Rabu, 02 April 2014

Penangkar Jalak Bali Klaten : Jepang-Indonesia Tingkatkan Kerjasama Satwa Langka


Indonesia dan Jepang sepakat memperluas kerjasama dalam pelestarian satwa langka, termasuk dalam kegiatan breeding (penangkaran) satwa, pertukaran dan pameran satwa langka.

Hal itu terungkap dalam kegiatan peringatan 50 (lima puluh)  tahun keberadaan Tama Zoological Park yang berlangsung Kamis (1/5), dimana sejumlah negara, seperti Indonesia Zimbabwe dan Khazakstan yang menjadi tamu khusus, mengingat sebelumnya sudah terjalin kerjasama sebelumnya.


Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar, didampingi oleh Atase Kehutanan KBRI Tokyo, Sri Murniningtyas serta Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, terlihat aktif menjalin kerjasama dengan kalangan kebun binatang Jepang.

Acara tersebut juga dihadiri oleh anggota keluarga kekaisaran Jepang, yaitu Pangeran Hitachi, adik Kaisar Akihito, dan isterinya Putri Hanako. Keduanya menyampaikan minat yang besar dalam upaya pelestarian satwa langka dan penangkarannya, termasuk kekagumannya terhadap keanekaragaman hayati Indonesia. Kepada Dubes Jusuf Anwar, Pangeran Masahito (bergelar Pangeran Hitachi), menyampaikan penghargaan terhadap upaya konservasi ex-situ satwa langka Indonesia.



Kerjasama antar kebun binatang di Indonesia dan di Jepang telah dirintis sejak awal tahun 2000. Breeding Center Yokohama bahkan telah berhasil menangkarkan 100 (seratus) ekor jalak bali, dan sebanyak 50 (lima puluh) ekor telah dikirim ke Indonesia, sebagian dilepaskan ke habitat asalnya di Taman Nasional Bali Barat, dan sebagian lagi dapat dilihat di Taman Safari Indonesia, Cipanas.

Kebun Binatang Tama di Tokyo telah mendatangkan 1 (satu) ekor orangutan pada bulan Juni 2007, yang merupakan realisasi kerjasama dengan Taman Safari Indonesia. Sebaliknya pihak Taman Safari Indonesia telah menerima 12 (dua belas) ekor Penguin pada bulan Februari 2008.

Peringatan 50 (lima puluh) tahun Kebun Binatang Tama (1 Mei 2008) juga bertepatan dengan diperingatinya 50 (lima puluh) tahun hubungan persahabatan Indonesia – Jepang. Saat ini Kebun Binatang Tama memiliki koleksi satwa asal Asia, Australia dan Afrika. Untuk koleksi satwa Asia, orangutan menjadi salah satu ikon Kebun Binatang Tama yang diminati pengunjung. Ada 12 (dua belas) ekor orang utan, 3 (tiga) diantaranya berasal dari Indonesia (termasuk 1 (satu) ekor pertukaran dengan Taman Safari Indonesia). 2 (dua) ekor lainnya telah berusia lebih dari 50 (lima puluh) tahun dan saat ini kondisinya masih sehat, keduanya berasal dari Kalimantan, yang masing-masing didatangkan pada tahun 1958 dan 1960.

Kemungkinan peningkatan kerjasama telah dibahas pada kunjungan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Arman Malolongan, ke PEMDA Yokohama pada pertengahan 2007 lalu.

3 (tiga) Nota kesepahaman tentang Breeding Loan yang telah ditandatangani pada bulan Juli 2007 adalah: Kebun Bindatang Surabaya – Yokohama Zoological Garden (5 (lima) ekor bekantan); Taman Safari Indonesia – Ueno Zoological Garden (1 (satu) ekor Harimau Sumatra), dan Taman Safari Indonesia – Maruyama Zoological Park (1 (satu) ekor orangutan).



Kalangan pengelola kebun binatang Jepang sendiri sangat berharap Indonesia dapat memamerkan satwa langka seperti komodo, harimau sumatra, bekantan, orang utan, dan gajah di sejumlah kebun binantang yang tersebar di Jepang pada liburan musim panas bulan Juli - September. “Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah dalam mensukseskan Visit Indonesia Year,” kata Dubes Jusuf Anwar.

Sumber : klik di SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar