Aku lagi seneng. Jalak Suren yang beberpa waktu lalu
mbodol sehingga gak mau produksi kemarin dah netesin lagi. He . . . . .sodara-sodara per
hari kemarin harga anakan pecah telur dah sampai di angka 185 rebet lo. Mangstab dah..
Terus yang kedua, kemarin jodohin Murai Batu. Ini Medan Bung. Alhamdulillah gak ada tanda-tanda beramtem, ini berarti jodo. Kalau lancer paling
tiga minggu lalu nelur, insya Allah.
Demikian selintas berita. Oke sekarang kita kembali ke tema kita yaitu Breeding Jalak Suren.
Proses
Penjodohan Jalak Suren
Dipilihnya
waktu soren menjelang malam, ini untuk mempersempit waktu bagi keduanya jika
seandainya dia ada minat untuk berantem lagi. Dengan sedikitnya waktu maka dia akan mempunyai peluang yang lebih
kecil untuk menyalurkan hobi berantemnya tersebut sehingga keduanya
bisa mengurungkan niatnya untuk berantem. Setidaknya tertunda sampai semalem.
Lah besok paginya berantem lagi dong. Ya terserah dia berdua. Tapi biasanya
ketika sudah ketemu sore harinya kemudian tidur berdua dalam satu kandang,
maka besok paginya dia akan sok akrab saling menyapa, inilah yang dalam bahasa
para breeder disebut “kreasi” yaitu saling mengakrabkan diri diantara mereka.
Kandang Penangkaran
Nah mengenai kandang penangkaran, idealnya berukuran 1m x 2m tinggi minimal 2m. Di dalamya harus disediakan beberapa property untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya si burung. Bak mandi ini wajib, sebab Jalak Suren termasuk jenis
burung yang sregep mandi, ini beda dengan kita orang yang sering manja alias
mandinya jarang. Properti berikutnya tempat pakan. Untuk tempat pakan tidak ada
spesifikasi khusus, yang penting ditaruh ditempat yang gampang dijangkau untuk
ganti pakan dan relatif stabil alias tidak util-util sebab kalau naruhnya util-util dia akan gampang
jatuh. Hal ini terjadi karena Jalak Suren adalah burung yang kreatif alias gratil
cucuknya gentayangan kemana-mana.
Yang
juga wajib disediakan adalah glodok untuk tempatnya bersarang. Glodok biasanya
dibuat dari papan kayu sengon, empuk dan enteng sehingga gampang bikinnya.
Ukuran glodok ditempat saya 30 cm X 40 cm denan tinggi selitar 20 cm. Pintu
gelodok dibuat agak ke kiri atau ke kanan, jadi bukan ditengah-tengah persis.
Ini bertujuan untuk memberi kesempatan pada burung jika ingin membuat sarang di
sudut yang terjauh dari pintu. Sebab dia biasanya memilih lorong terjauh. Jika
ukuran kandang sampean lebih besar dibanding yang saya sebutkan di atas maka
saya sarankan dalam kandang di taruh pohon, pohon beringin bagus, tapi jangan
yang berwarna kunign ya sebab kalau yang berwarna kuning mesti nunggu pemilu he
he he . . . .
Dikasih pohon apa sih gunanya ? Pemberian
pohon dalam kandang konon bisa menstabilkan temperature udara dalam kandang. Lantai
kandang harus tanah atau pasir bercampur tanah, kalau plester maka itu tidak bagus,
sebab disamping akan merusak temperature juga menggangu keasyikan burung
menikmati hidup dalam kandang. Jalak Suren biasa theker-theker, dia tidak akan
bisa teheker-theker di lantai yang diplester. Maka saran saya di atas plester
harus ditaburi tanah setinggi minimal 4 cm lah, dan plesternya perlu digejohi pakai
linggis terlebih dahulu untuk peresapan air sewaktu-waktu air tumpah atau
kecipratan air saat burung mandi.
Tambahkan tempat bertengger yang
besar atau melebar untuk memudahkan perkawinan. Jangan lupa memperhatikan
ventilasi dan sinar matahari agar produktivitas telur meningkat. Bagus juga
dibuatkan bocoran genteng dengan cara memelorotkan satu atau dua genteng untuk
masuknya sinar matahari dan cucuran air hujan saat musim penghujan. Yang
terakhir ini saran dari Ibu Susilowati, peternak Jalak Bali dari Kertosono
Nganjuk Jatim, saat beberapa waktu lalu beliau ke Klaten dan saya ngobrol
tentang alternative cara meningkatkan produktifitas burung.
Pakannya berupa pepaya, pisang, dan
serangga, misalnya kroto, ulat bambu, ulat hongkong, atau jangkrik. Selain itu,
berikan voor berkualitas baik. Dengan pakan ini, sepasang jalak suren yang
sudah jodoh akan berkembang biak dengan baik.
Jalak suren siap dikawinkan pada
umur 10-12 bulan. Idealnya, untuk betina yang baik disyaratkan berumur setahun;
jantan’ 1,5-2 tahun. Umumnya betina lebih cepat dewasa kelamin dibanding
jantan. Tapi mengenai umur ini tidak harus pada usia tersebut, kurang sedikit
dari usia itu juga gak apa-apa
Setiap perkawinan, sepasang jalak suren bertelur sebanyak 3-4 butir. Telur menetas selama 14 hari setelah dierami induknya. Untuk mempercepat proses perkawinan, telur dapat ditetas di induk asuhan atau mesin penetas. Anakan jalak suren berumur 1,5 bulan siap dijual. Gampang to, penak to , , , manteb to . . . he he he . . .
Modal Breeding
Soal modal ini, terserah anda. Istilahnya “Wani Piro”. Tapi minimal seharga satu kandang beserta propertinya plus duit seharga sepasang Jalak Suren siapan. Ini sudah cukup, nanti tinggal nambah sesuai dengan keinginan sampean mau beternak berapa pasang, tinggal ambil kalkulator dan dikali-kalikan. Ketemu deh modal yang harus ditambahkan berapa. Setelah itu tinggal mencara BMT ( baitul Maal wa Tanwl ) mana yang mau kita akses dananya untuk pembaiayaan breeding kita. Ok semoga berkah.
Catatan
penting, breeding adalah bagian dari ikhtiar kita dalam nyadong rezeki dari
Gusti Allah. Berhasil atau gagal semuan sudah ada takdirnya di tangan Allah. Bagian kita hanya
berusaha sebaik-baiknya, breeding seprofesional-profesionalnya, ngrumat burung
sebaik-baiknya, kasih pakan semutu-mutunya dan jangan sampai kasih makan burung
yang tidak bermutu. Maka insya Allah, Dia yang Maha Pemurah akan mengirimkan rezekinya lewat
burung piaraan kita tersebut. Insya Allah . . . . . . .
Tulisan njenengan renyah pak Syam, kados krupuk gaplek baru nggoreng..hehehe maturnuwun sudah share, manfaat barokah.. :)
BalasHapusmenika kula tesih ngaos caranipun ternak burung.... mugi-mugi enggal lulus, lajeng praktek ngingu peksi.... paling mboten nggih peksi jalak suren. sepasang jalak suren sakmenika pinten njih pak Haji.....
BalasHapusMajid Wajdi http://mawa2014.blogspot.com
wah, manteps pak, gone kulo dereng ngendhok niki, sajakne durung wayahe . . . tur suwun pencerahane
BalasHapus