Senin, 09 September 2013

Topo Manuk


Hai . . . . Gan . .. hai . . . .Boz . . .Om . . .Tante . . . Kakak . . . Adik. Sori ya . . . . akhir-akhir ini saya sengaja melakukan “ topo manuk”, yaitu meninggalkan untuk sementara hal-hal yang berkaitan dengan penjualan burung. Loh memangnya kenapa nglakoni topo manuk terus pakai hapus-hapus no kontak di blog segala ?


Saya merasa ada yang salah nih. Yaitu salah momennya. Saya salah momen dalam mempublis soal aktivitas breeding saya. Kan di blog ini saya sudah membuat beberapa catatan tentang harapan dan pengalaman saya dalam aktivitas breeding jalak suren, cucak rowo dan murai batu.

Memang kalau dari segi pengetahuan dan pengalaman insya Allah dikit-dikit juga sudah cukup pe-de  untuk berbagi, namun ternyata telepon, bbm atau sms yang masuk ternyata  tidak hanya berkaitan dengan bagi-bagi ilmu dan penglaman breeding. Namun justru hampir seratus persen telepon, bbm atau sms yang masuk ke saya malah mau membeli burung baik untuk ditangkar maupun untuk hobi kicauan.

Nah di sini timbul masalah. Karena ternyata saya tidak siap bekerja sama dengan para peminat burung tersebut. Maka saya putuskan untuk topo dulu dengan cara menghapus no hp yang ada dalam blog ini. Saya ingin konsentrasi mengembangkan Jalak Bali saya terlebih dahulu baru nanti, turun gunung mengakhiri topo saya setelah saya perkirakan saya bisa melayani pembelian burung yang diminati tersebut.

Namun ternyata setelah no kontak saya hapuspun masih saja ada orang-orang baru yang ngontak saya. Maaf . . . . .  .sekali lagi maaf kalau saya tidak bisa memenuhi harapan teman-teman semua.

Saat ini saya sedang konsentrasi mengembangkan jalak bali dan murai batu. Hal ini saya lakukan dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi dari kandang yang saya punya. Sebab kalau saya masih keukeuh bertahan di Jalak Suren maka nilai ekonominya akan tetap alias stagnan. Karena saya tidak bisa menambah jumlah kandang, yang disebabkan kepentok terbatasnya lahan yang saya miliki. Maklum orang kota . . . . he . .he . .he tanahnya sempit.



Oleh karena saya tidak bisa menambah jumlah kandang, maka saya menempuh cara lain dalam meningkatkan nilai ekonomis dari aktivitas breeding saya. Yaitu menaikkan nilai burung perkandangnya. Konsekwensinya maka saya harus mengganti jenis burung yang saya tangkar. Keputusan jatuh pada Jalak Bali dan Murai batu. Maka saya melakukan konversi breeding dari Jalak Suren menjadi Jalak Bali dan Murai Batu. Konversi ini butuh waktu untuk berproduksi. Selama masa tunggu itu maka saya tidak punya stok burung untuk dijual. Itulah sebabnya mengapa saya memutuskan untuk menghapus no kontak di blog ini. Yaitu untuk memutus sementara koneksi dengan para breeder maupun penghobi kicau, karena saya jelas tidak bisa membantu mereka memenuhi keinginannya.

Syukur alhamdulillan setelah kurang lebih enam bulan saya konversi ke Jalak Bali, saya saat ini sudah memiliki anakan Jalak Bali sejumlah delapan ekor. Enam ekor sudah makan voor kering, sedangkan yang dua ekor masih makan voo basah. Dan satu lagi . . . . kemarin sore Alhamdulillah netes lagi. Kalau jumlah piyikannya dua maka dalam enam bulan terakhir ini saya mendapatkan rejeki berupa anakan Jalak bali sebanyak sepuluh ekor. Alhamdulillah . .. . jumlah yang cukup lumaya.

Namun begitu sampai saat ini  saya masih belum melakukan penjualan karena sertifikatnya masih dalam tahap proses di BKSDA. Kalau semua persyaratan administrative sudah terpenuhi semua baru akan saya lempar ke pasar.Mohon doanya semoga Allah meridhoi sehingga semua planning saya bisa berjalan dengan  lancar. Amin

Lo . . . .kok produknya cepet sekali ? Dalam enam bulan kok sudah memiliki delapan (sepuluh) anakan ? Jangan keget begitu dong . . . . ! Ini namanya berkah. Kalau Allah sudah menghendaki itu sih gampang. Bukankah kata mBah Romo Kyai “innama amruhu  idza aroda syaian an-yaqula lahu KUN fayakun”. Bagi Allah semua urusan itu gampang, ketika Allah menghendaki sesuatu, maka Allah hanya berfirman KUN (jadilah) maka APApun bisa jadi. Begitu kata mBah Romo Kyai . . . . . . .

Maka seandainya baru tiga bulanpun Allah berkehendak burung saya produksi delapan (sepuluh) ekor misalnya maka semuanya akan terjadi. Karena memang kunci semua urusan ada pada diriNya. Begethuuuu . . . . . . !!
Dalam hal breeding saya percaya bahwa persoalan breeding bukan hanya persoalan teknis. Bagaimana kondisi kandangnya, berapa ukurannya,  apa makanannya, bagaimana kebiasaan burungnya, mendeteksi sexing materi breeding dan persoalan teknis lainnya. Tapi ini menyangkut jatah rejeki hidup kita.
Maka kalau menyangkut urusan rejeki saya percaya pada pesan poro piyayi sepuh yang mengatakan bahwa soal rejeki itu urusan yang di atas. Kita hanya bisa ikhtiyar sementara hasilnya mutlak di tanganNya. Maka penting diingat dalam rangka mencari rejeki ini, ( termasuk didalamnya breeding ) jangan hanya berkutat di tataran teknis semata.



Tapi yang justru penting dilakukan adalah melakukan hal-hal yang disukai olehNya, senantiasa mendekatkan diri kepadaNya, berusaha agar senantiasa dicintainya. Jika hal-hal seperti ini sudah kita lakukan maka kita menjadi tenang ketika menanti Allah untuk segera berfirman “KUN” pada proyek-proyek yang menjadi sumber rejeki kita. Termasuk sumber rejeki yang bernama breeding ini.

Terus mengenai durasi yang agak panjang dalam menanti hasil breeding apakah saya pernah mengalami ? Kalau soal itu jangan tanya lagi, semua breeder pasti sudah mengalami. Ini adalah bagian dari sunnatullah (hukum alam) dalam setiap kesuksesan. Kalau kata Bang Rhoma “ berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersusah-susah dahulu. Baru kemudian bersenang-senang”. Saya sepakat dengan Bang Rhoma.

Jadi kembali ke soal topo manuk, saya berdoa kepada Allah semoga mulai januari tahun depan, saya tidak hanya bisa berbagi ilmu dan pengalaman yang sedikit ini, namun juga sudah bisa merambah ke materi dari breedingnya. Kalau semua urusan administrasi breeding dan trading sudah terpenuhi semua akan bisa dimulai.

Terus selanjutnya saya juga akan balik maning ke breeding Jalak Suren yang sempat vakum plus Jalak Putih. Kalau untuk Murai Batu syukur alhamdulillah penjodohan dua pekan lalu sudah menunjukkan hasil. Sudah mulai unjal. Insya Allah dua pekan lagi nelor. Dan semoga Allah meridhoinya untuk menetas dua pekan berikutnya. Amin !





Tidak ada komentar:

Posting Komentar