Memelihara burung jalak bali, merawat anakan burung jalak bali, bahkan menangkarkan burung jalak bali bukanlah pekerjaan yang ribet. Memelihara burung jalak bali, merawat anakan burung jalak bali, bahkan menangkarkan burung jalak bali adalah pekerjaan yang sederhana.
Banyak orang yang merasakan bahwa menangkarkan burung adalah hobi
yang mengasikkan. Menangkarkan burung menjadi hobi yang mengasikkan setidaknya
karena dua hal.
Pertama karena memelihara burung sebagaimana hobi yang lain, dia
bisa memberikan hiburan tersendiri sehingga mampu menghilangkan penak dan capek setelah seharian
bergelut dengan kerasnya kehidupan. Dengan menggeluti hobi ini maka pikiran
bisa menjadi kembali segar. Wes hewes hewes bablas angine . . .
Yang kedua menangkarkan burung juga bisa menjadi alternative untuk
menghasilkan uang. Coba saja sesekali mampir ke pasar satwa dan tanaman
Jogjakarta (PASTY), ke pasar burung Depok Solo atau ke pasar burung Pramuka di
Jakarta, maka kita akan tahu betapa ramainya ketiga pasar tersebut. Kalau
pasarnya seramai itu kira-kira berapa besar ya omset para pedagangnya. Tentu
bisa ratusan juta rupiah perbulannya. Darimana pasokan burung dagangan mereka ?
Tentu saja salah satu satunya adalah para penangkar burung. Nah dari sini
peluang itu muncul.
Karena peluang usaha di bidang perburungan ini begitu menjanjikan,
maka banyak penghobi burung yang melebarkan sayapnya ke dunia penangkaran. Yang
dulunya hanya dolanan doro keplek, latber-latberan terus tapi gak pernah ngikut
ke lomba sungguhan, sebagian di antara mereka kemudian menerjuni bidang
penangkaran, tentu saja sambil terus melanjutkan hobi sebelumnya.
Bidang penangkaran memang sector yang cukup menggiurkan. Banyak
orang telah berduyun-duyun menerjuninya. Banyak orang telah berhasil menjadi
jutawan di sana.
Namun juga jangan sangka bahwa bidang yang menggiurkan ini selalu
memberikan jaminan bahwa siapa saja yang terjun ke sana mesti bakal bisa
mengeruk rupiah. Karena faktanya banyak juga orang yang menerjuni dunia
penangkaran ini mereka masih tetap begitu-begitu saja. Padahal mereka sudah
kawakan di situ.
Nah membandingkan dua realita yang berbeda ini tentu saja menarik.
Di satu sisi ada penangkar yang telah berhasil mengeruk rupiah dalam jumlah
besar namun di sisi lain juga banyak penangkar yang hidupnya tetap terlantar.
Ngopo hayo . . .?
Dunia penangkaran sebenarnya tidak berbeda dengan dunia
entrepreneur pada umumnya. Lihatlah para pelakau dunia usaha di sekitar kita.
Di Klaten saya sepanjang jalan Pemuda ( jalan utama yang membelah kota Klaten )
yang membentang dari terminal Klaten sampai dengan Kantor Pemda berdiri puluhan
warung tenda setiap malam. Diantara warung tenda yang berjumlah puluhan itu
terdapat warung yang larisnya bukan main. Namun banyak juga warung-warung tenda
itu yang sepi pembeli. Ada warung tenda yang bisa menarik pelanggan ratuan
dalam semalan, namun ada juga warung yang kesepian dan hanya mampu menarik
pembeli dalam hitungan jari. Ngopo hayo . . .?
Itulah dunia bisnis, dunia yang penuh warna-warni. Dunia bisnis
bukan dunia karyawan perusahaan atau dunia pegawai pemerintah. Dalam dunia
karyawan, apapun yang terjadi, mau hujan mau badai asalkan perusahaan belum
kolap akhir bulan semua karyawan akan terima gaji. Dalam dunia entrepreneur hal
ini tidak berlaku. Dan dunia penangkaran adalah dunia entrepreneur juga maka
kreatifitas, kesungguhan dan keuletan menjadi tuntutan penting.
Mencermati dunia penangkaran,sampai sekarang masih banyak orang
yang ragu untuk mencoba menerjuninya dengan alasan karena tidak cukup waktu.
Mereka berdalih bahwa mereka sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak bisa
membagi waktu. Tentu ini sebuah alasan yang menarik untuk di dalami.Benarkah
menangkarkan burung memang membutuhkan curahan waktu secara penuh sehingga
tidak bisa disiasati dengan cara mengalokasikan waktu disela-sela kesibukan
kita.
Dalam hemat saya menangkarkan burung bisa dilakukan dengan model
paro waktu. Dengan catatan kita mesti bisa mensiasatinya dengan baik. Ini penting
karena banyak diantara kita yang ingin menerjuni penangkaran burung sementara
kita belum bisa terjun dengan full time, karena kita masih terikat kerja dengan
perusahaan.
Bagi kita yang ingin menerjuni dunia penangkaran burung sementara
kita masih belum berani terjun all out maka kita bisa menerapkan model
penangkaran bang Thoyib. Apa itu penangkaran burung model bang Thoyib ?
Bagaimana penangkaran burung model bang Thoyib yang menggunakan system paroh
waktu namun bisa memberikan hasil yang memuaskan ?
Untuk itu ada baiknya kita menyegarkan memori kita dengan kisah
bang Thoyib yang mengharu biru itu. Oke tarik mang . . .
Bang toyib Bang toyib
Kenapa tak pulang pulang
anakmu anakmu
panggil panggil namamu
Bang toyib Bang toyib
Kenapa tak pulang pulang
Anakmu anakmu
Panggil panggil namamu
Bang toyib Bang toyib
tiga kali puasa
tiga kali lebaran
abang tak pulang pulang
sepucuk surat tak datang
sadar-sadarlah abang
inget anak istrimu
cepat cepatlah pulang
semua rindukanmu
jika dijalan yang benar
selamatkanlah ia
jika dijalan yang salah
sadarkanlah dirinya
Bang toyib Bang Toyib
Kenapa tak pulang pulang
anakmu anakmu
panggil panggil namamu
Bang toyib Bang toyib
kapankah abangkan pulang
anakmu anakmu
rindu ingin bertemu
Bang toyib Bang toyib
Meresapi liriknya, jan nelongso tenan yo ? Nah kembali ke tema
kita. Terus apa yang penulis maksud dengan sukses menangkarkan burung jalak
bali model bang Thoyib?
Maksud saya begini bos. Idealnya orang menangkarkan burung terjun
all out dengan mencurahkan tenaga pikiran dan waktunya untuk menangkar. Tapi karena
sesuatu hal banyak juga penangkar yang tidak bisa terjun all out seperti itu.
Kebanyakan para penangkar itu mereka memiliki kesibukan lain. Nah bagi para
penangkar atau calon penangkar yang memiliki kesibukan sehingga tidak bisa
mencurahkan waktunya untuk ngurusi penangkarannya maka dia bisa menangkar model
bang Thoyib ini.
Apa penangkaran model bang Toyib bisa berhasil dengan baik. Insya
Allah tetap bisa. Saya sudah membuktikannya. Penangkaran burung Jalak Bali saya
adalah penangkaran dengan model bang Thoyib ini.
Saya menekuni penangkaran burung Jalak Bali ini terhitung masih
baru. Baru sekitar satu setengah tahun. Saya memulainya sekitar bulan
Desember2012 yang lalu. Saya mengawali dengan dua pasang burung Jalak Bali. Dan
sekarang sudah menghasilkan dua puluhan anakan.
Dan yang penting saya sampaikan adalah; penangkaran itu saya
kembangkan dengan system penangkaran bang Thoyib. Sebab selama saya menekuni
penangkaran ini saya tidak menunggui dan ngerumat burung saya di Klaten, tapi
saya tinggal pergi glidik di kota lain. Seminggu sekali saya baru bisa melihat
dan memeriksa kandang penangkaran.
Terus perawatan dan pengawasan kandang sehari-hari gimana ? Untuk
urusan kandang saya melibatkan seluruh penghuni rumah, kecuali saya sendiri . .
.he . . .he . .he . . curang ya ? Ya memang seluruh penghuni rumah ikut
terlibat mengurusi penangkaran mulai dari istri saya, anak-anak dan mbokde juru
masak di rumah. Mereka semua terlibat aktif mengurusi penangkaran jalak bali
saya.
Lah kalau burungnya menetas kan memerlukan perawatan ekstra untuk
melolohnya ? Iya benar piyikan burung jalak bali membutuhkan perawatan ekstra.
Dan Alhamdulillah untuk perawatan piyik ini mereka semua justru lebih ahli dari
saya he he he . . .mantab to ? Bang Thoyib kok di lawan he he he . . .
Dan saat ini adalah saat saa rehat. Saat rehat hal yang paling
saya sukai adalah leyeh-leyeh didepan kandang. Perlu sodara-sodara ketahui
bahwa kandang penangkaran saya mepet dengan ruang rehat keluarga, sehingga
kalau saya sedang rehat ditempat itu, bisa sambil menikmati keindahan tarian
burung jalak bali ditambah dengan kicuan murai yang berpadu apik dengan
celotehan burung jalak bali kesayanganku. Ooh . . .indahnya hidup ini
Dan sayup-sayup dari arah kolam renang yang tidak jauh dari tempat
tinggal saya terdengar merdu lagu bang Thoyib. Namun bang Thoyib yang ini lain
dengan bang Thoyib yang dulu. Lain dulu lain sekarang, yang sekarang lebih
romantic dan tidak nelangsa lagi. Yang sekarang bang Thoyib gak mau mengakui
jati dirinya lagi. Dia menyampaikan jati dirinya yang baru kepada Band Wali
dengan mengatakan bahwa “Aku bukan bang Thoyib”.
kau bilang padaku, kau
ingin bertemu
ku bilang padamu oh ya nanti dulu
aku lagi sibuk sayang, aku lagi kerja sayang
untuk membeli beras dan sebongkah berlian
sayang, aku bukanlah bang toyib
yang tak pulang-pulang
yang tak pasti kapan dia datang
sabar sayang, sabarlah sebentar
aku pasti pulang karna aku bukan
aku bukan bang toyib
sudah tunggu saja diriku di rumah
jangan marah-marah, duduk yang manis ya
aku lagi sibuk sayang, aku lagi kerja sayang
untuk membeli beras dan sebongkah berliansayang,
aku bukanlah bang toyib uhh
yang tak pulang-pulang
yang tak pasti kapan dia datangsabar sayang, sabarlah sebentar
aku pasti pulang karna aku bukan
aku bukan aku bukan aku bukan bang toyib
ku bilang padamu oh ya nanti dulu
aku lagi sibuk sayang, aku lagi kerja sayang
untuk membeli beras dan sebongkah berlian
sayang, aku bukanlah bang toyib
yang tak pulang-pulang
yang tak pasti kapan dia datang
sabar sayang, sabarlah sebentar
aku pasti pulang karna aku bukan
aku bukan bang toyib
sudah tunggu saja diriku di rumah
jangan marah-marah, duduk yang manis ya
aku lagi sibuk sayang, aku lagi kerja sayang
untuk membeli beras dan sebongkah berliansayang,
aku bukanlah bang toyib uhh
yang tak pulang-pulang
yang tak pasti kapan dia datangsabar sayang, sabarlah sebentar
aku pasti pulang karna aku bukan
aku bukan aku bukan aku bukan bang toyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar