Jumat, 06 Juni 2014

Penangkar Jalak Bali Klaten : Sukses Menangkar Burung Jalak Bali Dengan Metode Spiritual Breeding (bag.3)

Oleh : Pak Syam, Penangkar burung Jalak Bali Klaten
Hp. 081280543060, 087877486516, WA. 081280543060, Pin BB. 53E70502, 25D600E9

Dalam bagian kedua kita telah membahas secara lengkap beberapa faktor yang dapat kita gunakan sebagai wasilah untuk membesarkan penangkaran burung jalak bali kita. Jika semua wasilah tersebut bisa kita wujudkan dalam kegiatan penangkaran burung jalak bali kita maka insya Allah penangkaran burung jalak bali kita akan benar-benar berkembang melebihi dari perkiraan kita sendiri.

Saya secara pribadi sangat meyakini hal itu. Dalam hidup ini tidak ada persoalan yang sulit bagi Allah. Karena jika Allah menghendaki sesuatu maka cukup bagiNya berfirman “Kun fayakun”. Dengan “Kun fayakun” ini maka jadilah semua yang dikehendaki oleh Allah. Termasuk jika Allah berkenan membesarkan penangkaran burung jalak bali kita.

Cara membesarkan penangkaran burung jalak bali dengan cara mendekatkan diri kepada Sang Pemilik rejeki seperti inilah yang saya sebut sebagai menangkarkan burung jalak bali dengan metode spiritual breeding sebagaimana yang tertulis dalam judul tulisan ini. Metode ini tidak sekedar mengandalkan cara-cara yang bersifat lahiriah semata; seperti kandang yang nyaman hingga burungnya enjoi, makanan burung yang bergizi, extra fooding yang cukup, sanitasi yang sehat. Namun dalam metode ini juga sangat menekankan pentingnya do’a, istighfar, amal-amal sholih dan lain-lain


Jadi metode ini menggabungkan sarana-sara kesuksesan breeding yang bersifat lahiriah dengan sarana-sana kesuksesan yang bersifat non lahiriah ( spiritual). Metode ini menggabungkan material kesuksesan yang berasal dari bumi dan disempurnakan dengan faktor kesuksesan yang berasal dari langit.

Metode ini alhamdulillah dalam batas-batas tertentu sudah saya praktekkan. Saat ini saya sangat bersyukur kepada Allah karena penangkaran burung jalak bali yang baru saya bangun beberapa tahun yang lalu kini sudah bisa saya nikmati hasilnya.

Alhamdulillah saya bisa tinggal di Kabupaten Klaten yang damai ini. Kabupaten Klaten memang dikenal luas sebagai sentra penangkaran burung terutama burung jalak. Awalnya sentra burung jalak suren, tapi kini telah meluas menjadi sentra penangkaran burung jalak putih dan burung jalak bali. Di samping itu Kabupaten Klaten  juga dikenal sebagai sentra penangkaran burung Murai Batu dan burung Cucak Rawa yang cukup kesohor.


Walau sebagai penangkar burung jalak bali saya tergolong newbie, namun justru dari status penangkar yang baru beberapa tahun menangkar burung jalak bali inilah saya merasakan betul bahwa atas anugerahNya lah penangkaran burung jalak bali saya bisa berkembang dengan cepat. Bagaimana tidak, pada awalnya hanya bermodalkan dua pasang burung jalak bali namun dalam waktu satu tahun sudah menghasilkan tujuh belas ekor anakan burung jalak bali.


Jika boleh saya menoleh ke belakang yaitu ke masa-masa awal saya meanngkarkan burung, saya memeiliki cerita yang cukup panjang. Saya potong saja ceritanya yaitu hanya pada kisah awal saya memulai menangkarkan burung jalak bali saja.

Pada awalnya di bulan November 2012 saya membeli sepasang anakan burung jalak bali usia sekitar 3-4 bulan. Sebulan kemudian tepatnya di bulan desember saya kembali membeli sepasang anakan jalak bali dengan usia yang relative sama. Bermodalkan dua pasang burung jalak bali tersebut saya bertekad untuk mengembangkan satwa langka ini. Harga perpasang saat itu 11,5 juta.

Namun setelah saya pikir-pikir kalau memulai penangkaran pada usia 3-4 bulan harus menunggu berapa lama untuk bisa mendapatkan anakannya. Padahal burung jalak bali berproduksi pada usia dua tahun. Kalau begitu lama sekali dong.

Berangkat dari pemikiran seperti itu akhirnya kedua pasang anakan burung jalak bali tersebut saya tukarkan dengan burung jalak bali yang usianya lebih matang. Maka pada bulan Januari 2013 dua pasang jalak bali anakan tersebut saya barter dengan sepasang jalak bali usia siap produksi. Di samping itu sebulan kemudian saya juga membeli sepasang lagi burung jalak bali siapan. Ke dua pasang burung jalak bali inilah yang menjadi bekal penangkaran jalak bali ini.

Sekitar dua bulan kemudian, sepasang indukannya mulai bertelur, namun telurnya dimakan oleh induknya sendiri. Sekitar dua minggu berikutnya pasangan indukan yang satunya juga bertelur, tapi dimakan juga oleh induknya. Hal itu terjadi sampai beberapa kali, sampai akhirnya burung-burung itu bertelur secara mapan sekitar bulan Juni 2013.

Setelah itu secara rutin kedua indukan ini terus bertelur dengan jumlah masing-masing tiga. Sebagian telur netes seluruhnya sebagian kadang menetas sebagian. Dan sekitar enam bulan kemudian sudah menghasilkan anakan sebanyak lima belas ekor. Tentu saja hal ini menjadi keberhasilan yang sangat saya disyukuri.

Pengalaman menangkarkan burung jalak bali seperti ini tentu saja banyak dialami oleh para penangkar lain di wilayah Kabupaten Klaten ini. Sebab wilayah Kabupaten Klaten ini memang dikenal sebagai gudangnya burung jalak, karena saking banyaknya penangkar jalak di sini. Bahkan menurut data terakhir di wilayah Kabupaten Klaten tercatat hampir dua ratus penangkar burung jalak. Mereka para penangkar burung jalak ini tergabung dalam sebuah wadah yang bernama Asosiasi Jalur Sukses yang biasa dikenal dengan sebutan AJS. Yaitu sebuah wahana yang mewadahi para penangkar burung jalak di wilayah Kabupaten Klaten baik penangkar jalak suren, penangkar jalak putih maupun penangkar jalak bali.

Adapun jumlah penangkar burung  jalak bali di Kabupaten Klaten mungkin berjumlah sekitar dua puluh lima persen dari total penangkar burung  jalak yang tergabung dalam wadah AJS tesebut.


Demikian sekelumit motivasi dari saya, seorang penangkar burung nDeso yang tinggal di Kota Klaten. Jika penjenengan penggemar atau penangkar burung silakan mampir ke gubug saya. Gubug kecil dan sederhana yang saya tempati berbarengan dengan burung-burung saya. Maklum rumah saya juga sekaligus menjadi rumah buat burung-burung saya.

Dari gubug yang sederhana ini saya sudah mendapatkan kehidupan yang samarani. Kalau keluarga yang lain mungkin baru mendapatkan samara yaitu sakinah mawadah warohmah, tapi saya sudah mendapatkan kehidupan yang samarani yaitu sakinah mawadah rahmah dan harmoni.

Sekedar tambahan bahwa kalau kehidupan yang samara itu hanya terkait dengan keluarga yang menyangkut anak dan istri namun samarani  disamping samara dengan anak dan istri juga harmoni dengan alam. Harmoni dengan alam ini saya dapatkan dari burung yang menghuni rumah kami. Sekian. Tamat.

bag. 1  silakan klik  di   S I N I
bag. 2 silakan klik di   S I N I
mau mengenal profil penangkarnya klik di  S I N I
pingin tahu cara membeli burung jalak bali . . .klik di  S I N I 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar