Oleh : pak Syam (penangkar
burung jalak bali klaten)
Seorang penangkar burung jalak bali
pemula mendatangi penangkar burung jalak bali senior. Sang penangkar pemula
ingin berkonsultasi kepada sang penangakr senior tentang bagaimana caranya agar
bisa menjadi penangkar burung yang selalu ceria hidupnya. Selama ini sang
penangkar pemula merasakan bahwa menjadi seorang penangkar burung ternyata banyak
liku-likunya, sehingga dibutuhkan mental yang kuat untuk bisa menangkar burung
dengan ceria.
Si penangkar yunior, dia melihat si
penangkar burung jalak bali senior ini begitu ceria dalam menjalankan
profesinya sebagai penangkar burung, seakan tidak pernah memiliki perasaan
galau. Padahal dia menangkarkan burung jalak bali sudah empat belas tahun. Kok
bisa ya ? Didorong rasa ingin tahu dia mendatangi rumah si penangkar senior . .
.
Sabtu pagi adalah saat yang dianggapnya
paling tepat untuk berkonsultasi dengan sang senior. Sekitar jam sembilan si
yunior - sebut saja nama pak Syam - mengendap-ngendap mendekati rumah penangkar
senior -sebut saja namanya Kang Tarmin -.
“Assalamu’alaikum Kang” sapa pak Syam
begitu sampai di penangkaran kang Tarmin yang segera disambut “Wa’alaikum
salam pak Syam . . . mari . . . mari . . . masuk . . . aduh maaf kotor semua .
. . maklum habis beberes kandang . . . ya beginilah sehari-harinya penangkar
kecil seperti saya ini” kata beliau merendah.
Pak Syam faham betul, memang guru para
penangkar di klaten ini orangnya memang rendah hati. Padahal beliau ini
penangkar besar dengan segenap pengetahuan dan pengalaman yang tidak akan habis
walaupun ditimba oleh seluruh penangkar se Kabupaten Klaten sini.
“Bagaimana . . . indukannya banyak yang
produk pak ?” tanya pak Syam. “Alhamdulillah . . . memasuki Bulan Januari ini
sudah mulai mendapatkan berkah . . . hujan sudah mulai stabil, cuaca sudah
tidak jlak-jlik sehingga burung sudah merasa nyaman dengan suhu udara” jawab
beliau dengan panjang lebar.
“Kang Tarmin . . .omong-omong . . . ada
sesuatu yang ingin saya tanyakan ke bapak ?” kata pak Syam sudah mengarah ke
inti persoalan dari kedatangannya kali. “Ooo . . .silakan . . . barang kali
saya bisa bantu” jawab kang Tarmin.
“Begini pak . . . bapak kan menangkarkan
burung sudah sekitar empat belas tahun ya . . . kata orang-orang yang tahu
sejarah bapak . . . sejak bapak memulai menangkar empat belas tahun lalu sampai
sekarang tentunya kan mengalami pasang surut dalam menangkar, baik dari segi
jumlah produksi maupun dari harga dan tren pasar tentang jenis burung yang
diminati pasar. . . bahkan mungkin jatuh bangun sudah bapak alami. Tapi yang
mengherankan teman-teman di sini konon kang Tarmin ini tidak pernah mengalami
kesedihan sama sekali dalam menjalankan profesi sebagai penangkar burung. Nah
ini kira-kira resep apa yang bapak terapkan dalam menangkar burung, mohon bapak
berkenan menjelaskan ?” kata pak Syam.
“Ooo . . .itu to . . . kalau soal suka
dan dukanya menangkar . . . ya sama saja pak Syam. Semua penangkar yang sudah lama
menangkarkan burung pasti akan memiliki pengalaman yang relative sama. Kadang-kadang
gampang, kadang-kadang susah. Cuma kita juga harus rajin membaca tren minat pasar.
Seperti saat ini misalnya burung cucak rawa, murai batu sedang ngetren. Kenari
apa lagi love bird sedang turun, kita harus ngikuti tren ini. Kalau jalak bali
dari dulu memang stabil . . .booming nggak . . .lesu juga nggak ? jawab kang Tarmin.
“Terus apa yang menjadikan bapak tidak
pernah merasakan kesedihan jika produksi burung sedang menurun, atau pas burung
di penangkaran bapak tidak ngetren di pasaran ?” tanya pak Syam.
“Ooo kalau itu sebenarnya sama saja pak
Syam . . . saya kalau pas produksi menurun atau burung kurang laku karena kalah
tren dengan burung-burung impor . . . ngalami rasa sedih juga . . . Cuma
mungkin bedanya saya tidak menampakkan kesedihan itu, apa lagi sampai mengeluh
kepada orang lain . . . memang itu tidak pernah saya lakukan. Karena buat saya
menampakkan kesedihan atau mengeluh kepada sesama penangkar itu tidak ada
gunanya . . . toh semua juga mengalami hal yang sama. Karena saya tidak pernah
mengeluh dikiranya saya tidak pernah mengalami kesedihan itu . . . padahal ya
sama saja . . . Cuma bedanya saya tidak mengeluh ke orang lain tapi mengeluh
langsung kepada yang di atas . . . Kalau saya sedang mengalami kesulitan dalam
penangkaran ini saya selalu meminta jalan keluar kepada Allah“ jelas kang Tarmin.
“Jika burung-burung saya produktivitasnya
menurun saya mengadu kepda Allah . . .ya Allah berilah kami anakan burung yang
banyak . . .itu saya lakukan dalam tahajut saya . . . dalam sholat dhuha saya . . . dalam
doa-doasaya setelah selesai sholat fardhu . . . dan di banyak kesempatan yang
lain” imbuh kang Tarmin.
“Karena itu kemudian bapak nampak terus
bergembira dan bersemangat dalam menangkarkan burung bahkan seperti tidak
memiliki problem apa-apa ?“ tanya pak Syam.
“He . . .he . . .he . . . iya kali . .
.Sebenarnya hidup ini mau bahagia atau mau sedih itu pilihan kok . . . saya
memiliki cerita begini . . .cerita yang mengajarkan bagaimana cara menjadi
penangkar ‘anti galau’ . . . mau pak Syam “ tawar kang Tarmin yang tentu saya
di jawab ‘mau’ oleh pak Syam.
“Begini . . . dulu . . . sekitar sepuluh
tahun yang lalu saya mengalami kegagalan menangkarkan burung cucak rawa, maka
saya pergi berkuonsultasi kepada pak Harto . . . beliau ini penangkar jalak
suren paling senior di klaten sini . . . beliau memberi resep anti galau ini .
. . “
Beliau mengawali pemberian resep anti
galau dengan memberikan pertanyaan : coba kamu jawab mana yang akan kamu pilih
. . badan yang sehat . . .penangkaran
yang besar atau . . . panjang umur ?
Dulu saya kira ini soal yang mudah. Tapi ternyata tidak mudah untuk menjawabnya.
Jika saya memilih penangkaran yang besar tapi kalau hidup sakit-sakitan maka saya
juga gak bisa menikmati hidup. Kaya tapi sengsara.
Terus kalau saya memilih badan yang sehat
tapi penangkaran bangkrut lama-lama juga bisa sakit akibat dilanda kemiskinan
yang berkepanjangan. . . waduh pusing
juga ya . . . kalau begini saya pilih semua “jawab kang Tarmin.
“He . . . he . . . he . . . itu namanya
tidak memilih kang . . . tapi memborong . . . Penjenengan boleh saja memborong semua tapi syarat dan ketentuan berlaku . . . yaitu kamu harus
memiliki hati yang senantiasa sabar dan syukur. Jika syarat dan ketentuan ini penjenengan
miliki maka penjenengan akan menjadi penangkar yang selalu akan tersenyum
sepanjang usia penangkaran penjenengan” jawab mbah Harto.
Memang benar sabar dan syukur adalah
kunci utama dalam meraih kebahagiaan dalam menangkarkan burung. Tanpa kunci ini
maka besarnya penangkaran yang kita miliki hanya akan menimbulkan kegalauan. Apa
lagi jika produktifitas sedang menurun, harga burung sedang jatuh, trennya
kalah dengan burung impor, maka gelaplah dunia ini dibuatnya.
Badan yang sehat, jika tidak kita syukuri
maka kesehatan ini tidak bisa mendatangkan kebahagiaan kepada kita sebagai
penangkar. Namun badan yang sakit sekalipun jika kita bersabar menerima bahwa
sakitnya badan ini merupakan cara Allah mengurangi dosa kita, kemudian kita bersabar
dan ikhlas menerimanya maka datangnya penyakit justru akan menghibur kita. Kita
menangkar sambil senyum-senyum walaupun badan ini sedang masuk angin.
Penangkaran dengan produktifitas yang
tinggi sekalipun jika kita tidak mensyukurinya maka banyaknya burung yang kita hasilkan
tidak akan memberikan hiburan kepada kita sebagai pemiliknya. Namun menurunnya
produkstifitas penangkaran jika kita sikapi dengan positif maka hal ini akan
menjadi awal bagi tumbuhnya kebahagiaan di hati. Percaya deh sama saya. Jika
hati kita dipenuhi dengan rasa syukur dan sikap sabar maka kita akan menjadi
penangakar yang tidak akan pernah mengalami kesedihan . . . apapun yang terjadi
dengan penangkaran kita . . . bahkan apapun yang menimpa dunia perburungan maka
tidak akan berpengaruh suasana hati kita . . . hati kta akan tetap senang
menjalani profesi sebagai penangkar. Jika kita menjalaninya dengan hati yang
senang maka insya Allah produktifitas juga akan terjaga atau malah meningkat .
. . insya Allah. (pak Syam penangkar
burung jalak bali klaten Hp. 081280543060, 087877486516, PIN BB 53E70502, 25D600E9)
Catatan :
nama-nama dan tempat peristiwa dalam kisah ini fiktif belaka, jika ada
kesamaan nama dan tempat itu memang disengaja oleh penulisnya.
ingin tahu lebih dalam tentang PENANGKARAN BURUNG JALAK BALI klik di SINI
Dan juga bertawakal Kepada Alloh. Mantab Pak syam, artikelnya.
BalasHapus