masih dalam serial membangun wira usaha perburungan . . . . .bag. 5
Pak Syam saya sudah baca semua tulisan anda, tapi pas mau memulai
menangkar burung jalak bali, saya masih ragu. Masih kurang yakin kalau ternak
yang bakal saya lakukan bakal berhasil.
Apa jawab pak Syam ? Sampean orang normal ! Begitu jawab pak Syam.
Maksudnya pak Syam ? Ya sampean orang normal, karena sampean masih
memiliki rasa ragu ragu, perasaan takut gagal, kuatir invest yang ditanamkan di
penangkaran burung jalak bali bakal hangus. Itu bukti bahwa sampean masih normal.
Coba seandainya, sampean setelah membaca artikel-artikel saya kemudian
semangat sampean untuk menggeluti wira usaha perburungan langsung terlecut. Motor
yang sedang diparkir didepan rumah langsung sampean jual tanpa musyawaroh sama
bini. Untuk apa motor dijual ? Untuk membeli indukan kenari.
Atau tiba-tiba mobil sampean yang sedang opname di bengkel tiba-tiba
sampean masukkan pegadaian tanpa memberitahu istri sampean, padahal mobil itu angsuran
kredit perbulannya dibayari mertua. Kenapa dijual ? Karena sampean kebelet
segera menangkarkan burung jalak bali.
Lak saya jadi repot, karena saya dimarahi banyak orang. Gegara saya
orang-orang pada jualin harta benda, menggadaikan barang-barang di rumah, atau
menguras gudang barang bekas untuk dibarter dengan burung. Iya to ?
Untunglah sampean semua masih normal, karena masih menyisakan rasa takut
di dalam hati. Jadi saya aman . . . he. . .he . . .he . . .
Saya seneng kepada orang yang pembawaannya tenang. Hatinya lembut,
langkahnya tertata sehingga tidak grusa-grusu. What is the meaning of
grusa-grusu ?
Menurut kamus besar Bahasa Inggris karangan Vicky bahwa yang dimaksud dengan grusa-grusu adalah semua tindakan yang dilakukan
tanpa perencanaan yang baik dan dilakukan dengan terburu-buru. Jadi menurut si “Kontroversi
Hati” ini dua variable utama daru sikap “Grusa-Grusu” adalah tanpa perencanaan dan
terburu-buru. Pesan saya singkirkan jauh-jauh sikap grusa-grusu dalam melakukan penangkaran
burung dari kamus breeding sampean.
Pada dasarnya menangkarkan burung jalak bali itu gampang kok. Kunci suksesnya
sederhana sekali. Apa itu kunci suksesnya ? Pertama sampean memiliki burung berkualitas. Kedua sampean
memiliki mentor yang membimbing penangkaran. Ketiga tawakal pada sang pemilik
rejeki.
Jika ketiga hal di atas sampean miliki maka insya Allah sampean bakal
senyum-senyum sendirian sepanjang bulan. Gak kayak karyawan. Kalau karyawan kan biasanya hanya bisa tersenyum pada saat tanggal muda, di tanggal pertengahan sudah
mecucu kayak orang sariawan yang sakit gigi. Iya toh ? Apa lagi tanggal tua, dia sudah mirip orang sakit gigi yang terserang batuk pilek.
Jadi agar sampean menjadi penangkar burung jalak bali yang berhasil maka
ikhtiar sampean mesti tepat. Kayak orang mancing ikan di empang itu lo. Seorang
pemancing professional yang pingin mendapatkan ikan yang banyak maka dia
melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Dia akan menyiapkan segala perangkatnya
dengan tepat, menjalaninya dengan semangat patlima. Iya to ? Makanya hasilnya
bagus.
Coba kalau seorang pemancing pas mau mancing dia melakukannya sekenanya,
seperti yang dilakukan oleh si Paijo dalam kisah berkut ini.
Al kisah suatu hari Paijo ingin makan malam bersama keluarga dengan
menggunakan lauk Gurami Bakar Asem Manis, lalapan daun luntas dan sambel terasi asli
Cirebon. Tapi dasar si Paijo dia orangnya memang “cuma besar di mimpi tapi
malas dalam aksi”. Dia memang dikenal sebagai orang yang kerjanya sekenanya kok.
Istrinya saja sebel dengan sifatnya ini.
Siang itu Dia bikin umpan pancing dari nasi goreng sisa semalam, bikin joran
dari bekas tangkringan burung yang diambil dari kandang cucak rowo yang macet
produksi di kandang belakang rumah, dan dia melakukannya dengan ogah-ogahan terus
yang paling fatal dia melakukan mancing ini tidak di empang yang banyak ikannya
tapi malah di selokan belakang rumah. Kira-kira Bro . . . .menurut sampean berapa
ikan yang bakal dia peroleh ? Terus jenis ikan apa yang kira-kira bakal dia
bawa pulang ?
Kalau saya boleh menebak . . .paling
banter dia akan membawa tiga ekor ikan bandeng. Kok bisa pak Syam ? Syukur-syukur
sudah dipresto, imbuh pak Syam dengan mantab. Loh kok tahu . . . ?
Selidik punya selidik ternyata tidak jauh dari tempat tinggal si Paijo ini
ada pasar sayur. Berbagai macam sayur dijual di sana plus ikan bandeng presto
terjaja rapi di sisi depan pasar. Pak Syam ini tahu saja ya . . .xe xe xe . . .
Jadi kembali ke pokok tulisan ini. Kalau ingin berhasil dalam
menangkarkan burung jalak bali ada berapa kuncinyaaa . . . .? Ada Tiga pak
guruuuuuuu . . . Tiga itu apa saja anak-anaaakkk . . . ? Kami sudah lupa pak
guruuuuu . . .Haaa .. .aappaaaa . . . . .luuupaaaaa . . . . .???? Gitu kok mau jadi penangkar sukses . . . mempe kaleee . . . . .
to be continue . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar