Mengenang waktu
kecil, saat masih duduk di Sekolah Dasar dulu ( di Banyuwangi ) buat saya tak ubahnya mengingat keindahan hidup. Bagaimana tidak; berlarian di sawah, mancing welut, mandi di kali,
nyari burung emprit di pohon-pohon pinang adalah warna keseharian anak-anak
ndeso seperti saya, kala itu. Maklum sekolah saya memang berstatus sekolah
ndeso.
Tapi syukurnya
justru alam pedesaan seperti itulah yang telah membuat masa kecil saya menjadi lebih
berwarna dibandingkan dengan anak-anak jaman sekarang. Salah satu hal yang membekas sampai sekarang adalah kesukaan saya
berburu sarang burung emprit tersebut. Dan bahkan kesukaan tersebut berlanjut
sampai sekarang, cuma sekarang dalam bentuk yang berbeda yaitu menangkarkannya. Dan sekarang bukan lagi burung Emprit tapi sudah beralih ke burung Jalak Bali.
Namun harus tetap saya akui bahwa karena pengaruh “gaya
hidup” waktu kecil itulah sesungguhnya insting saya jadi terasah. Rasa empati dan ilmu
perburungan saya menjadi lebih berkembang karena hal-hal tersebut.
Ada satu lagi
kenangan waktu kecil yang masih melekat sampai sekarang. Yang ini berkaitan
dengan pelajaran di sekolah. Waktu itu kami diajari tentang pepatah ”Jangan
membeli kucing dalam karung”. Pelajaran sederhana tersebut, buat saya terasa begitu
mengena. Mungkin karena objek pepatahnya adalah binatang dan barang yang sangat familiar
dengan alam fikiran anak-anak ndeso. Kucing adalah binatang yang berseliweran
di lingkungan kami, sedangkan karung adalah barang sehari-hari nangkring di dapur kami sebagai wadah padi hasil panen. Karena dekatnya objek tersebut dengan kehidupan kami, makanya
begitu mengena di hati kami. Kalau anak-anak
sekarang mungkin akan lebih mengena jika pepatahnya disesuaikan dengan jamannya
yaitu “Jangan membeli mainan dalam kemasan” kali ya . . .he he he.
Walaupun pepatah
pertama itu saya dengar puluhan tahun lalu, namun arti penting pepatah itu
masih saya rasakan sampai sekarang. Lebih-lebih saat saya menekuni penangkaran
burung Jalak Bali sekarang ini. Memangnya apa
hubungan kucing dalam karung sama menangkarkan burung ? Mungkin begitu
pertanyaan yang timbul.
Ada dong. . .
kasih tahu nggak ya . . . ???
Kasih tahu deh,
begini ya . . .
Pada saat kita
membeli kucing kita kan dilarang tuh membeli kucing yang mengeong-ngeong dalam
karung. Kenapa begitu, ya karena saat kita membeli kucing bagus atau jeleknya kucing bukan dilihat dari suaranya. Nah walaupun kadang kita membeli burung karena suaranya namun larangan itu juga masih berlaku saat kita membeli burung. Cuma beda dikit saja
Saat membeli
burung kita juga dilarang membelinya dalam sangkar yang di balut sarung alias
kerodong sangkar, tanpa membukanya terlebih dahulu. Makanya buka kerodongnya,
lihat baik-baik, baru putuskan untuk membeli atau tidak jadi membelinya.
Nah begitu. Pas
kita mau membeli burung, kenali burungnya dulu sejelas-jelasnya. Tanya usianya
berapa, berasal dari alam atau penangkaran, kesehatannya, makanan kesukaannya,
kebiasaan mandi, kebiasaan jemur dan lain-lain. Tanpa mengenali hal-hal
tersebut maka kemungkinan besar kita akan salah dalam meneruskan pemeliharaannya.
Jika kita salah memeliharanya maka burung akan mengalami stress. Ini alamat
tidak baik bagi bintang klangenan kita tersebut.
Terlebih-lebih
jika kita ingin membeli burung untuk ditangkarkan. Maka harus lebih
berhati-hati. Tiga persoalan pokok dalam membeli burung untuk ditangkarkan
adalah, asal penangkaran, katuranggan, dan kesehatan burung.
Asal penangkaran
ini penting. Tanyakan kepada orang dimana anda beli, apakah dia seorang
penangkar atau dia hanya sekedar bakul burung. Ada perbedaan yang sangat
mencolok antara seorang penangkar dengan seorang bakul burung.
Seorang
penangkar burung akan lebiih berhati-hati saat menggambarkan keadaan burungnya,
sedangkan seorang bakul burung cenderung menyampaikan keadaan burungnya hanya
dari aspek positifnya saja. Disamping itu seorang penangkar burung biasanya
memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman yang memadai berkaitan dengan BAGAIMANA
CARANYA MENANGKARKAN BURUNG. Sedangkan seorang bakul burung biasanya memiliki
ilmu dan pengalaman tentang BAGAIMANA CARANYA MERAIH UNTUNG DARI BERDAGANG
BURUNG.
Sekali lagi jika
tujuan anda dalam membeli burung adalah untuk materi dalam MENANGKARKAN BURUNG
maka akan jauh lebih baik jika anda membelinya kepada seorang PENANGKAR burung.
Karena dengan membeli dari seorang penangkar maka anda akan bisa banyak BELAJAR
bagaimana caranya menangkarkan burung.
Demikian juga
sebaliknya jika tujuan anda dalam membeli burung adalah dalam rangka BISNIS
BURUNG maka akan jauh lebih baik jika anda membelinya kepada seorang BAKUL
BURUNG. Karena dengan membeli dari seorang bakul burung maka anda akan bisa
banyak BELAJAR bagaimana caranya menangguk untung dari bisnis burung.
hadeh bersambung lagi ya . . . . . . . . . .. . . . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar