Menangkarkan Jalak Bali memang
mengasikkan. Karena mengasikkan maka banyak orang yang kepingin menerjuninya. Mengapa menangkarkan burung Jalak Bali menjadi hal yang menarik ?
Menurut saya ya . . . karena memang
menarik.
Masak alasannya begitu ?
Memangnya perlu alasan ?
Kalau buat saya,ya . . . karena
memang menarik, . . . . . . itu saja.
Tapi baiklah kalau memang
membutuhkan alasan mengaapa banyak orang kepingin menangkarkan burung Jalak
Bali. Saya kasih sedikit cerita ngalor ngidul ya . . . . .
Menangkarkan burung Jalak Bali itu
menarik karena dia bisa menjadi salah satu alternative pilihan hobi. Terus
disamping bisa menjadi hobi dia juga bisa menghasilkan duit. Duit bisa
digunakan untuk beli beras, beli kopi, teh, gula, sayur dan lain-lain.
Tapi kalau mau serius lagi, sebenarnya
menangkarkan burung Jalak Bali bisa menjadi alternative bisnis yang cukup
menggiurkan. Bukan hanya seneng-senengan belaka.
Nah . . .itu kawan. Menangkarkan
burung Jalak Bali menjadi menarik karena dia merupakan perpaduan dari hobi dan
bisnis. Seneng-seneng terus dapat duit. Dan duitnya bisa buanyaaakkk. Manteb to?
Manteb dari mana ??? Manteb dari Hongkonnggg
. . . ???
Halah . . .makanya sekali-kali
nonton orang2 pinter di ILC tipi O-on dong, kayak saya.
Begini ya, konon kata orang-orang pinter itu, semakin maju
sebuah masyarakat maka mereka semakin membutuhkan hobi. Hobi ini semacam mainan buat anak kecil. Dia arti
pentingnya seperti mainan buat anak kecil, tapi di sini yang main-main bukan
anak kecil lagi. Repot to ?
Bahkan menurut orang-orang hebat
di tipi O-on itu di masyarakat yang sudah modern, hobi sudah menjadi kebutuhan
mutlak. Mereka mutlak memerlukan hobi untuk melengkapi warna hidupnya. Weleh-weleh
top tenan.
Makanya jangan heran di
masyarakat yang sudah modern; modeling, traveling, climbing, breeding, mancing,
piara kambing, ngusir kucing adalah sederetan hobi yang menjadi pilihan favorit
warga masyarakatnya, karena terbukti mampu menggenapkan kepribadian mereka, agar
menjadi berwarna-warni.
Kata mereka, jika kita tanpa memiliki
hobi yang jelas maka kita akan gampang terjebak dalam rutinitas hidup. Rutinitas
hidup jika tidak segera di tata maka, ujung-ujungnya akan menjadikan hidup kita
menjadi hambar. Biarpun uang bermilyar-milyar, deposito menumpuk di bank, mobil
berjejer di jalanan, rumah berderet-deret di komplek, partemen
bertingkat-tingkat di Jalan kelas utama, namun jika sang pemiliknya tidak bisa
lagi menyisakan waktu untuk menikmati hidup, maka dunia yang indah ini akan
terasa hambar. Begitu katanya. Jadi gimana dong ?
Itulah pentingnya kita memiliki
hobi.
Ngurusi hobi terus, kerjaan nggak
penting ?
Jangan dunk, ntar hidup kita
bisa macet. Persis kayak mobil kehabisan
bahan bakar. Iya toh. Yang bagus hobi tersalurkan kerjaan atau bisnis juga lancer.
Mau dong !
Jadi intinya hobi dan bisnis mesti
berjalan bersama, biar dompet tetep tebal dan hidup makin indah. Jadi saudara-saudara
mesti bisa mengkombinasikan bisnis dan hobi ya. Bisnis berbalut hobi atau hobi
yang menyatu dalam bisnis, itu pilihannya ya.
Nah . . . sampai di sini ketemu
deh barangnya; yaitu burung Jalak Bali. Karena menangkarkan burung Jalak Bali
adalah menggabungkan dua kegiatan tersebut; bisnis dan hobi.
Kegiatan ini menggabungkan dua
hal tersebut dalam sekali jalan. Duit dan keindahan hidup akan anda temukan
dalam sekali “merengkuh dayung”. Makanya banyak yang pada kepingin menangkarkan
burung Jalak Bali. Mantab to ?
Terkait dengan penangkaran Jalak Bali ini, banyak sekali pertanyaan yang
masuk ke saya. Kalau saya rangkum pertanyaan-pertanyaan tersebut berkutat diseputar
hal-hal berikut :
1. Bagaimana cara menangkarkan Jalak Bali yang produktif ?
2. Mengapa
orang lain bisa menawarkan harga burung Jalak Bali lebih rendah dibandingkan
dengan pak Syam. “Ah masak iya?” kata pak Syam terkaget-kaget.
3. Faktanya
ada penangkar yang gagal, itu gimana solusi kepada mereka ?
4. Bagaimana
masalah perijinan menangkarkan Jalak Bali ?
Menjawab empat persoalan di atas
pak Syam berusaha memeras keringat, walaupun gak sampai membanting-banting tulang untuk menemukan jawabannya.
Hari berganti minggu, minggu-minggu
berlalu menyusul bulan yang baru. Dan satu tahunpun telah berlalu, namun pak
Syam belum memiliki redaksi yang komplit untuk mejawab persoalan tersebut.
Sampai akhirnya di suatu hari “AHA
. . . aku ada ide” kata pak Syam meloncat kegiringan persis seperti Archimedes
melompat dari bak mandi sambil teriak-teriak “Eureka . . .Eureka” ribuan tahun yang lalu.
Aku ada ide. Masalah harus ada
solusi. Bagaimana berangkat dari masalah yang ada adalah berkah. Aku harus segera ke pegadaian.
Hah ke pegadaian ??? Maksudnya ???
Aku akan meminjam prinsipnya “Mengatasi
Masalah Tanpa Masalah”. Aku akan berusaha menjawab semua persoalan mengenai tetek maupun
bengek di seputar problematika penangkaran burung Jalak Bali dalam satu buku
tersendiri. Saya mau bikin e-book.
Itu ide setahun yang lalu. Sekarang
naskah sudah jadi, hanya saja saya membutuhkan lay out yang agak manisan dikit,
biar agak sedap dipandang dan agak gurih saat dinikmati. Kalau bisa yang “Gurih-Gurih
Nyoooiii” kayak Munarohnya Bang Ocid he he he . . . . .. . .
Al hasil naskah sudah jadi, trus
. . .masih nunggu layout . . . selanjutnya e-book, cara menangkarkan Jalak Bali semoga segera bisa di rilis . . . . . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar