Oleh : Pak Syam, Penangkar burung
Jalak Bali Klaten
Hp. 081280543060, 087877486516, WA.
081280543060, Pin BB. 53E70502, 25D600E9
Seri Ramadhan, session 9
!! menangkar jalak bali !! merawat jalak bali !! menjual jalak bali !! budi daya jalak bali !!
Suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab ra melakukan perjalanan dinas rahasia. Beliau mengenakan pakaian rakyat biasa, berangkat seorang diri tanpa pengawalan dan tanpa staf yang menyertainya. Beliau ingin mengetahui keadaan rakyat yang sebenarnya secara langsung. Kebiasaan seperti ini memang sudah menjadi tradisi dalam gaya kepemimpinan beliau
Saat memasuki suatu dusun, Umar
bin Khattab melihat ada seorang lelaki sedang duduk di depan kemahnya. Dari dalam kemah itu, ia mendengar suara perempuan yang sedang merintih
kesakitan. Suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab ra melakukan perjalanan dinas rahasia. Beliau mengenakan pakaian rakyat biasa, berangkat seorang diri tanpa pengawalan dan tanpa staf yang menyertainya. Beliau ingin mengetahui keadaan rakyat yang sebenarnya secara langsung. Kebiasaan seperti ini memang sudah menjadi tradisi dalam gaya kepemimpinan beliau
Setelah memberi salam Umar bertanya.
“Apa yang sedang kau lakukan,
wahai saudaraku?”
“Aku sedang menunggui istriku
yang akan melahirkan,” jawab lelaki itu.
“Siapa yang menolongnya di
dalam?”
“Tidak ada…”
“Jadi istrimu sendirian?” tanya
Umar tidak mengerti.
“Iya, aku tidak punya uang
untuk membayar “bidan” untuk menolongnya,” jawab lelaki itu dengan muka sedih. “Kalau
begitu, suruh istrimu bersabar sebentar, aku akan segera kembali,” ucap Umar.
Secepat kilat Umar memacu kudanya, meninggalkan debu di depan kemah lelaki itu. Tak lama kemudian, ia kembali bersama
seorang perempuan. Tanpa bicara perempuan itu langsung masuk ke dalam tenda.
“Terima kasih dan maaf telah merepotkanmu,” kata lelaki itu kepada Umar. “Tidak apa-apa. Ngomong-ngomong mengapa kamu tidak melaporkan keadaanmu kepada Khalifah Umar bin Khattab? Bukankah kau berhak mendapatkan jaminan kesejahteraan dari negara ?” tanya Umar.
“Terima kasih dan maaf telah merepotkanmu,” kata lelaki itu kepada Umar. “Tidak apa-apa. Ngomong-ngomong mengapa kamu tidak melaporkan keadaanmu kepada Khalifah Umar bin Khattab? Bukankah kau berhak mendapatkan jaminan kesejahteraan dari negara ?” tanya Umar.
Lelaki itu langsung berdiri,
dia memandang orang di depannya dengan sorot mata tajam dan menusuk. Umar
terkejut melihat reaksi lelaki itu. “Jangan kau sebut nama orang terkutuk itu
di hadapanku!” ujar lelaki itu dengan nada suara tinggi. “Memangnya kenapa,
wahai saudaraku?” Umar penasaran.
“Orang itu hanya mementingkan
dirinya sendiri. Dia tak punya perhatian kepada rakyat kecil. Dia hanya peduli
dengan orang-orang kaya,” jawab lelaki itu
penuh amarah.
“Hmm.. kau sudah pernah bertemu
dengannya?” tanya Umar.
“Belum, lagi pula untuk apa aku
bertemu dengannya?” katanya.
“Seandainya kau bertemu
dengannya. Apa yang akan kau lakukan?” tanya Umar tersenyum. “Aku akan
membunuhnya!” tandasnya.
Tiba-tiba terdengar suara bayi
menangis dari dalam kemah. “Ya Amirul mukminin, alhamdulillah . . . persalinan
berjalan dengan lancar. Ibunya selamat dan bayinyapun sehat!” teriak “sang
bidan” dari dalam tenda.
Khalifah Umar bin Khattab
segera bersujud syukur. Sementara itu, si lelaki nampak gembira sekali. Gembira karena istri dan anaknya selamat. Namun diwajahnya juga nampak semburat keheranan. Ia heran karena lelaki di depannya itu dipanggil dengan sebutan “Amirul Mukminin”.
“Lekas kau temui istrimu, dan
ini uang sekedarnya untuk membantu perawatan anakmu.” kata Umar sambil memberikan sekantung
uang yang segera diterima dengan suka cita. Sebelum lelaki itu masuk, dia
memandang ke arah Umar. “Wahai tuan, siapa tuan sebenarnya?” tanya lelaki itu
penasaran. “Aku, Umar bin Khattab, Khalifah yang terkutuk itu,” jawab Umar
sambil tersenyum. Dan sang “bidan” tadi tak lain adalah istrinya Umar.
(sumber: nu.or.id)!! menangkar jalak bali !! merawat jalak bali !! menjual jalak bali !! budi daya jalak bali !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar