Kamis, 30 Maret 2017

Budi Daya Burung Jalak Bali Itu Sederhana, Pakai Ribetnya Dikit Aja Kok



Banyak orang yang menyangka bahwa membudidayakan burung itu ribet. Susah ngurusnya, mesti telaten, begitu kata mereka. Budi daya burung menjadi repot karena tiap hari harus ngurusi burung, memandikan, memberi pakan dan minum indukan nyuapi anakannya dan lain-lain. Ribetlah pokoknya.

Apa lagi jika yang kita budidayakan adalah burung yang dilindungi Undang-Undang, maka ribetnya tikel-tekuk alias berlipat-lipat. Ribetnya gak hanya soal teknik budidaya dan merawat burung, tapi juga terkait dengan status burung yang terkiat dengan legalitas burungnya. Karena untuk membudidayakan satwa yang dilindungi Undang-Undang, harus pakai ijin segala. Tambah ribet to ?

 E e e  . . . tunggu dulu, ternyata ribetnya budidaya burung seperti di atas, hanyalah cerita sebagian orang. Dan kalau ditelusuri mungkin malah banyak diantara orang-orang yang bercerita tersebut  yang belum pernah terjun dalam budi daya itu sendiri. Istilahnya omdo lah ya . . .

Karena kenyataannya bagi orang yang sudah menerjumi bidang budidaya, membudidayakan burung itu pekerjaan enteng kok. Apalagi jika aktivitas budi dayanya dilandasi dengan hobi atau minimal rasa suka, maka akan terasa enteng. Kalau dilandasi hobi alias rasa suka maka budi daya burung itu malah gak sekedar enteng . . . tapi enteng bangeettt karena menyenangkan. Jadinya sudahlah enteng, menyenangkan menghasilkan uang pula . . . mantap to ?

Caranya budidaya gimana, di mulai dari mana gitu maksudnya ? Tenang aja ada pak Syam kok. Pak Syam tukang burung yang sudah lama bergelut dengan kandang budi daya jalak bali. Berikut ini panduan singkat dari pak Syam tukang burung jalak bali Klaten ya.

Pertama beli bibitnya, yaitu beli anakan burung jalak bali. Usahakan belinya pasangan, yaitu yang menurut prediksi penangkarnya jantan dan betina. Kalau membeli ke penangkar yang membudidayakan burung jalak bali biasanya kita bisa minta yang sudah berpasangan. Atau calon berjodoh. Tapi kalau belinya di pedagang atau tengkulak, biasanya kita tidak bisa pesan seperti itu. Karena dia jualnya ya sesuai stok dia, beda dengan beli langsung pada penangkarnya, dia bisa memprediksikan jantan dan betina sampai tingkat ketepatannya 95% lah. 

Kalau mau akurat lagi sih memakai tes DNA, Cuma katanya tes DNA agak rumit dan biayanya agak mahal, tapi hasilnya katanya cukup akurat.
Kedua bikinlah kandang budi dayanya. Caranya ? Cari saja pak Tukang, terus mintalah di bikinkan kandang untuk budi daya burung jalak bali. Ukuran berapa dan bentuknya seperti apa ? 

Gampang itu . . . datang saja ke penangkarannya pak Syam. Lihat-lihat kandangnya . . . foto-foto kalau perlu sambil selvy. . . terus ceritakan sama pak tukangnya sekaligus tunjukin foto-foto  kandang tadi kepada pak tukang. Beres deh. 

Biasanya dengan mendengar cerita kita dan melihat foto, pak tukang sudah faham. Setelah itu dia akan membikinkan kandang budi daya jalak bali yang mirip dengan contohnya. Gampang to ?

Ketiga rawat burunya dengan baik. Perawatan ini terkait dengan makanan, minuman, dan keperluan mandi si burung. Mandinya apaki sabun sampo dan anduk ? Gak usah . . .

Pakannya vor, jangkrik dan pisang kepok. Minumnya air putih, karena dia gak doyan es teh atau fanta. Makanya minumnya cukup air putih. Bahkan air mentah yang kita ambil dari kran, dia sudah seneng sekali. 

Terus untuk mandinya, sediakan bak mandi, terus isi dengan air kran. Berikan makan, minum dan mandi setiap pagi. Mandinya apa perlu pakai gosok gigi pak Syam ? Gak usah . . . karena dia gak punya gigi to ? he he he . . .



Gitu saja kok budi daya burung jalak bali itu. Simple to ? Selanjutnya tinggal nunggu rejeki datang. Rejeki itu berupa telur, terus telurnya netes jadi piyik, terus piyiknya jadi gede, terus setelah gede bisa makan sendiri dan terbang-terbang kian kemari itu tandanya anak burung sudah siap dijual, setelah itu dapat duit. Gitu saja, simple to budi daya burung jalak bali itu ?  Selamat mempraktekkan. Salam Kicau . . . ( Pak Syam penangkar burung jalak bali Klaten, HP. 081280543060 )






Tidak ada komentar:

Posting Komentar