Senin, 03 Maret 2014

Penangkar Jalak bali Klaten : Menangkar Jalak Bali; Entrepreneur Berbasis Hobi (bag.2)


Menerjuni dunia penangkaran tak ubahnya seperti menerjuni bisnis kuliner, penerbitan, otomotif, dan lain-lain. Menerjuni bisnis selalu membutuhkan modal, planning, kerja keras, jiwa yang ulet, passion dan lain-lain. Dan mereka selalu dihadapkan pada dua kemungkinan yang sama yaitu kegagalan versus kesuksesan. 


Pertanyaan pembuka saya di atas sebenarnya dalam rangka untuk mengukur passion si calon penangkar.  Jika dia seorang kicau mania alias penggemar burung berarti passion dia tinggi. Jika dia hanya penggemar biasa maka pasionnya harus diupgrade. Dan jika dia sama sekali belum memiiki rasa terhadap burung maka saya sarankan untuk mengurungkan niatnya, sambil menunggu reaksinya seperti apa. Kalau dia masih ngotot ingin menekuni dunia penangkaran jalak bali, maka saran saya agar memulai penangkaran burung dengan cara menangkar burung jenis lain di luar burung jalak bali.


Hal ini saya sarankan mengingat harga burung jalak bali cukup mahal dimana sepsang anakan jalak bali umur 3 -4 bulan mencapai 10 juta rupiah. Dengan membuat penangkaran burung ‘perantara’ misalnya menangkarkan jalak suren yang harganya jauh lebih murah, dimana burung dengan usia yang sama harganya sekitar 750 ribu, maka ini akan menjadi ajang pembelajaran bagi yang bersangkutan. Karena burung jalak suren ini harganya relative murah, maka jika suatu saat kelak dia jenuh ( mengingat selama ini dia tidak memiliki passion kepada burung ) maka kerugian yang diterimanya tidak terlalu besar. Namun jika ternyata dia justru menikmati penangkaran yang diujicobakan kepadanya dan bahkan passionnya jsutru tumbuh dari situ maka untuk menerjuni penangkaran burung jalak bali dia cukup menambahkan kandang berikutnya untuk kemudian membeli bibit burung jalak bali.

Jalak suren dan jalak bali berada dalam keluarga yang sama yaitu jalak-jalakan maka dia memiliki karakter yang mirip. Sehingga ketika dia berhasil menangkarkan jalak suren maka sesungguhnya dia juga berpeluang untuk bisa sukses dalam penangkaran jalak bali.

Itu alasan pertama mengapa saya memberikan pertanyaan pembuka sebagaimana saya sampaikan di atas. Kemudian alasan yang kedua adalah dalam rangka untuk mengetahui  seberapa besar tingkat penerimaannya jika suatu saat usaha penangakarannya mengalami kegagalan.


Tingkat kesiapan menerima kegagalan ini bermacam-macam. Bagi orang yang sebelumnya telah memiliki hobi memelihara burung akan sangat berbeda penerimaannya terhadap kegagalan penangkakaaran di bandingkan dengan orang yang tidak memeiliki hobi sebelumnya apa lagi jika menerjuni dunia penangkaran hanya berdasarkan keinginan untuk meraup untung sebanyak-banyaknya dari peanngkaran burung jalak bali ini.
Padahal sebagai mana menerjuni bidang entrepreneur yang lainnya, menerjuni penangkaran jalak bali juga memiliki resiko kegagalan yang sama. Dunia bisnis itu identik dengan resiko. Bagi orang yang sudah memahami dunia bisnis resiko ini disebutnya sebagai tantangan. Orang yang sudah memiliki mental entrepreneur secara memadai maka resiko tersebut menjadi tantangan yang menggairahkan untuk ditaklukkan.

Menyulap resiko menjadi tantangan yang menggairahkan dalam dunia penangkaran hanya dimiliki oleh orang-orang yang telah memilik hobi atau passion terhadap burung. Maka jika anda tidak memiliki hobi kemudian berkeinginan untuk ikut menikmati kue di dunia penangkaran jalak bali maka ada satu tangga yang mesti anda lalui yaitu mengasah hati anda untuk mencintai burung terlebih dahulu. Tanpa rasa suka terhadap burung maka saran saya, hendaknya anda memilih jalur lain dalam menapaki  jalan bisnis. Ada banyak jalan bisnis lain yang anda pilih yang bersesuaian dengan jiwa anda.

Dunia penangkaran jalak bali memang menggiurkan namun ketergiuran anda hendaknya juga disikapi dengan rasional. Jangan hanya karena tertarik dengan kue manis yang ditawarkannya anda menjadi terseret ke dalamnya padahal anda tidak memiliki jiwa di situ.


Sekali lagisaran saya jangan memasuki ladang penangkaran jika anda tidak memiliki minat terhadap burung, atau jika anda tetap ingin meneruskan minat anda maka tumbuhkan terlebih dahulu minat anda secara perlahan-lahan sambil belajar mengenai  seluk beluk penangkaran jalak bali  juga secara pelan-pelan. Coba anda jalani selama satu tahun misalnya, jika selama waktu itu anda masih memiliki energy untuk meneruskan, berarti anda memiliki bakat tersembunyi untuk menerjuni bidang bisnis yang berpadu dengan hobi ini.Namun jika anda sudah merasa jenuh maka sebaiknya anda mengakhiri penangkaran anda.

Selamat menguji diri semoga ada menemukan jalan bisnis yang bersesuaian dengan jiwa anda. Salam Sukses Selalu ( Sa Su Se ) dari pak Syam Klaten, penangkar jalak bali pada AHA breeding Klaten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar