Oleh : Pak Syam, Penangkar burung
Jalak Bali Klaten
Hp. 081280543060, 087877486516, WA.
081280543060, Pin BB. 53E70502, 25D600E9
( Seri
Tukang Burung Ingin Naik Haji bag. 1 )
Harus diakui bahwa Baitullah
alias Ka’bah yang terletak di kota Mekah Al Mukarromah telah menjadi magnet
yang menyeret jutaan manusia lintas generasi, suka, bangsa, profesi, status
social dan lain-lain. Hal ini berlangsung sejah ribuan tahun lalu yaitu sejak
prosesi ibadah haji dicanangkan oleh nabiyullah Ibraham as.
Setiap tahun khususnya di
musim haji berjuta-juta manusia dari seluruh penjuru dunia datang berduyun
menyerbu Kota Mekah untuk menumpahkan segala kerinduan kepada Sang Kholiq
dengan wasilah ka’bah. Mereka berasal dari berbagai bangsa di dunia, dari barat
maupun timur. Dari kutub utara sampai kutub selatan. Mereka berasal dari
berbagai profesi; mulai dari bos-bos pemilik perusahaan besar sampai
buruh-buruh pabrik. Dari Pejabat tinggi sampai rakyat jelata. Dari distributor
besar sampai pengecer pinggir jalan.
Dan jangan lupa bahwa diantara
jutaan manusia yang menyemut thowaf mengitari ka’bah itu juga terselip para
tukang burung alias penangkar dan kicau mania tanah air. Lo kok tahu ? He he he
. . . tahu dong . . . orang teman saya tukang burung tahun lalu naik haji . . .
Sebagai tukang burung yang
berfikiran positif kita harus selalu optimis dong. Memang sebagai penangkar
ataupun kicau mania kita harus membiasakan diri untuk berfikir seperti cara
berfikirnya profesi-profesi lain. Kalau para bos pemilik perusahaan besar itu
biasa bolak-balik ke luar negeri, umroh setahun dua kali. Atau para tukang
bisnis di bidang ekspor impor mereka biasa blusukan ke Arab Saudi, kita para
tukang burung ini juga harus optimis bisa melakukan hal yang sama. Lah mereka
saja bisa, kita para tukang burung mestinya juga bisa dong. Eh jangan ketawa lo
ya . . .kita bisa kok. . . .suer . . .
Kalau mereka bisa naik haji,
mestinya kita para tukang burung ini juga bisa dong. Kita punya hak yang sama
kok untuk menunaikan ibadah haji, yang membedakan hanya punya duit untuk ongkos
ke sana apa nggak. Kan beda cuma disitu saja to ? Memangnya kita para tukang
burung ini nggak punya duit untuk sekedar membayar ONH yang tidak sampai 40
juta itu. Punya dong . . .masak tukang burung gak punya. Mereka saja punya,
kita para tukang burung juga punya dong.
Kita kan bisa jual cucak
rawa, jalak bali atau murai kita kan ? Kalau Cuma 40 juta kita kan hanya perlu
3 pasang cucak rawa kan ? Aatau 3 pasang jalak bali. Atau 3 jagoan kelas
kecamatan murai batu saja kan. Gampang to ?
Berfikir besar, memiliki
cita-cita yang tinggi, thingking out of box itu penting. Sebagai tukang burung
jasad kita boleh saja hanya beringsut dari satu kandang ke kandang yang lain,
tapi pikiran kita mesti keluar kandang menerobos kampong kita, menelusuri kota dan
menjelajah dunia. Jadi jangan hanya menjadi penangkar yang terkurung dalam
sangkar, layaknya kodok tersekap dalam tempurung. Gak boleh itu. Pikiran kita
harus bebas melayang, terbang sebebas merpati.
Besok pagi enaknya sarapan di
mana ya ? Makan bubur kacang ijo di Singapura, atau nasi uduk di Selangor ya ?
Terus siangnya makan peyek wader di New Zeland atau tahu kupat Zimbabwe sambil
angon jerapah ya ? Ah . . ..nanti malam saya mau qiyamul lail di masjid Biru
Aya Shofia ah . . . Masjid Biru Aya Shofia di mana itu ? Halah masak tukang
bukang gak tahu . . .pak Syam tukang burung nDeso saja tahu. Itu masjid di
Turki sana bro . . .
Pikiran-pikira ngelantur
seperti itu kadang perlu untuk kita hidupkan dalam kepala kita. Tapi ingat kita
mesti hati-hati dalam mengkomunikasikannya dengan teman-teman kita. Pilih-pilih
ya . . .dengan siapa kita berbicara. Sebab salah-salah nanti kita malah dibawa
ke rumah sakit jiwa. Tapi jika bicaranya dengan pak Syam AHA Breeding Klaten,
mau penjenengan menghayal segila apapun pasti akan didukung, asalkan hayalan
penjenengan masih masuk akal. Yaitu masih terwadahi oleh dunia ini. Kalau
menghayal mau ke akhirat sekarang, nah itu baru patut di tertawakan. Selama
masih terwadahi oleh dunia ini silakan saja. Mau menghayal umroh empat kali
dalam setahun, naik haji tahun ini. itu sah-sah saja. Gampang to ?
Oke taruhlah kita sekarang
sudah mantab ingin naik haji, terus apa langkah yang perlu kita jalani. Gampang
! Coba besok pagi datangi saja Kantor Kemenag di kota penjenengan. Bilang sama
ibu-ibu yang pakai jilbab di bagian humasnya “Ibu yang cantik . . . punten. . .
.Saya tukang burung, saya mau naik haji mohon dibimbing bagaimana caranya !”.
Mendengar permintaan penjenengan pasti si ibu itu akan sumringah “Apa . . .
saya dibilang ibu yang cantik, syukur ya Allah masih ada makhluk yang memuji
saya . . . bla . . .bla . . .bla”
Maka dengan semangat si ibu
cantik pasti akan memberikan informasi selengkap-lengkapnya dan dalam tempo
yang mendayu-dayu lengkap semua informasi terkait masalah haji.
Setelah itu penjenengan
tinggal membuka rekenaing haji ke bank yang telah di tetapkan pemerintah.
Banknya bisa bank apa saja, asal jangan bank Bokir he he he . . . Setelah itu
beres deh, tinggal nunggu kapan jadwal pemberangkatan, kapan pelunasannya,
kapan ikut manasik untuk mendapatkan bimbingan haji.
Habis itu kita akan dianter
orang sekampung untuk mengikuti pelepasan jamaah haji di alun-alun kabupaten.
Gampang to ? Tukang burung kok dilawaaannn . . .
Hidup ini memang harus
dibikin gampang kok, biar hidup kita gampang beneran. Kalau hidup dipikirin
dengan berat ya akhirnya jadi berat beneran. Yang penting kita baik sangka saja
sama yang di atas, Tuhan maha penyayang kok sama kita. Iya kan ?
Nah setelah pengetahuan kita
terkait dengan tata cara haji sudah memadai, mari kita mengenali haji dari sisi
yang lain. Yaitu dari sisi spiritual. Hah . . . apa haji dari sisi spiritual.
Maksudnya kita merem tiba2 sampai di Mekah gitu pak Syam. Hus . . .ngawur kamu,
hayalanmu lucu . . .mohon ijin saya ketawa ya . . . ha ha ha . . .ha ha ha . . .
Tiba-tiba pak Syam pergi.
Lama ditunggu gak muncul-muncul . . .eee . . .ternyata sedang memberi pakan
burung di kandang belakang . . .bersambung saja ya, karena pak Syam sedang
sibuk di kandang. . . .
Huuu . .. penonton
kuciwaaaaaa . . . .
iklan dulu ya . . .
Pusat penangkaran burung jalak bali "AHA Breeding Klaten" telah berhasil menangkarkan burung jalak bali dan merawat anakan burung jalak bali hingga dewasa, hingga turut berperan dalam menyokong program pemerintah dalam mencegah kepunahan burung jalak bali tersebut. Di samping telah menghindarkan dari kepunahannya budi daya burung jalak bali ini juga sangat bermanfaat secara ekonomi. "AHA Breeding Klaten" telah banyak menjual burung jalak bali hasil tangkarannya kepada para kicau mania yang hobi burung jalak bali maupun penangkar burung jalak bali.
Para peminat burung jalak bali bisa menghubungi owner penangkaran "AHA Breeding Klaten" yaitu pak Syam Hp. 087877486516, pin BB 25D600E9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar