Selasa, 20 Januari 2015

AHA Breeding Klaten : Menjadi Penangkar Burung Jalak Bali Yang Selalu Beruntung

Oleh : pak Syam (penangkar burung jalak bali klaten)


Seorang penangkar burung jalak bali pemula mendatangi penangkar burung jalak bali senior. Sang penangkar pemula ingin berkonsultasi kepada sang penangakr senior tentang bagaimana caranya agar bisa menjadi penangkar burung yang selalu ceria hidupnya. Selama ini sang penangkar pemula merasakan bahwa menjadi seorang penangkar burung ternyata banyak liku-likunya, sehingga dibutuhkan mental yang kuat untuk bisa menangkar burung dengan ceria.

Si penangkar yunior, dia melihat si penangkar burung jalak bali senior ini begitu ceria dalam menjalankan profesinya sebagai penangkar burung, seakan tidak pernah memiliki perasaan galau. Padahal dia menangkarkan burung jalak bali sudah empat belas tahun. Kok bisa ya ? Didorong rasa ingin tahu dia mendatangi rumah si penangkar senior . . .

Sabtu pagi adalah saat yang dianggapnya paling tepat untuk berkonsultasi dengan sang senior. Sekitar jam sembilan si yunior - sebut saja nama pak Syam - mengendap-ngendap mendekati rumah penangkar senior -sebut saja namanya Kang Tarmin -.

“Assalamu’alaikum Kang” sapa pak Syam begitu sampai di penangkaran kang Tarmin yang segera disambut “Wa’alaikum salam pak Syam . . . mari . . . mari . . . masuk . . . aduh maaf kotor semua . . . maklum habis beberes kandang . . . ya beginilah sehari-harinya penangkar kecil seperti saya ini” kata beliau merendah.

Pak Syam faham betul, memang guru para penangkar di klaten ini orangnya memang rendah hati. Padahal beliau ini penangkar besar dengan segenap pengetahuan dan pengalaman yang tidak akan habis walaupun ditimba oleh seluruh penangkar se Kabupaten Klaten sini.

“Bagaimana . . . indukannya banyak yang produk pak ?” tanya pak Syam. “Alhamdulillah . . . memasuki Bulan Januari ini sudah mulai mendapatkan berkah . . . hujan sudah mulai stabil, cuaca sudah tidak jlak-jlik sehingga burung sudah merasa nyaman dengan suhu udara” jawab beliau dengan panjang lebar.

“Kang Tarmin . . .omong-omong . . . ada sesuatu yang ingin saya tanyakan ke bapak ?” kata pak Syam sudah mengarah ke inti persoalan dari kedatangannya kali. “Ooo . . .silakan . . . barang kali saya bisa bantu” jawab kang Tarmin.

“Begini pak . . . bapak kan menangkarkan burung sudah sekitar empat belas tahun ya . . . kata orang-orang yang tahu sejarah bapak . . . sejak bapak memulai menangkar empat belas tahun lalu sampai sekarang tentunya kan mengalami pasang surut dalam menangkar, baik dari segi jumlah produksi maupun dari harga dan tren pasar tentang jenis burung yang diminati pasar. . . bahkan mungkin jatuh bangun sudah bapak alami. Tapi yang mengherankan teman-teman di sini konon kang Tarmin ini tidak pernah mengalami kesedihan sama sekali dalam menjalankan profesi sebagai penangkar burung. Nah ini kira-kira resep apa yang bapak terapkan dalam menangkar burung, mohon bapak berkenan menjelaskan ?” kata pak Syam.

“Ooo . . .itu to . . . kalau soal suka dan dukanya menangkar . . . ya sama saja pak Syam. Semua penangkar yang sudah lama menangkarkan burung pasti akan memiliki pengalaman yang relative sama. Kadang-kadang gampang, kadang-kadang susah. Cuma kita juga harus rajin membaca tren minat pasar. Seperti saat ini misalnya burung cucak rawa, murai batu sedang ngetren. Kenari apa lagi love bird sedang turun, kita harus ngikuti tren ini. Kalau jalak bali dari dulu memang stabil . . .booming nggak . . .lesu juga nggak ? jawab kang Tarmin.

“Terus apa yang menjadikan bapak tidak pernah merasakan kesedihan jika produksi burung sedang menurun, atau pas burung di penangkaran bapak tidak ngetren di pasaran ?” tanya pak Syam.

“Ooo kalau itu sebenarnya sama saja pak Syam . . . saya kalau pas produksi menurun atau burung kurang laku karena kalah tren dengan burung-burung impor . . . ngalami rasa sedih juga . . . Cuma mungkin bedanya saya tidak menampakkan kesedihan itu, apa lagi sampai mengeluh kepada orang lain . . . memang itu tidak pernah saya lakukan. Karena buat saya menampakkan kesedihan atau mengeluh kepada sesama penangkar itu tidak ada gunanya . . . toh semua juga mengalami hal yang sama. Karena saya tidak pernah mengeluh dikiranya saya tidak pernah mengalami kesedihan itu . . . padahal ya sama saja . . . Cuma bedanya saya tidak mengeluh ke orang lain tapi mengeluh langsung kepada yang di atas . . . Kalau saya sedang mengalami kesulitan dalam penangkaran ini saya selalu meminta jalan keluar kepada Allah“ jelas kang Tarmin.

“Jika burung-burung saya produktivitasnya menurun saya mengadu kepda Allah . . .ya Allah berilah kami anakan burung yang banyak . . .itu saya lakukan dalam tahajut saya  . . . dalam sholat dhuha saya . . . dalam doa-doasaya setelah selesai sholat fardhu . . . dan di banyak kesempatan yang lain” imbuh kang Tarmin.

“Karena itu kemudian bapak nampak terus bergembira dan bersemangat dalam menangkarkan burung bahkan seperti tidak memiliki problem apa-apa ?“ tanya pak Syam.
“He . . .he . . .he . . . iya kali . . .Sebenarnya hidup ini mau bahagia atau mau sedih itu pilihan kok . . . saya memiliki cerita begini . . .cerita yang mengajarkan bagaimana cara menjadi penangkar ‘anti galau’ . . . mau pak Syam “ tawar kang Tarmin yang tentu saya di jawab ‘mau’ oleh pak Syam.

“Begini . . . dulu . . . sekitar sepuluh tahun yang lalu saya mengalami kegagalan menangkarkan burung cucak rawa, maka saya pergi berkuonsultasi kepada pak Harto . . . beliau ini penangkar jalak suren paling senior di klaten sini . . . beliau memberi resep anti galau ini . . . “

Beliau mengawali pemberian resep anti galau dengan memberikan pertanyaan : coba kamu jawab mana yang akan kamu pilih .  . badan yang sehat . . .penangkaran yang besar atau . . .  panjang umur ? Dulu saya kira ini soal yang mudah. Tapi ternyata tidak mudah untuk menjawabnya. Jika saya memilih penangkaran yang besar tapi kalau hidup sakit-sakitan maka saya juga gak bisa menikmati hidup. Kaya tapi sengsara.


Terus kalau saya memilih badan yang sehat tapi penangkaran bangkrut lama-lama juga bisa sakit akibat dilanda kemiskinan yang berkepanjangan. . .  waduh pusing juga ya . . . kalau begini saya pilih semua “jawab kang Tarmin.


“He . . . he . . . he . . . itu namanya tidak memilih kang . . . tapi memborong . . . Penjenengan boleh saja memborong semua tapi syarat dan ketentuan berlaku . . . yaitu kamu harus memiliki hati yang senantiasa sabar dan syukur. Jika syarat dan ketentuan ini penjenengan miliki maka penjenengan akan menjadi penangkar yang selalu akan tersenyum sepanjang usia penangkaran penjenengan” jawab mbah Harto.

Memang benar sabar dan syukur adalah kunci utama dalam meraih kebahagiaan dalam menangkarkan burung. Tanpa kunci ini maka besarnya penangkaran yang kita miliki hanya akan menimbulkan kegalauan. Apa lagi jika produktifitas sedang menurun, harga burung sedang jatuh, trennya kalah dengan burung impor, maka gelaplah dunia ini dibuatnya.

Badan yang sehat, jika tidak kita syukuri maka kesehatan ini tidak bisa mendatangkan kebahagiaan kepada kita sebagai penangkar. Namun badan yang sakit sekalipun jika kita bersabar menerima bahwa sakitnya badan ini merupakan cara Allah mengurangi dosa kita, kemudian kita bersabar dan ikhlas menerimanya maka datangnya penyakit justru akan menghibur kita. Kita menangkar sambil senyum-senyum walaupun badan ini sedang masuk angin.

Penangkaran dengan produktifitas yang tinggi sekalipun jika kita tidak mensyukurinya maka banyaknya burung yang kita hasilkan tidak akan memberikan hiburan kepada kita sebagai pemiliknya. Namun menurunnya produkstifitas penangkaran jika kita sikapi dengan positif maka hal ini akan menjadi awal bagi tumbuhnya kebahagiaan di hati. Percaya deh sama saya. Jika hati kita dipenuhi dengan rasa syukur dan sikap sabar maka kita akan menjadi penangakar yang tidak akan pernah mengalami kesedihan . . . apapun yang terjadi dengan penangkaran kita . . . bahkan apapun yang menimpa dunia perburungan maka tidak akan berpengaruh suasana hati kita . . . hati kta akan tetap senang menjalani profesi sebagai penangkar. Jika kita menjalaninya dengan hati yang senang maka insya Allah produktifitas juga akan terjaga atau malah meningkat . . . insya Allah. (pak Syam penangkar burung jalak bali klaten Hp. 081280543060, 087877486516, PIN BB 53E70502, 25D600E9)

Catatan :  nama-nama dan tempat peristiwa dalam kisah ini fiktif belaka, jika ada kesamaan nama dan tempat itu memang disengaja oleh penulisnya.

ingin tahu lebih dalam tentang PENANGKARAN BURUNG JALAK BALI klik di SINI

1 komentar: