Oleh : Pak Syam (Penangkar Burung Jalak Bali Klaten)
Penipuan burung cukup marak terjadi di masyarakat kita. Yang lazim
terjadi modusnya lewat jual beli burung. Dan terutama jual beli burung yang
dilakukan secara online.
Penipuan di dunia burung sebenarnya bukan hal istimewa. Karena riilnya penipuan
tidak hanya terjadi di dunia burung saja. Penipuan telah menyebar di semua
sektor. Coba datanglah ke pasar kambing. Beractinglah layaknya seorang pembeli
kambing beneran. Jika kualitas acting anda bener-bener mirip jurkam (juragan
kambing) Anda bakal menemukan begitu banyak penjual kambing yang kurang jujur
saat mempromosikan kambing miliknya. Promosi yang sudah dicampur kebohongan
tentunya.
Anda mau beli motor ?
Setali tiga uang dengan kasus kambing di atas. Kunjungilah salah
satu show room motor bekas di kota anda. Andapun potensial ketemu calo. Jika
anda tidak berhati-hati anda bakal di giring untuk membeli motor yang tidak
bener dan dengan harga yang tidak bener pula. Motor
yang mesinnya sudah dipreteli, dengan bodi yang digosok kinclong, sudah cukup
alasan bagi para calo untuk memasang harga sampai sundul langit sambil
mengatakan “Ini orisinil mas !”
Anda mau ngurus sertifikat
tanah, membuat akte pendirian usaha, mengajukan ijin pendirian bangunan,
memasukkan proposal tender proyek, masuk industri garmen, kulakan besi, beli
sayur mesti hati-hati karena semua itu bisa menjadi sarana penipuan. Karena
penipuan berpeluang terjadi di semua sector, barang maupun jasa. Jadi sekali
lagi penipuan bukan menjadi monopoli dunia perburungan saja, apa lagi dunia
perburungan online.
Dalam beberapa hari ini saya mendapat
beberapa pengaduan dari orang-orang yang ditipu saat bertransaksi burung.
Sebenarnya rata-rata modusnya masih modus lama. Misalnya begini. Si A
menawarkan burung jalak bali dengan harga miring banget bahkan hanya sekitar
30% dari harga dimana saya biasa menjual yaitu hanya sekitar 3,5 juta sepasang.
Kemudian calon pembeli melakukan tawar menawar.
Setelah deal dan disepakati
cara pembayaran dengan model transfer, dijanjikan kepada pembeli bahwa burung
akan dikirim hari itu juga. Namun setelah uang ditransfer, kiriman burung tidak
kunjung datang. Dan celakanya nomor hp-nya sudah tidak bisa dikontak lagi.
Sebenarnya penipuan ini
bermodus lama. Tapi yang aneh masih ada saja orang yang kena tipu. Dan jangan
lengah penipuan ini juga berpeluang menimpa kita. Di mana sebenarnya
“kehebatan” dari penipuan ini sehingga masih saja bisa memangsa korban-koran
baru ?
Sebelum menjawabnya saya
teringat pesan bang napi dalam iklan layanan masyarakat yang ditayangkan salah
satu stasiun televisi suasta beberapa tahun lalu. Pesannya begini “Ingat
kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena
adanya kesempatan . . .waspadalah . . . waspadalah . . . !
Dari beberapa kasus yang
saya cermati, saya melihat bahwa beberapa korban penipuan di dunia online,
karena “salahnya korban sendiri”. Setidaknya karena adanya andil dari sang
korban. Di mana sang korban menyediakan diri untuk masuk ke dalam perangkap si
penipu. Umpan paling efektif untuk menjerat calon korban adalah harga burung
yang miring. Dan ini yang sering terjadi.
Si penipu tahu betul bahwa
kebanyakan dalam membeli burung umumnya orang hanya berpatokan pada harga
burung saja. Soal kualitas burung apa lagi legalitas burung (untuk
burung-burung yang dilindungi) sebagian besar tidak perduli. Mereka hanya
berfikir soal harga. Asal harganya murah ( dengan diembel-embeli burungnya
bagus) maka akan dia beli.
Karena focus mereka pada
harga burung maka begitu mendapatkan tawaran via internet misalnya harga
sepasang jalak bali bersertifikat hanya tiga juta lima ratus ribu rupiah
perpasang, maka mereka menjadi sangat antusias. Antusiasme inilah yang digarap
lebi lanjut oleh penipu tersebut.
Begitu antusiasme calon
korban sudah terbaca oleh sang penipu maka si calon korban akan semakin
digarap. Misalnya dengan mengatakan cukup kasih uang muka 50% saja, Ini artinya
dengan uang 1,75 jt saja anda sudah bisa memiliki sepasang jalak bali. Coba
siapa yang tidak ngiler ?
Setelah itu pada saat
pengiriman tiba-tiba ada kabar dari fihak ekspedisi yang menagih premi asuransi
sebesar 50%. Ketika ditanyakan kok pakai bayar premi asuransi segala dan
besarnya kok sampai 50% ? Fihak ekspedisi abal-abal tersebut bilang bahwa ini
memang ketentuan di ekspedisi kami. Perdebatanpun tidak bisa dihindari. Dan selanjutnya
anda sudah bisa menebak sendiri bagaimana jalan ceritanya. Silakan dilanjutkan
sendiri ya . . . .
Saya ingin menyampaikan
bahwa, saat anda ingin membeli burung jalak bali dengan tujuan untuk
ditangkarkan sebenarnya soal pembelian burung, itu hanya salah satu aspek saja.
Jika anda ingin menangkarkan burung dengan aman nyaman dan berhasil dengan
baik, ada beberap aspek yang mesti anda penuhi. Berikut ini saya paparkan
beberapa di antaranya.
Pertama; kelayakan burung untuk di tangkarkan. Ini menyangkut kesehatan
dan kondisi burung ( tidak cacat). Ini mutlak. Anda tidak bisa berharap pada
burung yang sedang sakit untuk bertelur. Anda juga tidak disarankan untuk
menangkar burung yang cacat permanen. Karena bakal mengganggu jalannya
penangkaran anda.
Kedua; legalitas burung. Jika anda membeli burung-burung yang
dilindungi maka pastikan burung yang anda beli statusnya legal. Pastikan bahwa
burung yang anda beli memiliki sertifikat. Yang kedua pastikan bahwa sertifikat
burung tersebut asli bukan abal-abal. Karena di pasaran tidak sedikit beredar
sertifikat burung yang kelihatannya asli tapi ternyata palsu.
Bagaimana cara mengecek
sertifikat seekor burung misalnya jalak bali asli atau palsu ? Pertama minta
ditunjukkan sertifikatnya. Lihatlah . . . dengan menggunakan
insting anda cobalah untuk mencermati. Kira-kira sertifikat seperti ini asli
atau palsu. Tunggu komentar dari suara hati terdalam anda “Ooo ini kayaknya
asli . ..atau . . .ini kayaknya kok tidak meyakinkan, saya ragu kalau sertifikat
ini asli . . .masak kayak begini asli . . .”. Percayalah dengan kata hati anda.
Kedua; kenali nama farm dari penangkarnya. Lakukan check and recheck ke
panangkarnya. Anda bisa menghubungi nomor telepon yang tercantum dalam
sertifikat tersebut. Ketiga; lakukan penelitian terhadap sertifikatnya. sebagai
mana contoh dalam sertifikat berikut.
Ket Gambar : Contoh sertifikat dalam artikel ini tidak bersifat mengikat
Ketiga; ketersambungan informasi, dimana
anda harus berusaha membeli burung tidak dengan sistim beli putus. Belilah
burung tapi bukan sekedar burungnya saja. Belilah burung sekaligus membeli
tatacara perawatannya. Lebih-lebih jika anda membeli burung dengan tujuan untuk
ditangkarkan, maka pastikan bahwa pasca transaksi anda tetap bisa menjalin
kontak dengan penjual (penangkar) sampai anda memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang cukup tentang cara merawat dan menangkarkannya dari awal sampai
burung berproduksi.
Hal ini penting anda lakukan karena proses menangkar burung itu
kadang tidak sesederhana yang ada dalam teori. Anda akan selalu dihadapkan pada
banyak rintangan yang dijamin pasti akan membingungkan anda. Maka agar
penangkaran anda tidak mengalami kebuntuan anda harus tetap menjalin kontak
dengan penjual ( penangkar). Banyak persoalan yang dirasakan sebagai persoalan
besar oleh penangkar pemula, tapi bagi penangkar yang sudah pernah mengalaminya
sebenarnya itu persoalan yang biasa saja. Persoalan tersebut dianggap besar
hanya karena dia baru mengalami saja. Karena dalam praktiknya tidak ada penangkar
yang tidak mengalami liku-liku, maka jika anda mengalam kesulitan
sering-seringlah mengontak penjual (penangkar)nya.
Keempat; penguasaan teori penangkaran.
Pengetahuan kita tentang penangkaran itu penting, walaupun dia bukan
segala-galanya. Milikilah pengetahuan secukupnya. Jangan terlalu banyak tahu, juga
jangan terlalu minim pengetahuan. Sebab banyak tahu nanti malah ragu-ragu untuk
melangkah. Dan minimnya pebgetahuan hanya akan membuat jalannya penangkaran anda
terseok-seok. Miliki pengetahuan secukupnya saja, setelah itu praktekkan. Dan
selanjutnya anda bisa belajar sambil berjalan . .eh . . .maksud saya belajar
sambil menangkar.
Kelima; istiqomah yaitu tetap tekun dalam
menjalankan penangkarannya. Karena menangkar burung tidak selalu berjalan
lempeng, banyak kendala dan rintangan. Maka tetap sabar dan terus menekuni
penangkarannya adalah solusi terbaik. Jangan mudah berputus asa. Sebagai contoh
teman saya Haji Subehan, penangkar burung cucak rawa di Kalimantan bahkan
sampai lima belas tahun baru bisa menikmati hasilnya. Dan konon jumlah kandang
beliau juga tidak banyak, tapi produkstivitasnya tinggi. Jadi malah efisien,
dibandingkan dengan jumlah kandang yang banyak tapi produktivitas rendah.
Kandang yang banyak tapi produktifitasnya rendah bisa membuat capek di badan
juga capek di kantong. Beda kalau kandangnya sedikit saja tapi produktivitas
tinggi. Sedikit dalam bahasa beliau ini adalah 12 kandang. Mantap to ?
Demikian sedikit sumbang saran dari saya terkait penipuan di dunia
burung dan bagaimana mensikapinya. Pesan saya berlatihlah untuk menjadi orang
yang tidak gampang di tipu, karena biasanya orang yang baik itu justru gampang
di tipu. Menjadi orang baik itu wajib, dan menjadi orang gampang ditipu itu
haram hukumnya. Latihlah diri anda jangan sampai menjadi orang baik namun mudah
di tipu.
Jadilah orang baik yang selektif, namun harus tetap khusnudzon dan
tanpa meninggalkan kewaspadaan anda. Sebagaimana pesan Amirul Mukmini Sayyidina
Umar “Saya adalah orang baik, tapi jangan kira bahwa saya gampang di tipu.”
Semoga kita bisa meneladani sikapnya Umar Ra yaitu menjadi orang
baik yang tidak mudah ditipu. Mengingatkan para penipu agar tidak melakukan
penipuan lagi itu memang perlu. Tapi mendidik diri kita untuk tidak gampang
ditipu itu juga penting.
Ya Allah jauhkanlah diri kami dari mentalitas menipu dan juga
mentalitas untuk ditipu, Aamiin !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar