajaran islam setiap
bentuk peribadatan yang kita lakukan itu memiliki tujuan yang mesti direalisasi dan
sekaligus ada hikmah yang bisa kita peroleh. Sayangnya dalam kehidupan kita
seringkali hal itu kita lupakan. Agar kita bisa meraih kembali maqoshid
tersebut, beberapa ulama dan pemikir Islam berusaha menggali tujuan dan hikmah
dari beberapa praktik ibadah kita. Misalnya pak Abul Hasan an-Nadwi seorang
kyai dari tanah seberang menyusun sebuah buku berjudul al-Arkan al-Arba’ah yang
menyingkap makna, tujuan dan hikmah-hikmah yang tersimpan dalam rukun-rukun
Islam, yaitu rukun sholat, zakat, shaum dan haji. Itu kata para kasepuhan lo,
saya hanya niru-niru saja. Jangan-jangan penjenengan mengira bahwa saya
mengerti apa itu artinya al-Arkan al-Arba’ah. Kalau pingin ngerti artinya,
Tanya saja sama guru TPA anak-anak kita, beres deh . . .
Lanjut . . .
Konon kata para kasepuhan, pembahasan tentang ibadah haji dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Baqarah (ayat 158, 189, 196-203), Ali Imran (ayat 97), al-Ma’idah (1-2, 97) dan surat al-Hajj. Di ayat-ayat tersebut, al-Qur’an lebih menekankan pada makna dan maqashid ibadah dari pada hukum-hukum fiqh yang biasa kita temukan dalam kitab-kitab fiqh. Bukan hal yang aneh apabila pembahasan tentang haji dalam al-Qur’an jauh lebih “hidup” dari pada gaya pembahasan para ahli fiqh.
Halah mumet cah . . .para
kasepuhan bahasanya susah dipahami, maklum ilmunya sudah tinggi. Kita para
kicau mania ini susah kalau harus berfikir yang tinggi-tinggi . . .bersambung
saja ya . . . tak pelajarine disik . . . mumet saya . . .