Kamis, 13 Februari 2014

Penangkar Jalak Bali Klaten : Menangkar Jalak Bali Itu Sulit bag.2


Pada bagian 1 yang lalu telah saya sampaikan tentang susahnya merawat burung kicauan ataupun menangkar burung Jalak bali. Pada bagian dua kita akan lebih memperdetail soal ini. Tulisan ini bertujuan untuk menguatkan mental kita dengan memberikan gambaran yang riil bahwa "tidak ada makan siang yang gratis". Termasuk juga dalam dunia penangkaran yang ngeri-ngeri sedap ini . . .


Sebagai kicau mania ataupun sebagai penangkar kita tidak bisa santai-santai tapi mengharap hasil yang besar, karena semua perlu kerja keras. Sulitnya merawat burung hingga juara, juga terjadi dalam upaya penangkaran burung jalak bali.

Misalnya kita beli sepasang jalak bali. Kita kasih BR ayam dan bak mandi. Perawatan kandang jalak bali tidak dilakukan, vitamin tidak pernah diberikan kepada burung jalak bali kesayangan, tikus2 bergentayangan dalam kandang jalak bali diabaikan, gelodok tempat bertelur jalak bali penuh kecoa dibiarkan, disinvektan tidak pernah disemprotkan di dalam kandang burung jalak bali.

Setelah itu kita khusu’ sholat dhuha minta rejeki agar burung jalak bali beranak pinak dengan lancar. Terus2an kita mendikte tuhan agar diberikan piyik jalak bali setiap bulan dengan jumlah empat biji per pasang indukan jalak bali.




Kalau kita sekarang mempunya empat pasang indukan jalak bali kita minta agar tiap bulan kita diijinkan untuk panen 16 piyik jalak bali. Dan ternyata dikabulkan oleh tuhan. Kita tiap bulan mengantongi duit Rp. 80 juta, dengan hitungan 16 ekor jalak bali atau 8 pasang jalak bali dengan harga 10 jt perpasang jalak bali. Total jenderal Rp. 80 jt perbulan. Iku duit kabeh bro . . .

Jika ceritanya seperti itu . . . kira2 apa yang terjadi pada sahabat-sahabat super semuanya . . . apakah dunia penangkaran jalak bali kita menjadi semarak karena produktifitas yang tinggi, duit kita banyak, anak dan istri senang ?

Atau sebaliknya dunia penangkaran jalak bali kita malah segera ambleg. Saya kira yang kedua inilah yang bakal terjadi sahabatku yang kuper . . .eh . . .super. Mari kita tanyakan pada Pak Mario, pigimane pak Mario ?

“ . . . begini. Karena itu kita yakin tuhan sayang kita. Tidak semua Kicau mania berhasil momong trotolan hingga menjadi burung yang super saat digantang di arena kontes to ?  Super sekaliiiii. Juga bagi para penangkar jalak bali, murai batu cucak rawa dan lain-lain. Khusus untuk penangkaran burung cucak rawa, banyak penangkar yang sudah memelihara cucak rawa bertahun-tahun burungnya tetap tidak mau bertelur to ? Kalau pengalaman pak Syam AHA Bird Farm Klaten malah lebih parah. Sudah empat tahun lebih memelihara empat pasang Cucak Rowo, jangankan kok bertelur unjal sarang saja tidak mau . . . tragis to ? Tapi sukurnya penangkaran jalak balinya lancar.

Tapi walaupun begitu jangan terus pesimis . . . jadilah kicau mania yang superrr . . . jadilah breeder yang supeerrr . . soal kendala itu hal biasa. Merawat trotolan murai batu dan menangkar burung jalak bali tanpa kendala itu ibaratnya bagai malam tak berbintang . . . jeeeaaa . . . .gak ada romantis2nya, tahu nggak lo? Hambar bah-ngeeeett. . .

Menyeberang lautan tanpa gelombang itu gak enak, ibarat naik gethek di kalenan. Gak ada asyik2nya, iya kan. Begitulah breeding tanpa kendala.

Kalau pingin tahu asyiknya diombang-ambingkan gelombang, atau bahkan digelombangkan ombang ambing . . .coba tanyakan kepada kang mas Paijo Slenthem . .. inggih to mas . .. . memang mas Paijo ini super slenthem sekaliii . . . piss om.

Sekarang kita bicara manisnya. Misalnya kita bicara tentang manisnya beternak cucak rowo. Coba tanya tetangga saya Om Joko Sadono dan gangnya di KPCR Indonesia. Setiap hari gangnya Om Joko ini selalu berbagi cerita manis tentang ternak2 mereka.

Tempo hari Om Yusuf Jess di Bogor kirim gambar, piyikan campur telur.

Haaa . . piyikan campur telur, maksudnya oseng2 piyik telur ? Sedapnyeeee . . .kata si upin.
Bukan oseng2 bro. Tapi piyik cucak rowo sama telur cucak rowo yang baru, dalam satu sarang.

Menurut cerita Om yang gantengnya kaya kekasih Zulaikha dari Mesir ini, ternyata cucak rawanya punya tradisi netes langsung nelor lagi. Aneh kan . . . ? Tapi begitulah takdir telah berbicara . . .pena telah diangkat darinya sehingga kun fayakun . . . piyik plus telur. Hewes-hewes . . .ini nyata lo.

Beda Om Yusuf beda pula kisah pak Haji Subhan dari Banjarmasin. Pak haji yang baik hati dan tidak sombong ini punya pengalaman unik.

Biasanya ketika kita beternak cucak rawa maka kandangnya harus tertutup brukut, alias gak bisa sembarangan kita melihat burung kita dan burung melihat kita. Malu . . .ngeliat burung kok sembarangan.

Nah Rupanya pak Haji yang tidak punya berbasis ilmu peternakan maupun kedokteran hewan ini punya kandang cucak rawa yang dibiarkan terbuka sehingga burungnya keliatan . . . dan produktif . . .

Cerita-cerita manis seperti ini banyak dialami oleh personil KPCR lainnya. Dan cerita2 manis seperti ini bukan sekedar manis-manisan . . . tapi manis beneran. Dan yang penting bahwa manisnya peternakan om2 di KPCR ini bukan hanya monopoli mereka tapi kita semua juga berhak untuk bisa berhasil seperti mereka.

Tapi tentu saja syarat dan ketentuan berlaku. Apa itu pak Mario. Telaten, tidak gampang mengeluh, inovatif dan fikiran terbuka terhadap ilmu dan pengalaman orang lain . . . itu !
Kalau syarat dan ketentuan itu saya penuhi saya akan jadi peternak yang berhasil pak Mario ? Insya Allah . . . akan jadi peternak yang sukses. Ingat dalam hidup ini tidak ada yang pasti, kita hanya berusaha Tuhan yang menentukan. Kita hanya bertugas untuk beternak dengan sebaik2nya, Tuhanlah yang menjadikan indukan kita bertelur.

Dan Tuhan hanya meminta kita untuk sungguh-sungguh mengurusnya dan sungguh-sungguh berdo’a untuk meminta kepadanya. Itu saja . . .


Dan Tuhan hanya meminta kita untuk sungguh-sungguh mengurusnya dan sungguh-sungguh berdo’a untuk meminta kepadanya. Itu saja . . .


Ooo . .. begitu ya pak Mario . . . saya jadi semakin sungguh2 menyiapkan kandang .. .mudah2 maret atau april 2014 nanti sudah ada pasangan cucak rawa yang menghuninya. Saya tidak kapok walau dulu belum berhasil pak Mario. Saya akan nanya2 ke KPCR. Sebagai tambahan KPCR clubnya para cucak rawa mania di Indonesia. Ini merupakan club penggemar cucak rawa dengan anggota terbesar di asia tenggara. Bener loh.

Jadi kembali ke tema tulisan ini . . . merawat burung sampai juara itu gampang apa sulit ? Beternak burung itu gampang apa sulit ?

Menurut saya sulit. Dan manisnya kesuksesan selalu diletakkan Tuhan di jalan2 yang sulit seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar