Banyak orang yang menyangka bahwa membudidayakan
burung itu ribet. Susah ngurusnya, mesti telaten, begitu kata mereka. Budi daya
burung menjadi repot karena tiap hari harus ngurusi burung, memandikan, memberi
pakan dan minum indukan nyuapi anakannya dan lain-lain. Ribetlah pokoknya.
Apa lagi jika yang kita budidayakan adalah burung yang
dilindungi Undang-Undang, maka ribetnya tikel-tekuk alias berlipat-lipat. Ribetnya
gak hanya soal teknik budidaya dan merawat burung, tapi juga terkait dengan
status burung yang terkiat dengan legalitas burungnya. Karena untuk
membudidayakan satwa yang dilindungi Undang-Undang, harus pakai ijin segala.
Tambah ribet to ?
E e e . . . tunggu dulu, ternyata ribetnya budidaya
burung seperti di atas, hanyalah cerita sebagian orang. Dan kalau ditelusuri
mungkin malah banyak diantara orang-orang yang bercerita tersebut yang belum pernah terjun dalam budi daya itu
sendiri. Istilahnya omdo lah ya . . .
Karena kenyataannya bagi orang yang sudah menerjumi
bidang budidaya, membudidayakan burung itu pekerjaan enteng kok. Apalagi jika aktivitas
budi dayanya dilandasi dengan hobi atau minimal rasa suka, maka akan terasa
enteng. Kalau dilandasi hobi alias rasa suka maka budi daya burung itu malah gak
sekedar enteng . . . tapi enteng bangeettt karena menyenangkan. Jadinya sudahlah
enteng, menyenangkan menghasilkan uang pula . . . mantap to ?
Caranya budidaya gimana, di mulai dari mana gitu
maksudnya ? Tenang aja ada pak Syam kok. Pak Syam tukang burung yang sudah lama
bergelut dengan kandang budi daya jalak bali. Berikut ini panduan singkat dari
pak Syam tukang burung jalak bali Klaten ya.
Pertama beli bibitnya, yaitu beli anakan burung jalak
bali. Usahakan belinya pasangan, yaitu yang menurut prediksi penangkarnya
jantan dan betina. Kalau membeli ke penangkar yang membudidayakan burung jalak
bali biasanya kita bisa minta yang sudah berpasangan. Atau calon berjodoh. Tapi
kalau belinya di pedagang atau tengkulak, biasanya kita tidak bisa pesan
seperti itu. Karena dia jualnya ya sesuai stok dia, beda dengan beli langsung
pada penangkarnya, dia bisa memprediksikan jantan dan betina sampai tingkat ketepatannya
95% lah.
Kalau mau akurat lagi sih memakai tes DNA, Cuma katanya
tes DNA agak rumit dan biayanya agak mahal, tapi hasilnya katanya cukup akurat.
Kedua bikinlah kandang budi dayanya. Caranya ? Cari
saja pak Tukang, terus mintalah di bikinkan kandang untuk budi daya burung
jalak bali. Ukuran berapa dan bentuknya seperti apa ?
Gampang itu . . . datang saja ke penangkarannya pak
Syam. Lihat-lihat kandangnya . . . foto-foto kalau perlu sambil selvy. . . terus
ceritakan sama pak tukangnya sekaligus tunjukin foto-foto kandang tadi kepada pak tukang. Beres deh.
Biasanya dengan mendengar cerita kita dan melihat
foto, pak tukang sudah faham. Setelah itu dia akan membikinkan kandang budi
daya jalak bali yang mirip dengan contohnya. Gampang to ?
Ketiga rawat burunya dengan baik. Perawatan ini
terkait dengan makanan, minuman, dan keperluan mandi si burung. Mandinya apaki
sabun sampo dan anduk ? Gak usah . . .
Pakannya vor, jangkrik dan pisang kepok. Minumnya air
putih, karena dia gak doyan es teh atau fanta. Makanya minumnya cukup air
putih. Bahkan air mentah yang kita ambil dari kran, dia sudah seneng sekali.
Terus untuk mandinya, sediakan bak mandi, terus isi
dengan air kran. Berikan makan, minum dan mandi setiap pagi. Mandinya apa perlu
pakai gosok gigi pak Syam ? Gak usah . . . karena dia gak punya gigi to ? he he
he . . .
Gitu saja kok budi daya burung jalak bali itu. Simple to
? Selanjutnya tinggal nunggu rejeki datang. Rejeki itu berupa telur, terus telurnya
netes jadi piyik, terus piyiknya jadi gede, terus setelah gede bisa makan
sendiri dan terbang-terbang kian kemari itu tandanya anak burung sudah siap
dijual, setelah itu dapat duit. Gitu saja, simple to budi daya burung jalak
bali itu ? Selamat mempraktekkan. Salam
Kicau . . . ( Pak Syam penangkar burung
jalak bali Klaten, HP. 081280543060 )