Selasa, 04 Maret 2014

Penangkar Jalak Bali Klaten : FNPF Nusa Penida, Melestarikan Jalak Bali dalam Nuansa Ekowisata ( seri Keliping Koran )

Bentang alam yang relatif terisolasi dibanding Pulau Bali ternyata menjadi anugerah bagi Pulau Nusa Penida. Pulau seluas 200 kilometer persegi ini menjadi secercah harapan bagi usaha konservasi jalak Bali, salah satu fauna langka khas Bali. Di saat program konservasi jalak Bali di beberapa titik lainnya mengalami kegagalan atau stagnansi, penangkaran jalak Bali di Desa Ped ini justru menuai hasil yang positif. Dalam rentang waktu 2006-2010, penangkaran yang dikelola oleh lembaga Friend of National Park Foundation (FNPF) berhasil menetaskan 58 ekor anak jalak Bali dari populasi awal 64 ekor burung yang dilepaskan ke alam.


Jalak Bali termasuk jenis burung bernyanyi, sehingga dahulu banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan. Hal ini membuat populasi burung berbulu putih ini di alam bebas merosot, akibat maraknya perburuan liar. Burung yang memiliki nama latin Leucopsar rotschildii ini diduga pernah hanya tersisa sekitar 100-200 ekor pada dekade 1980-an hingga 1990-an. Kenyataan ini membangkitkan kesadaran sejumlah pihak untuk mulai menggagas upaya penyelamatan satwa asli Bali ini dari ancaman kepunahan.


Upaya yang dilakukan antara lain dengan membangun pusat-pusat penangkaran jalak Bali di sejumlah titik, salah satunya di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Sayangnya, karena kesadaran masyarakat setempat belum tumbuh, perburuan jalak Bali masih marak dilakukan. Hal itu membuat program-program yang dibuat tidak banyak berpengaruh pada peningkatan populasi jalak Bali. Selain perburuan liar, ancaman lain adalah predator alami yang memangsa telur-telur burung jalak Bali seperti ular, tikus, atau burung pemangsa lainnya.

Alam dan masyarakat di Pulau Nusa Penida relatif lebih kondusif untuk menerima program pelestarian jalak Bali. Vegetasi alami hutan Nusa Penida relatif sesuai sebagai habitat dari jalak Bali. Selain itu, itu masyarakat setempat pun telah memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian burung ini, sehingga mereka memberlakukan aturan yang melarang penangkapan jalak Bali. Karenanya, di Nusa Penida, jalak Bali dapat hidup berdampingan dengan masyarakat setempat dan terhindar dari ancaman para pemburu.



Salah satu kunci keberhasilan program pelestarian jalak Bali di Nusa Penida adalah keterlibatan masyarakat umum. Dengan melibatkan masyarakat umum dalam upaya pelestarian, berarti semakin banyak pihak yang memiliki wawasan terhadap pelestarian jalak Bali. Selain masyarakat Nusa Penida, inovasi yang dilakukan oleh FNPF adalah melibatkan wisatawan sebagai tenaga relawan dalam aktivitas keseharian di penangkaran jalak Bali ini. Hal ini di satu sisi membantu FNPF dalam menjalankan operasional program, sementara di sisi lain juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum tentang pelestarian lingkungan. Selain itu, dengan fasilitas akomodasi sederhana yang disediakan FNPF, para wisatawan dapat berdonasi untuk menjaga keberlanjutan program pelestarian ini.


Sumber Tulisan  : http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/fnpf-nusa-penida-melestarikan-jalak-bali-dalam-nuansa-ekowisata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar