Kamis, 28 Agustus 2014

Penangkar Burung Jalak Bali Klaten : Cerita Soal Haji Versi Tukang Burung

Oleh : Pak Syam, Penangkar burung Jalak Bali Klaten
Hp. 081280543060, 087877486516, WA. 081280543060, Pin BB. 53E70502, 25D600E9


( Seri Tukang Burung Ingin Naik Haji bag. 2 )



Nah nampaknya sekarang pak Syam sudah selesai memberi pakan burung-burungnya. Sekarang kita kembali ngomongin soal haji tapi haji bareng pak Syam, haji versinya tukang burung ya . . .mkasudnya sesuai dengan kapasitas kita sebagai tukang burung. Yang enteng-enteng saja, gak usah berat-berat kayak penjelasannya pak ustadz-uztadz di tipi itu. Ok ya !


Kemarin di tulisan sebelumnya kita udah ngomongin soal haji dari sisi lahiriahnya yang menyangkut soal tatacara ibadah haji. Sekarang kita akan ngomongin lebih dalam lagi. Ngomongin jeroan haji. Mantaaaab . . .xe . . .xe . . .xe . . .tukang burung di lawan xe . . .xe . . .xe

Kita masuk ke tujuan haji ya. Kok orang islam mesti pakai haji-hajian segala sih. Capek-capek buang duit dan waktu, ninggalin keluarga sampai lama. Maksud apa sih, kok sampai segitu-gitunya. Mbok ya ibadah itu yang deket-deket saja, ke mesjid raya kek, atau ke alun-alun kayak sholat idul fitri. Gak usah jauh-jauh ke Mekah, keenakan orang arab sana dong . . dapat duit banyak, mereka jadi terkenal. Iya toh . . .bisa gak ibadah haji dipindah ke sini saja, negara kita luas kok

Okelah para kicau mania dan penangkar burung yang cakep-cakep baik hati dan tidak sombong, kita akan masuk lebih dalam, lebih khusu’ . . .  lebih lelap lagi . . .zzz . . .zzz . . .

Hei . . .bangun . . .Ini lagi serius nih. 

Konon kata para kasepuhan setiap ibadah dalam Islam ada “maqashid”-nya. He he he ada maqashidnya . . .  pusing to ? Apa itu maqashid ? Kasih tahu gak yaa . . . ? Maqoshid itu apa sih . . . .kasih tahu nggak yaaa . . . tadi mau usul haji di pindahin ke sini, sekarang ngomongin maqashid . . . apa maksudnya ini . . . kasih tahu gak ya . . .

Kasih tahu deh . . . Maqashid itu artinya maqsud alias maksud bin tujuan. Jadi setiap ibadah yang kita lakukan memiliki maqsud alias maksud bin tujuan tertentu. Ibadah itu bukan sekedar rangkaian ritual tanpa maqsud alias maksud bin tujuan. Ibadah itu bukan ngobrol ngalor ngidul di gardu ronda yang ngelantur tanpa tema tanpa tujuan. 

Ibadah itu ada tujuannya yang jelas. Atau istilahnya anak sekarang ada gol yang ingin dituju. Ada apanya ? Ada GOL-nya ! Supeer sekaliii . . .

Nah ngomongin soal tujuan alias maqsud bin tujuan saya ingin bertanya; adakah di antara tukang burung ini yang merangkap profesi sebagai tukang ojeg ? Yaa . . .pertanyaannya gak nyambung ya ? Orang kita lagi ngomongin haji malah tanya tukang ojeg . . . pak Syam ini gimanaaa . . . .

Sebentar . . .sebentar, pak Syam melanjutkan. Kalau ada yang merangkap tukang ojeg coba mendekat sini, saya ingin bertanya. Jika penjenengan on duty alias pas tugas alias pas ngetem tiba-tiba datang seseorang tahu-tahu ada lelaki gondrong bertato, mukanya sangar tanpa ba . . .bi . . . bu . . . langsung mbonceng di motor penjenengan. Tentu saja penjenengan heran dong . . . Pas ditanya “Mas mau kemana, dia hanya menjawa “heh . . .”. Terus sebagai tukang ojek professional yang berdedikasi tinggi apa yang penjenengan lakukan ?

Kalau saya menebak ada tiga langkah yang bakal penjenengan tempuh  yaitu :

1.          Kemungkinan pertama, penjenengan akan nanya “Ente punya duit berapa bro ?. Kalau dia menunjukkan uang ratusan ribu rupiah maka penjenangan akan dengan senang hati mengajaknya untuk muter-muter kota untuk ngabisin duit yang dia tunjukin tadi. Maka dengan senang hati penjenenagan akan mengajaknya muter-muter walau tanpa arah dan tujuan yang pasti.
2.         Kemungkinan ke dua, jika saat penjenengan tanya “Ente punya duit berapa bro, dia hanya nunjukin duit goceng doang, mungkin penjenengan akan melotot ke dia ( kalau berani, dia bertato bro ) sambil teriak "HEiii . . .turuuunnn . . . Habis itu penjenengan pasang muka angker, marah merah padam. ( sekali lagi kalau penjenengan berani lo, dia gondrong bro ). Iya to ?
3.         Kemungkinan ke tiga, penjenengan dengan tulus ikhlas tanpa ...ba bi bu ... langsung mengantar dia ke rumah sakit untuk suntik anti rabies, atau membeli obat penurun panas ke apotik. Ini pasti orang sakit, demikian kesimpulan penjenengan.

Sik . . .sik . . .ini maksudnya apa sih ? Tadi mau ngomongin haji kok tiba-tiba belok ngomongin tukang ojeg, penumpang gondrong bertato suntik rabies. Pak Syam ini maksudnya apa sih, tanya para kicau mania dengan mimik sirup eh . . .mimik serius. Serius bahwa mereka memang bener-bener ndak mudeng alias gak ngerti apa2.

xe . . .xe . . .xe . . .pak Syam malah tertawa. Oalah mas-mas . . . jadi tukang burung mbok ya jangan kuper-kuper banget. Wong kok sobone adoh pitik . . . makanya ikut pelatihane Mario Teguh kek . . . biar indukannya cepet nelor lagi . . .xe xe xe

Maksudnya begini. Dari cerita di atas saya ingin memberikan gambaran tentang arti pentingnya sebuah tujuan alias gol. Jika seseorang melakukan sebuah kegiatan tetapi dia tidak memahami apa tujuan dari kegiatan itu maka dia tidak akan bisa berhasil. Ya kayak penumpang ojeg tadi, naik ke motor tapi gak tahu mau kemana. Maka dia hanya jadi bulan-bulanan tukang ojeg. 

Tenan iki . . . La wong tujuannya saja dia tidak mengerti, bagaimana dia akan sampai pada tujuan. Iya to . . 

Begitu gambaran tentang arti pentingnya sebuah tujuan. Kasus ini bisa diterapkan ke persoalan apa saja, anak sekolah, gubernur bikin rencana kerja, penangkar membangun kandang, beli indukan dan lain-lain, semuanya mesti punya tujuan yang jelas. Jika tidak ? Wah bakal jadi bulan-bulanan . . .

Jadi jika kita tidak menetapkan tujuan sejak awal maka arah dari langkah kita akan kemana mejadi tidak jelas. Jika arah langkahnya tidak jelas maka sebesar apapun ikhtiyar yang kita lakukan kemungkinan besar tidak akan menghasilkan output yang positif. Bisa-bisa semakin keras kita berusaha hasilnya akan semakin menjauhkan kita dari hasil yang kita harapkan.


Nah dalam urusan keseharian saja menetapkan tujuan itu sangat penting, apa lagi kalau menyangkut urusan akhirat. Iya toh. Masak kita melakukan sholat kita tidak tahu apa arti penting sholat itu bagi hidup kita. Kita mau nikah juga nggak ngerti apa itu tujuan menikah, yang kita tahu bahwa menikah itu enak maka kita menikah. La kalau tahunya cuma menikah itu enak burung jalak bali juga tahu kalau menikah itu enak. Apa lagi burung cucak rawa . . . . dia paling mengerti bagaimana cara kawin yang enak. Iya toh . . .







Nah dalam ajaran islam setiap bentuk peribadatan yang kita lakukan itu memiliki tujuan yang mesti direalisasi dan sekaligus ada hikmah yang bisa kita peroleh. Sayangnya dalam kehidupan kita seringkali hal itu kita lupakan. Agar kita bisa meraih kembali maqoshid tersebut, beberapa ulama dan pemikir Islam berusaha menggali tujuan dan hikmah dari beberapa praktik ibadah kita. Misalnya pak Abul Hasan an-Nadwi seorang kyai dari tanah seberang menyusun sebuah buku berjudul al-Arkan al-Arba’ah yang menyingkap makna, tujuan dan hikmah-hikmah yang tersimpan dalam rukun-rukun Islam, yaitu rukun sholat, zakat, shaum dan haji. Itu kata para kasepuhan lo, saya hanya niru-niru saja. Jangan-jangan penjenengan mengira bahwa saya mengerti apa itu artinya al-Arkan al-Arba’ah. Kalau pingin ngerti artinya, Tanya saja sama guru TPA anak-anak kita, beres deh . . .


Lanjut . . .

Konon kata para kasepuhan, pembahasan tentang ibadah haji dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Baqarah (ayat 158, 189, 196-203), Ali Imran (ayat 97), al-Ma’idah (1-2, 97) dan surat al-Hajj. Di ayat-ayat tersebut,  al-Qur’an lebih menekankan pada makna dan maqashid ibadah dari pada hukum-hukum fiqh yang biasa kita temukan dalam kitab-kitab fiqh. Bukan hal yang aneh apabila pembahasan tentang haji dalam al-Qur’an jauh lebih “hidup” dari pada gaya pembahasan para ahli fiqh.

Halah mumet cah . . .para kasepuhan bahasanya susah dipahami, maklum ilmunya sudah tinggi. Kita para kicau mania ini susah kalau harus berfikir yang tinggi-tinggi . . .bersambung saja ya . . . tak pelajarine disik . . . mumet saya . . .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar