Senin, 25 Februari 2013

Sedikit Tentang Breeding Jalak Suren ( bag. terakhir )



Aku lagi seneng. Jalak Suren yang beberpa waktu lalu mbodol sehingga gak mau produksi kemarin dah netesin lagi. He . . . . .sodara-sodara per hari kemarin harga anakan  pecah telur dah sampai di angka 185 rebet lo. Mangstab dah..

Terus yang kedua, kemarin jodohin Murai Batu. Ini Medan Bung. Alhamdulillah gak ada tanda-tanda beramtem, ini berarti jodo. Kalau lancer paling tiga minggu lalu nelur, insya Allah.

Demikian selintas berita. Oke sekarang kita kembali ke tema kita yaitu Breeding Jalak Suren.

Proses Penjodohan Jalak Suren

Untuk proses menjodohkan burung dilakukan dengan cara mendekatkan kandang jantan dan betina sehingga saling kenal selama sekitar semingguan lah. Dalam tahap ini masing-masing burung ditempatkan dikandang biasa. Nah setelah itu intiplah pas malam hari untuk mengetahui dia sudah tidur berdampingan apa belum. Jika burung berdampingan pada waktu tidur ini artinya mereka sudah berjodoh, maka sudah saatnya untuk dimasukkan ke dalam kandang penangkaran. Memasukkan ke dalam kandang penangkaran ( ada pembahasan khusus ) sebaiknya pada sore hari. Setelah dimasukkan di kandang penangkaran jangan langsung ditinggal, ditunggu dulu kurang lebih selama satu jam untuk memastikan apakah burung tersebut saling serang atau sudah benar-benar jodoh. Kenapa malam hari ? Ini adalah bagian dari rahasia malam yang mungkin hanya diketahui oleh para pengantin baru, mengapa mereka menginginkan harinya cepet-cepet malem he he . . . ngawur ding.

Dipilihnya waktu soren menjelang malam, ini untuk mempersempit waktu bagi keduanya jika seandainya dia ada minat untuk berantem lagi. Dengan sedikitnya waktu maka dia akan mempunyai peluang yang lebih kecil untuk menyalurkan hobi berantemnya tersebut sehingga keduanya bisa mengurungkan niatnya untuk berantem. Setidaknya tertunda sampai semalem. Lah besok paginya berantem lagi dong. Ya terserah dia berdua. Tapi biasanya ketika sudah ketemu sore harinya kemudian tidur berdua dalam satu kandang, maka besok paginya dia akan sok akrab saling menyapa, inilah yang dalam bahasa para breeder disebut “kreasi” yaitu saling mengakrabkan diri diantara mereka.

Kandang Penangkaran

Nah mengenai kandang penangkaran, idealnya berukuran 1m x 2m tinggi minimal 2m. Di dalamya harus disediakan beberapa property untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya si burung. Bak mandi ini wajib, sebab Jalak Suren termasuk jenis burung yang sregep mandi, ini beda dengan kita orang yang sering manja alias mandinya jarang. Properti berikutnya tempat pakan. Untuk tempat pakan tidak ada spesifikasi khusus, yang penting ditaruh ditempat yang gampang dijangkau untuk ganti pakan dan relatif stabil alias tidak util-util sebab kalau naruhnya util-util dia akan gampang jatuh. Hal ini terjadi karena Jalak Suren adalah burung yang kreatif alias gratil cucuknya gentayangan kemana-mana.

Yang juga wajib disediakan adalah glodok untuk tempatnya bersarang. Glodok biasanya dibuat dari papan kayu sengon, empuk dan enteng sehingga gampang bikinnya. Ukuran glodok ditempat saya 30 cm X 40 cm denan tinggi selitar 20 cm. Pintu gelodok dibuat agak ke kiri atau ke kanan, jadi bukan ditengah-tengah persis. Ini bertujuan untuk memberi kesempatan pada burung jika ingin membuat sarang di sudut yang terjauh dari pintu. Sebab dia biasanya memilih lorong terjauh. Jika ukuran kandang sampean lebih besar dibanding yang saya sebutkan di atas maka saya sarankan dalam kandang di taruh pohon, pohon beringin bagus, tapi jangan yang berwarna kunign ya sebab kalau yang berwarna kuning mesti nunggu pemilu he he he . . . .

Dikasih pohon apa sih gunanya ? Pemberian pohon dalam kandang konon bisa menstabilkan temperature udara dalam kandang. Lantai kandang harus tanah atau pasir bercampur tanah, kalau plester maka itu tidak bagus, sebab disamping akan merusak temperature juga menggangu keasyikan burung menikmati hidup dalam kandang. Jalak Suren biasa theker-theker, dia tidak akan bisa teheker-theker di lantai yang diplester. Maka saran saya di atas plester harus ditaburi tanah setinggi minimal 4 cm lah, dan plesternya perlu digejohi pakai linggis terlebih dahulu untuk peresapan air sewaktu-waktu air tumpah atau kecipratan air saat burung mandi. 

Tambahkan tempat bertengger yang besar atau melebar untuk memudahkan perkawinan. Jangan lupa memperhatikan ventilasi dan sinar matahari agar produktivitas telur meningkat. Bagus juga dibuatkan bocoran genteng dengan cara memelorotkan satu atau dua genteng untuk masuknya sinar matahari dan cucuran air hujan saat musim penghujan. Yang terakhir ini saran dari Ibu Susilowati, peternak Jalak Bali dari Kertosono Nganjuk Jatim, saat beberapa waktu lalu beliau ke Klaten dan saya ngobrol tentang alternative cara meningkatkan produktifitas burung.

Pakannya berupa pepaya, pisang, dan serangga, misalnya kroto, ulat bambu, ulat hongkong, atau jangkrik. Selain itu, berikan voor berkualitas baik. Dengan pakan ini, sepasang jalak suren yang sudah jodoh akan berkembang biak dengan baik. 
Jalak suren siap dikawinkan pada umur 10-12 bulan. Idealnya, untuk betina yang baik disyaratkan berumur setahun; jantan’ 1,5-2 tahun. Umumnya betina lebih cepat dewasa kelamin dibanding jantan. Tapi mengenai umur ini tidak harus pada usia tersebut, kurang sedikit dari usia itu juga gak apa-apa

Setiap perkawinan, sepasang jalak suren bertelur sebanyak 3-4 butir. Telur menetas selama 14 hari setelah dierami induknya. Untuk mempercepat proses perkawinan, telur dapat ditetas di induk asuhan atau mesin penetas. Anakan jalak suren berumur 1,5 bulan siap dijual. Gampang to, penak to , , , manteb to . . . he he he . . . 
Modal Breeding

Soal modal ini, terserah anda. Istilahnya “Wani Piro”. Tapi minimal seharga satu kandang beserta propertinya plus duit seharga sepasang Jalak Suren siapan. Ini sudah cukup, nanti tinggal nambah sesuai dengan keinginan sampean mau beternak berapa pasang, tinggal ambil kalkulator dan dikali-kalikan. Ketemu deh modal yang harus ditambahkan berapa. Setelah itu tinggal mencara BMT ( baitul Maal wa Tanwl ) mana yang mau kita akses dananya untuk pembaiayaan breeding kita. Ok semoga berkah.

Catatan penting, breeding adalah bagian dari ikhtiar kita dalam nyadong rezeki dari Gusti Allah. Berhasil atau gagal semuan sudah ada takdirnya di tangan Allah. Bagian kita hanya berusaha sebaik-baiknya, breeding seprofesional-profesionalnya, ngrumat burung sebaik-baiknya, kasih pakan semutu-mutunya dan jangan sampai kasih makan burung yang tidak bermutu. Maka insya Allah, Dia yang Maha Pemurah akan mengirimkan rezekinya lewat burung piaraan kita tersebut. Insya Allah . . . . . . .

3 komentar:

  1. Tulisan njenengan renyah pak Syam, kados krupuk gaplek baru nggoreng..hehehe maturnuwun sudah share, manfaat barokah.. :)

    BalasHapus
  2. menika kula tesih ngaos caranipun ternak burung.... mugi-mugi enggal lulus, lajeng praktek ngingu peksi.... paling mboten nggih peksi jalak suren. sepasang jalak suren sakmenika pinten njih pak Haji.....

    Majid Wajdi http://mawa2014.blogspot.com

    BalasHapus
  3. wah, manteps pak, gone kulo dereng ngendhok niki, sajakne durung wayahe . . . tur suwun pencerahane

    BalasHapus