DENPASAR - Upaya menjadikan jalak bali tidak punah, sepertinya membuahkan hasil. Memang, sampai hari ini, tingkat penyebaran jalak bali di alam masih belum banyak, sekitar 30 ekor. Namun, jumlah burung yang menjadi ikon Bali ini di masyarakat sudah mencapai 1.700 ekor.
Untuk mendukung pertambahan populasi jalak bali (Bali Mynah), Kamis (4/7), Garuda Indonesia menggandeng PT Taman Safari Indonesia meresmikan konservasi dan pelestarian jalak bali di Bali Safari & Marine Park, Denpasar.
Menurut Direktur Garuda Indonesia, Novianto Herupratomo, dalam kerja sama ini, pihaknya memberikan bantuan berupa pembangunan satu unit rumah (aviary) dan pelestarian 18 ekor jalak bali.
"Harapan kami, keberadaan aviary dan pelestarian 18 ekor burung jalak bali akan memberikan kontribusi dalam penambahan populasi burung tersebut," ujar dia.
Novianto menjelaskan, di samping membangun rumah buat penangkaran jalak bali, dalam kerja sama ini, pihaknya juga melakukan pelatihan serta edukasi yang melibatkan masyarakat setempat dalam rangka mengembangkan keahlian dan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, agar turut berperan serta dalam melindungi dan menjaga jalak bali dari kepunahan.
"Kami pilih jalak bali, karena burung ini jumlahnya semakin langka di alam. Bahkan, informasinya hanya 30 ekor jumlahnya. Hal ini terjadi karena terbatasnya daerah sebaran dan kerusakan hutan akibat deforestasi, serta maraknya perburuan yang dilakukan secara tidak bertanggung jawab," ujar dia.
Novianto menambahkan, peresmian konservasi dan pelestarian jalak bali ini bersamaan dengan gelaran "International Green Aviation Conference 2013" yang berlangsung di Bali pada 1-4 Juli.
"Jujur saja, melalui program ini, sebenarnya kami ingin menunjukkan komitmen kami untuk terus menjaga keanekaragaman satwa yang merupakan salah satu aset penting bagi pariwisata Indonesia," kata Novianto sembari menambahkan ke depan harapannya jalak bali bisa dinikmati keberadaannya oleh masyarakat dalam dan luar negeri.
Sementara itu, Manager CSR dan PKBL Garuda Indonesia, Ridwan Edi yang ditemui terpisah membenarkan pendapat itu. Menurut dia, untuk program ini, pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp200 juta.
"Harapan kami, rumah penangkaran ini bisa dijadikan sarana bagi pertambahan populasi jalak bali ke depannya," kata dia.
Ridwan melanjutkan, pembangunan rumah penangkaran dan pelestarian jalak bali ini merupakana kelanjutan dari program CSR lain, yakni penangkaran penyu di Gili Trawangan dan Bangka Tengah. Di samping itu, terdapat juga program "One Passenger One Tree" di Taman Nasional Sebangu, Kalimantan Tengah. Di sini, Garuda menggandeng WWF Indonesia, Kementerian Kehutanan, dan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah untuk merehabilitasi hutan gambut dengan menanam 100.000 pohon pada areal seluas 250 hektare.
"Kalau yang ada di alam memang masih sedikit. Sedangkan yang dipelihara masyarakat mencapai 1.700 ekor. Untuk itu, pada bulan Agustus, rencananya akan mendatangkan 150 ekor jalak bali dari beberapa Taman Safari di Bogor, Prigen dan lain yang selanjutnya akan dilepaskan di wilayah Bali, sehingga sebarannya merata," ujar dia
Sumber : Sinar Harapan ( keliping koran )
Lebih dalam tentang jalak bali dapat dilihat di kompasiana
Untuk mendukung pertambahan populasi jalak bali (Bali Mynah), Kamis (4/7), Garuda Indonesia menggandeng PT Taman Safari Indonesia meresmikan konservasi dan pelestarian jalak bali di Bali Safari & Marine Park, Denpasar.
Menurut Direktur Garuda Indonesia, Novianto Herupratomo, dalam kerja sama ini, pihaknya memberikan bantuan berupa pembangunan satu unit rumah (aviary) dan pelestarian 18 ekor jalak bali.
"Harapan kami, keberadaan aviary dan pelestarian 18 ekor burung jalak bali akan memberikan kontribusi dalam penambahan populasi burung tersebut," ujar dia.
Novianto menjelaskan, di samping membangun rumah buat penangkaran jalak bali, dalam kerja sama ini, pihaknya juga melakukan pelatihan serta edukasi yang melibatkan masyarakat setempat dalam rangka mengembangkan keahlian dan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, agar turut berperan serta dalam melindungi dan menjaga jalak bali dari kepunahan.
"Kami pilih jalak bali, karena burung ini jumlahnya semakin langka di alam. Bahkan, informasinya hanya 30 ekor jumlahnya. Hal ini terjadi karena terbatasnya daerah sebaran dan kerusakan hutan akibat deforestasi, serta maraknya perburuan yang dilakukan secara tidak bertanggung jawab," ujar dia.
Novianto menambahkan, peresmian konservasi dan pelestarian jalak bali ini bersamaan dengan gelaran "International Green Aviation Conference 2013" yang berlangsung di Bali pada 1-4 Juli.
"Jujur saja, melalui program ini, sebenarnya kami ingin menunjukkan komitmen kami untuk terus menjaga keanekaragaman satwa yang merupakan salah satu aset penting bagi pariwisata Indonesia," kata Novianto sembari menambahkan ke depan harapannya jalak bali bisa dinikmati keberadaannya oleh masyarakat dalam dan luar negeri.
Sementara itu, Manager CSR dan PKBL Garuda Indonesia, Ridwan Edi yang ditemui terpisah membenarkan pendapat itu. Menurut dia, untuk program ini, pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp200 juta.
"Harapan kami, rumah penangkaran ini bisa dijadikan sarana bagi pertambahan populasi jalak bali ke depannya," kata dia.
Ridwan melanjutkan, pembangunan rumah penangkaran dan pelestarian jalak bali ini merupakana kelanjutan dari program CSR lain, yakni penangkaran penyu di Gili Trawangan dan Bangka Tengah. Di samping itu, terdapat juga program "One Passenger One Tree" di Taman Nasional Sebangu, Kalimantan Tengah. Di sini, Garuda menggandeng WWF Indonesia, Kementerian Kehutanan, dan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah untuk merehabilitasi hutan gambut dengan menanam 100.000 pohon pada areal seluas 250 hektare.
Lepas Lima Burung
Peresmian program ini ditandai dengan pelepasan lima burung jalak bali yang sebelumnya ditangkarkann ke kandang yang ada di Bali Safari & Marine Park, Denpasar, oleh Direktur Garuda Novianto Herupratomo dan Direktur Taman Safari Indonesia Tonny Sumampau.
Direktur Taman Safari Indonesia Tony Sumampau, menambahkan, upaya Garuda dalam mendukung peningkatan jumlah jalak bali patut diapresiasi. Mengingat, saat ini, jumlah Jalak Bali yang sangat minim.
Direktur Taman Safari Indonesia Tony Sumampau, menambahkan, upaya Garuda dalam mendukung peningkatan jumlah jalak bali patut diapresiasi. Mengingat, saat ini, jumlah Jalak Bali yang sangat minim.
"Kalau yang ada di alam memang masih sedikit. Sedangkan yang dipelihara masyarakat mencapai 1.700 ekor. Untuk itu, pada bulan Agustus, rencananya akan mendatangkan 150 ekor jalak bali dari beberapa Taman Safari di Bogor, Prigen dan lain yang selanjutnya akan dilepaskan di wilayah Bali, sehingga sebarannya merata," ujar dia
Sumber : Sinar Harapan ( keliping koran )
Lebih dalam tentang jalak bali dapat dilihat di kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar