Oleh : Pak Syam, Penangkar burung
Jalak Bali Klaten
Hp. 081280543060, 087877486516, WA.
081280543060, Pin BB. 53E70502, 25D600E9
Seri Ramadhan, session 7
!! menangkar jalak bali !! merawat jalak bali !! menjual jalak bali !! budi daya jalak bali !!
Dulu saya sering terkesima, ketika ada teman
sesama penangkar yang bercerita bahwa si A memiliki 40 kandang penangkaran burung cucak rawa, si
B memiliki 50 kandang penangkaran burung murai batu ekor panjang.
Waktu itu saya belum bisa membayangkan,
bagaimana seandainya yang memiliki kandang sebanyak itu adalah saya. Sedikitpun
tidak terbayang, wong lahan yang saya miliki sangat sempit kok. Jadi mustahil
saya bisa membangun kandang sebanyak itu, kecuali kalau ada rejeki untuk
membeli lahan sebelah rumah.
Tahun berganti tahun, tak terasa sudah 'banyak' tahun saya lalui bersama burung-burung penangkaran saya. Namun jangankan tembus angka 40 kandang, 15 kandang penangkaranpun belum bisa saya wujudkan. Dan sampai saat ini saya
baru bisa membuat 12 kandang penangkaran. Namun buat saya ini adalah anugerah
yang sudah sangat saya syukuri.
Bayangkan saja, saya hanya
memiliki sisa lahan sekitar 4m x 3m saja. Oooo . . . luar biasa, memiliki lahan sesempit itu kok
bisa membangun sampai 12 kandang penangkaran, gimana cerita ini ?
Itulah yang disebut sebagai the power of
kepepet. Meski hanya memiliki lahan yang sempit, namun karena tekat yang kuat untuk memiliki kandang penangkaran yang banyak, akhirnya jadilah 12 kandang tersebut.
Cerita lebih detailnya begini. Pada awalnya mentor
breeding saya, datang ke rumah dengan membawa banyak wejangan. Kata beliau “Menangkar
burung itu tidak perlu memiliki kandang yang banyak. Yang penting efektif”. Hah
. . . yang penting efektif, apa maksudnya ini, bisikku dalam hati.
Saya menduga beliau memberikan wejangan
seperti itu karena beliau tahu bahwa untuk memenuhi keinginan saya membangun penangkaran ini, saya hanya memiliki secuil lahan saja. Kemudian sang mentor yang sudah malang melintang di dunia penangkaran
belasan tahun ini menunjuk sebuah kamar, kebetulan kamar anak saya
yang pertama. Dengan tanpa beban beliau bilang “Kamar ini juga bisa dibuat kandang.
Bisa dibuat 3 kandang penangkaran”. Hah . . . . kamar dibuat kandang
penangkaran ? Saya terperanjat. Masak sih kamar anak dibuat kandang penangkaran ?
He la . . . dalah . . . sekitar dua tahun kemudian,
wejangan itu terbukti. Namun yang menjadi kurban adalah gudang tempat menyimpan barang-barang bekas di rumah kami. Sebuah gudang berukuran 5m x 3,5m kemudian saya alih fungsikan menjadi kandang penangkaran. Kini 5 buah kandang penangkaran sudah berdiri
dengan kukuh di bekas gudang tersebut.
Nah 5 buah kandang ini ditambah 3 buah
kandang yang saya bangun di sisa lahan yang saya ceritakan di atas maka
jumlahnya menjadi 8 buah kandang penangkaran. Beberapa tahun sebelum saya “menyulap” gudang tersebut menjadi kandang penangkaran saya juga sudah membuat kandang dengan cara ngedag alias
membuat lantai dua yang letaknya persis di atas dapur. Di bangunan yang yang
seadanya ini saya membuat 4 kandang penangkaran. Jadi total jenderal saya
memiliki 12 kandang penangkaran. Itu cerita tentang asal muasal ke-12 kandang penangkaran saya.
Setelah melalui jalan berliku, jatuh
bangun, suka duka, senyum ketawa dalam penangkaran, akhirnya saya bertekat
untuk menerapkan wejangan mentor saya tersebut. Yaitu bagaimana menjadikan
kandang penangkaran tersebut efektif memberikan income kepada saya secara rutin.
Karena faktanya banyak penangkaran yang tidak efektif dalam menghasilkan
income. Secara umum paling efektifitas kandang penangkaran hanya sekitar 50%
saja. Jika kisarannya antara 60% -70% itu sudah tergolong sangat efektif. Nah saya
ingin kandang saya kelak menjadi kandang penangkaran yang efektif . . .tif . . .tif . . .tif
Memang sih ngomongin soal efektifitas
dalam penangkaran, sangat menarik. Karena ternyata tidak efektifnya banyak penangkaran ternyata juga nyambung dengan persoalan sehari-hari. Tidak percaya ? Berikut ini saya kutipkan hasil
sebuah survey tentang tidak efektifnya pemanfaatn 'benda' canggih. Sebuah survey memaparkan hasilnya sebagai berikut :
1. Sebuah smartphone, 70% fiturnya tidak
difungsikan secara efektif
2. Sebuah mobil mewah, 70 % speednya tidak difungsikan
dengan efektif
3. Sebuah vila megah, 70 % lahannya tidak
difungsikan secara efektif
4. Di perguruan tinggi, 70 % mata kuliahnya
tidak nyambung dengan profesi sarjananya
5. Kegiatan social, 70 % hanya sekedar iseng
6. Hidup hanya diisi dengan cari duit yang
70 %nya hanya akan dinikmati ahli waris
Tahukah anda itu hasil surveynya siapa. Hasil survey Cak Lontong . . . ya itu hasil survey Cak Lontong, pantes ngelantur ya . . . ? Tapi biarkan hasilnya ngelantur namun dalam
kontek penangkaran burung, ternyata hasil survey Cak Lontong ini cukup relevan.
Maka dari itu jika saat ini anda hanya memiliki lahan yang sempit, gak usah sedih apa lagi sampai menangis. Gak ada gunanya. Saran saya bikin kandang saja dan kelola dengan efektif, maka kelak anda akan senyum-senyum sendirian saat mendapatkan hasilnya. Itu jika anda mengelola dengan efektif lo.
Maka dari itu jika saat ini anda hanya memiliki lahan yang sempit, gak usah sedih apa lagi sampai menangis. Gak ada gunanya. Saran saya bikin kandang saja dan kelola dengan efektif, maka kelak anda akan senyum-senyum sendirian saat mendapatkan hasilnya. Itu jika anda mengelola dengan efektif lo.
Jadi kembali ke judul tulisan di atas, jika
kita bisa mengefektifkan kandang penangkaran secara maksimal maka dengan memiliki
sisa lahan seluas 3m x 3m memberikan peluang bagi anda untuk memiliki income
sebesar 40,25 jt – 45 jt perbulan. Gimana caranya pak Syam ?
Bikin 3 kandang penangkaran, trus isi
dengan burung jalak bali. Jika pengelolaan anda efektif maka ketiga kandang
tersebut berpeluang untuk menghasilkan 9 ekor piyikan perbulan. Sesuai
pengalaman saya dalam menangkar burung jalak bali, satu indukan biasa bertelur
2-4 ekor. Ini tergantung gen dari indukannya, kalau ditempat saya biasanya
bertelur sebanyak 3 biji.
Saya ambil rata-rata 3 ekor, maka tiga
kandang menghasilkan 9 ekor piyikan. Harga perpasang sekitar 10 jt rupiah, jika
sedang apes taruhlah 8,5 jt perpasang maka anda berpeluang untuk mengantongi
uang sebesar 42,5 jt – 45 jt. Dan ingat itu duit semua lo, gak campur daun he
he he . . .
Dengan deretan cerita seperti di atas,
maka ketika saya mendengar ada penangkar yang memilik 40 kandang penangkaran,
atau 60 kandang penangkaran, saya sudah cukup puas melirik sisa lahan yang
hanya berukuran 4m x 3m yang saya miliki. Asal kita memiliki kesungguhan dalam
mengelola kandang penangkaran, disertai dengan managemen yang bagus maka 3
kandang tersebut potensial menghasilkan income sama dengan 6 kandang atau bahkan 9
kandang milik mereka yang dikelola dengan tidak efektif.
Kuncinya ada pada kesungguhan dan
managemen pengelolaan. Managemen yang saya maksud di samping menyangkut pakan
dan kenyamanan kandang, yang paling utama adalah kejelian kita untuk hanya
memilih indukan yang produktif. Sortir indukan yang males-malesan berproduksi,
segera ganti dengan burung baru. Memang hal ini bukanlah hal yang mudah, perlu
kesungguhan dan kesabaran ekstra. Namun jika kita mampu, maka efektifitas
penangkaran kita akan maksimal.
Nah jika kita hanya memiliki lahan yang
sempit, tidak ada pilihan lain kecuali menangkar dengan sungguh-sungguh
disertai kesabaran untuk terus memberikan asupan gizi terbaik, memberikan
suasana kandang yang nyaman dan memilih indukan yang produktif. Itu kunci
utamanya. Itulah ikhtiyar yang terbaik jika kita ingin memiliki kandang
penangkaran yang efektif.
Jika ikhtiyar sudah kita lakukan dengan
sebaik-baiknya, maka insya Allah do’a kita “Ya Allah berikan kami trotolan yang
banyak” tidak lama lagi akan terkabul. Konon kata para kasepuhan, do’a yang paling
gampang diijabah oleh Allah adalah do’a yang disertai dengan usaha konkrit,
bukan do’a yang kosong. Maka jauhi do’a yang kosong ya . . .
ingin menengok penangkaran burung jalak bali pak Syam . . .KLIK saja di SINI
ingin membeli burung jalak bali . . .KLIK saja di SINI
!! menangkar jalak bali !! merawat jalak bali !! menjual jalak bali !! budi daya jalak bali !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar