Indonesia dan Jepang sepakat
memperluas kerjasama dalam pelestarian satwa langka, termasuk dalam kegiatan
breeding (penangkaran) satwa, pertukaran dan pameran satwa langka.
Hal itu terungkap dalam kegiatan
peringatan 50 (lima puluh) tahun
keberadaan Tama Zoological Park yang berlangsung Kamis (1/5), dimana sejumlah
negara, seperti Indonesia Zimbabwe dan Khazakstan yang menjadi tamu khusus,
mengingat sebelumnya sudah terjalin kerjasama sebelumnya.
Dubes RI untuk Jepang Jusuf
Anwar, didampingi oleh Atase Kehutanan KBRI Tokyo, Sri Murniningtyas serta
Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, terlihat aktif menjalin
kerjasama dengan kalangan kebun binatang Jepang.
Acara tersebut juga dihadiri oleh
anggota keluarga kekaisaran Jepang, yaitu Pangeran Hitachi, adik Kaisar
Akihito, dan isterinya Putri Hanako. Keduanya menyampaikan minat yang besar
dalam upaya pelestarian satwa langka dan penangkarannya, termasuk kekagumannya
terhadap keanekaragaman hayati Indonesia. Kepada Dubes Jusuf Anwar, Pangeran
Masahito (bergelar Pangeran Hitachi), menyampaikan penghargaan terhadap upaya
konservasi ex-situ satwa langka Indonesia.
Kerjasama antar kebun binatang di
Indonesia dan di Jepang telah dirintis sejak awal tahun 2000. Breeding Center
Yokohama bahkan telah berhasil menangkarkan 100 (seratus) ekor jalak bali, dan
sebanyak 50 (lima puluh) ekor telah dikirim ke Indonesia, sebagian dilepaskan
ke habitat asalnya di Taman Nasional Bali Barat, dan sebagian lagi dapat
dilihat di Taman Safari Indonesia, Cipanas.
Kebun Binatang Tama di Tokyo
telah mendatangkan 1 (satu) ekor orangutan pada bulan Juni 2007, yang merupakan
realisasi kerjasama dengan Taman Safari Indonesia. Sebaliknya pihak Taman
Safari Indonesia telah menerima 12 (dua belas) ekor Penguin pada bulan Februari
2008.
Peringatan 50 (lima puluh) tahun
Kebun Binatang Tama (1 Mei 2008) juga bertepatan dengan diperingatinya 50 (lima
puluh) tahun hubungan persahabatan Indonesia – Jepang. Saat ini Kebun Binatang
Tama memiliki koleksi satwa asal Asia, Australia dan Afrika. Untuk koleksi
satwa Asia, orangutan menjadi salah satu ikon Kebun Binatang Tama yang diminati
pengunjung. Ada 12 (dua belas) ekor orang utan, 3 (tiga) diantaranya berasal
dari Indonesia (termasuk 1 (satu) ekor pertukaran dengan Taman Safari
Indonesia). 2 (dua) ekor lainnya telah berusia lebih dari 50 (lima puluh) tahun
dan saat ini kondisinya masih sehat, keduanya berasal dari Kalimantan, yang
masing-masing didatangkan pada tahun 1958 dan 1960.
Kemungkinan peningkatan kerjasama
telah dibahas pada kunjungan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam, Arman Malolongan, ke PEMDA Yokohama pada pertengahan 2007
lalu.
3 (tiga) Nota kesepahaman tentang
Breeding Loan yang telah ditandatangani pada bulan Juli 2007 adalah: Kebun
Bindatang Surabaya – Yokohama Zoological Garden (5 (lima) ekor bekantan); Taman
Safari Indonesia – Ueno Zoological Garden (1 (satu) ekor Harimau Sumatra), dan
Taman Safari Indonesia – Maruyama Zoological Park (1 (satu) ekor orangutan).
Kalangan pengelola kebun binatang
Jepang sendiri sangat berharap Indonesia dapat memamerkan satwa langka seperti
komodo, harimau sumatra, bekantan, orang utan, dan gajah di sejumlah kebun
binantang yang tersebar di Jepang pada liburan musim panas bulan Juli -
September. “Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah
dalam mensukseskan Visit Indonesia Year,” kata Dubes Jusuf Anwar.
Sumber : klik di SINI
Sumber : klik di SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar