Menerjuni dunia
penangkaran tak ubahnya seperti menerjuni bisnis kuliner, penerbitan, otomotif,
dan lain-lain. Menerjuni bisnis selalu membutuhkan modal, planning, kerja
keras, jiwa yang ulet, passion dan lain-lain. Dan mereka selalu dihadapkan pada
dua kemungkinan yang sama yaitu kegagalan versus kesuksesan.
Pertanyaan
pembuka saya di atas sebenarnya dalam rangka untuk mengukur passion si calon
penangkar. Jika dia seorang kicau mania
alias penggemar burung berarti passion dia tinggi. Jika dia hanya penggemar
biasa maka pasionnya harus diupgrade. Dan jika dia sama sekali belum memiiki
rasa terhadap burung maka saya sarankan untuk mengurungkan niatnya, sambil
menunggu reaksinya seperti apa. Kalau dia masih ngotot ingin menekuni dunia
penangkaran jalak bali, maka saran saya agar memulai penangkaran burung dengan
cara menangkar burung jenis lain di luar burung jalak bali.
Hal ini saya
sarankan mengingat harga burung jalak bali cukup mahal dimana sepsang anakan
jalak bali umur 3 -4 bulan mencapai 10 juta rupiah. Dengan membuat penangkaran
burung ‘perantara’ misalnya menangkarkan jalak suren yang harganya jauh lebih
murah, dimana burung dengan usia yang sama harganya sekitar 750 ribu, maka ini
akan menjadi ajang pembelajaran bagi yang bersangkutan. Karena burung jalak
suren ini harganya relative murah, maka jika suatu saat kelak dia jenuh (
mengingat selama ini dia tidak memiliki passion kepada burung ) maka kerugian
yang diterimanya tidak terlalu besar. Namun jika ternyata dia justru menikmati
penangkaran yang diujicobakan kepadanya dan bahkan passionnya jsutru tumbuh
dari situ maka untuk menerjuni penangkaran burung jalak bali dia cukup
menambahkan kandang berikutnya untuk kemudian membeli bibit burung jalak bali.
Jalak suren dan
jalak bali berada dalam keluarga yang sama yaitu jalak-jalakan maka dia
memiliki karakter yang mirip. Sehingga ketika dia berhasil menangkarkan jalak
suren maka sesungguhnya dia juga berpeluang untuk bisa sukses dalam penangkaran
jalak bali.
Itu alasan
pertama mengapa saya memberikan pertanyaan pembuka sebagaimana saya sampaikan
di atas. Kemudian alasan yang kedua adalah dalam rangka untuk mengetahui seberapa besar tingkat penerimaannya jika
suatu saat usaha penangakarannya mengalami kegagalan.
Tingkat kesiapan
menerima kegagalan ini bermacam-macam. Bagi orang yang sebelumnya telah
memiliki hobi memelihara burung akan sangat berbeda penerimaannya terhadap
kegagalan penangkakaaran di bandingkan dengan orang yang tidak memeiliki hobi sebelumnya
apa lagi jika menerjuni dunia penangkaran hanya berdasarkan keinginan untuk
meraup untung sebanyak-banyaknya dari peanngkaran burung jalak bali ini.
Padahal sebagai
mana menerjuni bidang entrepreneur yang lainnya, menerjuni penangkaran jalak
bali juga memiliki resiko kegagalan yang sama. Dunia bisnis itu identik dengan
resiko. Bagi orang yang sudah memahami dunia bisnis resiko ini disebutnya
sebagai tantangan. Orang yang sudah memiliki mental entrepreneur secara memadai
maka resiko tersebut menjadi tantangan yang menggairahkan untuk ditaklukkan.
Menyulap resiko
menjadi tantangan yang menggairahkan dalam dunia penangkaran hanya dimiliki oleh
orang-orang yang telah memilik hobi atau passion terhadap burung. Maka jika
anda tidak memiliki hobi kemudian berkeinginan untuk ikut menikmati kue di dunia
penangkaran jalak bali maka ada satu tangga yang mesti anda lalui yaitu
mengasah hati anda untuk mencintai burung terlebih dahulu. Tanpa rasa suka
terhadap burung maka saran saya, hendaknya anda memilih jalur lain dalam menapaki
jalan bisnis. Ada banyak jalan bisnis
lain yang anda pilih yang bersesuaian dengan jiwa anda.
Dunia
penangkaran jalak bali memang menggiurkan namun ketergiuran anda hendaknya juga
disikapi dengan rasional. Jangan hanya karena tertarik dengan kue manis yang
ditawarkannya anda menjadi terseret ke dalamnya padahal anda tidak memiliki
jiwa di situ.
Sekali lagisaran
saya jangan memasuki ladang penangkaran jika anda tidak memiliki minat terhadap
burung, atau jika anda tetap ingin meneruskan minat anda maka tumbuhkan terlebih
dahulu minat anda secara perlahan-lahan sambil belajar mengenai seluk beluk penangkaran jalak bali juga secara pelan-pelan. Coba anda jalani
selama satu tahun misalnya, jika selama waktu itu anda masih memiliki energy
untuk meneruskan, berarti anda memiliki bakat tersembunyi untuk menerjuni
bidang bisnis yang berpadu dengan hobi ini.Namun jika anda sudah merasa jenuh
maka sebaiknya anda mengakhiri penangkaran anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar