Masih sering
saya mendapatkan pertanyaan dari calon
penangkar burung Jalak Bali tentang bagaimana caranya menjodohkan burung secara efektif.
Mungkin bagi para penangkar soal tehnik bagaimana cara menjodohkan sepasang
burung adalah persoalan sederhana. Tapi tidak demikian halnya dengan para calon
penangkar. Bagi mereka sering kali hal ini masih menjadi persoalan besar.
Memang harus
diakui bahwa menjodohkan sepasang burung untuk ditangkarkan adalah pekerjaan
yang gampang-gampang susah. Disebut gampang karena secara teori menjodohkan
sepsang burung untuk ditangkarkan memang pekerjaan yang gampang. Namun di
lapangan seorang “master breeding” sekalipun tidak jarang kecele saat
menjodohkannya terutama saat menjodohkan burung-burung yang memiliki kemiripan fisik
antara burung yang berkelamin jantan dan
burung yang berkelamin, seperti pada burung cucak rawa atau jalak bali.
Secara teori menjodohkan
sepasang burung untuk ditangkarkan dapat dilakukan melalui dua cara.
Pertama dengan
cara mengenalkan mereka terlebih dahulu. Sepasang burung yang akan kita
jodohkan kita masukkan ke dalam dua kandang yang berbeda. Masing-masing kandang
letakkan secara berdekatan untuk beberapa hari. Ini kita lakukan setiap hari
dari pagi sampai malam. Nah tanda-tanda ahwa sepasang burung ini sudah berjodoh
bisa dilihat dari beberapa ciri, misalnya sudah saling mendekat, tidak
menunjukkan sikap saling menyerang, kadang bahkan kalau tidur sudah saling
berdempetan ( jika kandang diletakkan secara berdempetan)
Nah jika
cirri-ciri tersebut sudah tampak pada pasangan burung ini maka, burung tersebut
sudah aman untuk dimasukkan ke dalam kandang penangkaran. Namun begitu tetap
memerlukan pengawasan untuk beberapa hari ke depan. Terutama untuk jenis burung
yang “ganas” seperti burung murai batu.
Khusus pada kasus burung murai batu pengawasan ini harus lebih ekstra, sebab
jika lengah keselamatan si betina bisa terancam.
Yang kedua, biasa
dilakukan dengan cara “ombyokan” ( maaf ini bahasa orang klaten). Dimana
beberapa ekor burung yang belum teridentifikasi dengan jelas jenis kelaminnya
kita masukkan ke dalam kandang besar
dalam jumlah yang banyak sesuai dengan kapasitas kandang.
Setelah “seombyokan”
burung kita masukkan ke dalam kandang tersebut, semua burung penghuni kandang
kita beri kebebasan untuk mencari pasangan masing-masing sesuai dengan pilihan
mereka. Jika semuanya berjalan lancar maka, biasanya dalam beberapa hari ke
depan burung-burung itu akan mencari pasangan masing-masing. Pasangan yang
mereka pilih sendiri ini biasanya akan menjadi pasangan yang lebih baik dibanding
jika kita memaksa dua burung untuk berjodoh sebagaimana saya sampaikan seperti
pada teknik yang pertama di atas. Rupanya hukum asmara di dunia burungpun juga
berlaku, bahwa penjodohan model siti nurbaya juga tidak baik dilakukan di dunia
burung.
Saya pribadi
lebih memilih untuk menjodohkan burung jalak bali saya dengan teknik penjodohan
model yang kedua ini. Biasanya dalam satu kandang saya ombyokkan anakan jalak
bali dengan jumlah antara 4 - 6 ekor. Pada hari pertama langsung terlihat mana
burung yang cenderung berantem. Namun beberapa pekan kemudian akan terlihat
mana yang berjodoh disamping juga tetap terlihat burung-burung mana yang terus berantem. Dari
sinilah kemudian kita bisa menyeleksi burung ini akan kita jodohkan dengan
burung yang itu. Burung yang itu selalu berantem dengan yang ini, maka tidak
mungkin dijodohkan dan seterusnya.
Hanya saja
kelemahan dari teknik yang kedua ini, kita harus memiliki burung dalam jumlah
yang lumayan banyak agar bisa di ombyokkan. Karena prasyarat pada penjodohan
model kedua ini adalah memasukkan burung ke dalam kandang besar dalam jumlah
ombyokan maka kadang sulit untuk dilakukan oleh calon penangkar atau penangkar
pemula yang hanya memiliki sepasang burung saja.
Bagi yang hanya
memiliki sepasang burung, maka gunakanlah teknik penjodohan sebagaimana pada
teknik penjodohan pada model pertama.
Atau alternative
lain, belilah burung pada penangkar yang menggunakan teknik penjodohan dengan
cara ombyokan seperti ini. Dan cara seperti ini insya Allah relative lebih aman.
Sedikit tuisan
ini semoga bisa memberi manfaat sebagai panduan dalam menjodohkan burung bagi
pemula. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar