Oleh : Pak
Syam, Penangkar burung Jalak Bali Klaten
Hp.
081280543060, 087877486516, WA. 081280543060, Pin BB. 53E70502, 25D600E9
Dalam bagian kedua kita telah membahas
secara lengkap beberapa faktor yang dapat kita gunakan sebagai wasilah untuk
membesarkan penangkaran burung jalak bali kita. Jika semua wasilah tersebut
bisa kita wujudkan dalam kegiatan penangkaran burung jalak bali kita maka insya
Allah penangkaran burung jalak bali kita akan benar-benar berkembang melebihi
dari perkiraan kita sendiri.
Saya secara pribadi sangat meyakini hal itu.
Dalam hidup ini tidak ada persoalan yang sulit bagi Allah. Karena jika Allah
menghendaki sesuatu maka cukup bagiNya berfirman “Kun fayakun”. Dengan “Kun
fayakun” ini maka jadilah semua yang dikehendaki oleh Allah. Termasuk jika
Allah berkenan membesarkan penangkaran burung jalak bali kita.
Cara membesarkan penangkaran burung jalak
bali dengan cara mendekatkan diri kepada Sang Pemilik rejeki seperti inilah
yang saya sebut sebagai menangkarkan burung jalak bali dengan metode spiritual
breeding sebagaimana yang tertulis dalam judul tulisan ini. Metode ini tidak
sekedar mengandalkan cara-cara yang bersifat lahiriah semata; seperti kandang
yang nyaman hingga burungnya enjoi, makanan burung yang bergizi, extra fooding
yang cukup, sanitasi yang sehat. Namun dalam metode ini juga sangat menekankan
pentingnya do’a, istighfar, amal-amal sholih dan lain-lain
Jadi metode ini menggabungkan sarana-sara
kesuksesan breeding yang bersifat lahiriah dengan sarana-sana kesuksesan yang
bersifat non lahiriah ( spiritual). Metode ini menggabungkan material
kesuksesan yang berasal dari bumi dan disempurnakan dengan faktor kesuksesan
yang berasal dari langit.
Metode ini alhamdulillah dalam
batas-batas tertentu sudah saya praktekkan. Saat ini saya sangat bersyukur
kepada Allah karena penangkaran burung jalak bali yang baru saya bangun
beberapa tahun yang lalu kini sudah bisa saya nikmati hasilnya.
Alhamdulillah saya bisa tinggal di
Kabupaten Klaten yang damai ini. Kabupaten Klaten memang dikenal luas sebagai
sentra penangkaran burung terutama burung jalak. Awalnya sentra burung jalak
suren, tapi kini telah meluas menjadi sentra penangkaran burung jalak putih dan
burung jalak bali. Di samping itu Kabupaten Klaten juga dikenal sebagai sentra penangkaran burung
Murai Batu dan burung Cucak Rawa yang cukup kesohor.
Walau sebagai penangkar burung jalak bali
saya tergolong newbie, namun justru dari status penangkar yang baru beberapa
tahun menangkar burung jalak bali inilah saya merasakan betul bahwa atas
anugerahNya lah penangkaran burung jalak bali saya bisa berkembang dengan cepat.
Bagaimana tidak, pada awalnya hanya bermodalkan dua pasang burung jalak bali namun
dalam waktu satu tahun sudah menghasilkan tujuh belas ekor anakan burung jalak
bali.
Jika boleh saya menoleh ke belakang yaitu
ke masa-masa awal saya meanngkarkan burung, saya memeiliki cerita yang cukup
panjang. Saya potong saja ceritanya yaitu hanya pada kisah awal saya memulai
menangkarkan burung jalak bali saja.
Pada awalnya di bulan November 2012 saya
membeli sepasang anakan burung jalak bali usia sekitar 3-4 bulan. Sebulan
kemudian tepatnya di bulan desember saya kembali membeli sepasang anakan jalak
bali dengan usia yang relative sama. Bermodalkan dua pasang burung jalak bali
tersebut saya bertekad untuk mengembangkan satwa langka ini. Harga perpasang
saat itu 11,5 juta.
Namun setelah saya pikir-pikir kalau
memulai penangkaran pada usia 3-4 bulan harus menunggu berapa lama untuk bisa
mendapatkan anakannya. Padahal burung jalak bali berproduksi pada usia dua
tahun. Kalau begitu lama sekali dong.
Berangkat dari pemikiran seperti itu
akhirnya kedua pasang anakan burung jalak bali tersebut saya tukarkan dengan
burung jalak bali yang usianya lebih matang. Maka pada bulan Januari 2013 dua
pasang jalak bali anakan tersebut saya barter dengan sepasang jalak bali usia
siap produksi. Di samping itu sebulan kemudian saya juga membeli sepasang lagi burung
jalak bali siapan. Ke dua pasang burung jalak bali inilah yang menjadi bekal
penangkaran jalak bali ini.
Sekitar dua bulan kemudian, sepasang
indukannya mulai bertelur, namun telurnya dimakan oleh induknya sendiri.
Sekitar dua minggu berikutnya pasangan indukan yang satunya juga bertelur, tapi
dimakan juga oleh induknya. Hal itu terjadi sampai beberapa kali, sampai
akhirnya burung-burung itu bertelur secara mapan sekitar bulan Juni 2013.
Setelah itu secara rutin kedua indukan
ini terus bertelur dengan jumlah masing-masing tiga. Sebagian telur netes
seluruhnya sebagian kadang menetas sebagian. Dan sekitar enam bulan kemudian
sudah menghasilkan anakan sebanyak lima belas ekor. Tentu saja hal ini menjadi
keberhasilan yang sangat saya disyukuri.
Pengalaman menangkarkan burung jalak bali
seperti ini tentu saja banyak dialami oleh para penangkar lain di wilayah Kabupaten
Klaten ini. Sebab wilayah Kabupaten Klaten ini memang dikenal sebagai gudangnya
burung jalak, karena saking banyaknya penangkar jalak di sini. Bahkan menurut
data terakhir di wilayah Kabupaten Klaten tercatat hampir dua ratus penangkar burung
jalak. Mereka para penangkar burung jalak ini tergabung dalam sebuah wadah yang
bernama Asosiasi Jalur Sukses yang biasa dikenal dengan sebutan AJS. Yaitu
sebuah wahana yang mewadahi para penangkar burung jalak di wilayah Kabupaten Klaten
baik penangkar jalak suren, penangkar jalak putih maupun penangkar jalak bali.
Adapun jumlah penangkar burung jalak bali di Kabupaten Klaten mungkin berjumlah
sekitar dua puluh lima persen dari total penangkar burung jalak yang tergabung dalam wadah AJS tesebut.
Demikian sekelumit motivasi dari saya,
seorang penangkar burung nDeso yang tinggal di Kota Klaten. Jika penjenengan
penggemar atau penangkar burung silakan mampir ke gubug saya. Gubug kecil dan
sederhana yang saya tempati berbarengan dengan burung-burung saya. Maklum rumah
saya juga sekaligus menjadi rumah buat burung-burung saya.
Dari gubug yang sederhana ini saya sudah
mendapatkan kehidupan yang samarani. Kalau keluarga yang lain mungkin baru
mendapatkan samara yaitu sakinah mawadah warohmah, tapi saya sudah mendapatkan
kehidupan yang samarani yaitu sakinah mawadah rahmah dan harmoni.
Sekedar tambahan bahwa kalau kehidupan
yang samara itu hanya terkait dengan keluarga yang menyangkut anak dan istri namun
samarani disamping samara dengan anak
dan istri juga harmoni dengan alam. Harmoni dengan alam ini saya dapatkan dari
burung yang menghuni rumah kami. Sekian. Tamat.
bag. 1 silakan klik di S I N I
bag. 2 silakan klik di S I N I
mau mengenal profil penangkarnya klik di S I N I
pingin tahu cara membeli burung jalak bali . . .klik di S I N I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar