Jadi memasuki
dunia burung memang memasuki dunia yang cukup komplek. Sama-sama burung Jalak
Bali misalnya, ini tidak otomatis memiliki spesifikasi yang sama. Oh . . .
Jalak Bali pasti harganya segini, misalnya. Itu tidak berlaku dalam dunia burung, karena itu hanya khusus untuk toko elektronik he he he . . .
Ibaratnya hutan tropis di
Afrika, tentu beda dengan toko elektronik. Kalau di toko elektronik boleh saja
orang hanya nyebut merek. Asal mereknya sama, ukurannya sama maka tv
itu pasti harganya sama. Paling-paling beda toko hanya beda sepuluh ribu dua
puluh ribu. Tapi soal kualitas bisa dikatakan sama. Itulah toko elektronik.
Hal ini tentu
saja berbeda dengan dunia burung. Sama-sama disebut Murai Medan misalnya, tapi bedanya bisa sangat jauh
sejauh Medan ke Pasaman. Sama-sama burung Jalak Bali, burung di sangkar penangkar dan ditangan pengepul tentu saja juga beda, bedanya bisa sangat jauh sejauh jarak
Klaten sampai Bali. Itu byang pertama.
Kemudian
selanjutnya, jika kita ingin memasuki dunia penangkaran burung, kondisinya bisa
lebih rumit lagi. Makanya tidak sedikit para calon penangkar yang kemudian
dibuat pusing sendiri mengapa burungnya tidak mau bertelur padahal dia
memeliharanya sudah bertahun-tahun.
Bertahun-tahun
pula dia tidak mengerti mengapa hal itu terjadi, dan dimana letak kesalahannya. Karena
persoalannya belum ditemukan maka tentu saja dia tidak bisa merumuskan
solusinya. Akhirnya dia dibuat pusiiiinnnggg . . . oleh burungnya sendiri.
Nah kembali pada
pepatah di awal tulisan ini “dilarang membeli burung dalam sarung” disinilah
urgensi dari membeli burung secara benar itu menjadi nyata.
Bagaimana kiat
memasuki dunia penangkaran agar tidak kejebak “membeli burung dalam sarung” ?
1.
Jangan terlalu terpengaruh dengan harga burung
murah.
Saya tidak menganjurkan anda untuk membeli burung mahal atau membeli
burung tanpa menawar terlebih dahulu. Saya hanya menganjurkan dalam pembelian
burung calon ditangkarkan jangan berpatokan pada harganya, tapi berorientasi
pada kualitas burungnya. Patokan umumnya "Ono Rego Ono Rupo", maksudnya harga dan
kualitas itu sesungguhnya berbanding lurus. Bahkan jika harus memilih antara
harga yang standard tapi mutunya meragukan dibanding dengan harganya agak
mahalan dikit tapi kualitasnya sudah jelas, maka saya menganjurkan untuk membeli yang
mahal tapi kualitas baik. Sebab penangkaran adalah investasi jangka ‘agak’
panjang, maka sedikit mahal diawal ( modal ) tetap lebih menguntungkan
dibanding dengan sedikit murah diawal, tapi mengabaikan kualitas. Nanti pacekliknya bisa kelamaan karena burungnya tidak segera berproduksi.
2.
Pastikan bahwa anda membeli burung di tempat
yang benar.
Usahakan tempat anda membeli Dia memiliki pengetahuan sekaligus pengalaman
yang cukup dalam hal penangkaran. Mengapa mesti membelinya kepada orang yang
mengerti burung ? Membeli burung untuk ditangkarkan kepada orang yang berpengalaman menangkarkan, karena kegiatan penangkaran adalah kegiatan yang
penuh dengan pernak-pernik. Sepanjang pengalaman saya menangkarkan burung, saya
belum pernah menemukan penangkar yang begitu menangkar burung langsung beranak
pinak. Tapi pasti ada saja kendala dalam menangkarkannya. Nah dalam mengatasi
kendala ini maka akan semakin mudah dan cepat jika anda bertanya kepada orang yang telah berpengalaman menangkarkannya. Karena kebanyakan penangkar akan dihadapkan pada persoalan yang itu-itu saja. Ibarat anak sekolah
sesulit apapun soal matematika yang dia hadapi, kemungkinan besar gurunya akan
bisa memecahkannya. Apakah pak gurunya lebih cerdas ? Belum tentu, tapi yang
jelas pak gurunya lebih duluan menghadapi soal seperti
itu. Sehingga pak guru bisa lebih cepat dalam menyelesaikan soal tersebut. Jadi
sekali lagi jika tujuan anda membeli burung untuk ditangkarakan maka belilah burung pada penangkar.
3.
Khusus dalam kasus penangkaran Jalak Bali anda
harus membeli ke penangkar yang sudah memiliki ijin.
Ini logikanya sama dengan poin dua di atas yaitu untuk memudahkan anda
dalam mengurus perijinan. Karena burung Jalak Bali adalah burung yang
dilindungi maka, anda harus memiliki ijin tangkar. Mengenai apa, bagaimana, dan
dimana ngurus ijinnya tanyakan kepada orang yang sudah memiliki ijin tangkar.
Lebih bagus lagi jika sang penangkar adalah orang yang ngurus sendiri ijiin
penankgarannya, sehingga dia sudah memahami liku-liku perjalanan dalam mengurus
ijin dari awal sampai akhir.
Jadi ingat jika anda ingin menjadi penangkar yang berhasil melangkahlah
dengan sungguh-sungguh dan ingat melangkah dengan langkah tanggung dengan
“Membeli Burung Dalam Sarung” hanya akan membuat penangkaran anda menjadi buntung.
Memang pada di awal, kelihatannya anda untung karena dapat burung yang murah,
namun sebenarnya anda sedang gambling.
Demikian sekilas info, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar