Rabu, 25 Februari 2015

AHA Breeding Klaten : Kisah Tentang Burung Pleci Yang Matanya Buta Sebelah, dari Sang Penangkar Burung Jalak Bali


Oleh pak Syam ( penangkar burung jalak bali klaten )

Alkisah, seorang penangkar burung jalak suren bersepeda kumbang pergi menuju pasar burung terdekat. Dia berharap bakal ada temannya sesama kicau mania yang bersedia mentraktirnya barang  secangkir dua cangkir kopi.  

Dia pergi dengan gontai, setengah putus asa, karena musim kemarau ini tak satupun telur jalak suren di penangkarannya yang menetas. Telur-telur burung jalak surennya pada kopong. Secangkir kopi mungkin bisa mengusir kesumpekan hatinya.

Sudah cukup lama ia tidak mendapatkan penghasilan dari penangkarannya yang sederhana itu. Beras untuk keluarganya kadang tak terbeli. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, apa lagi mainan. Untung istrinya bisa memahami kondisi ini. Meski begitu risau hati sang penangkar tak bisa ditahan, karenanya ia tidak yakin kalau kepergiannya ke pasar burung kali inipun bakal bisa mengusir kegalauan hatinya . . . . . .

Ketika laki-laki itu tengah melewati jalanan sepi, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh mengenai kepalanya. Kontan dia berhenti dan meraba kepalanya, “Lo kok basah ?” katanya. Dia mendongak ke atas. Rupanya di atas dahan pohon akasia, seekor burung pleci duduk dengan santai. Seekor burung pleci kaca mata yang buta mata kirinya, sedang menikmati semilir angin di siang itu. Dia buang kotoran, persis di saat sang penangkar burung lewat di bawahnya . . .

Instingnya sebagai kicau mania langsung tertantang. Dengan sekali lompat tangan lelaki itu berhasil menangkap burung pleci tersebut. “Syukurlah ada rejeki kali ini, saya bisa menjualnya seharga tujuh ribu rupiah atau delapan ribu . . . ,” katanya pada diri sendiri.

Sebuah mobil mewah yang berhenti di sampingnya, telah membangunkannya dari lamunan indah tentang uang tujuh ribu. Setelah kacanya terbuka seorang supir melongok keluar dan menawarkan seekor kucing persia yang sangat cantik untuk diberikan secara cuma-cuma. Sang penangkar burung itu merasa ragu, masak kucing secantik itu diberikan secara cuma-cuma. Untuk menepis keraguannya dia menawarkan barter dengan burung pleci miliknya. Di luar dugaan, ternyata sang Nyonya pemilik mobil yang duduk di sebelah sopir menyambutnya dengan antusias, " Bagus banget burungnya  . . . kecil imut-mut". Barterpun terjadi.

Sang penangkar burung itu melanjutkan perjalanannya menuju pasar. Baru beberapa menit dia mengayuh sepeda kumbangnya, sebuah mobil melintas. Demi dilihanya orang bersepeda membawa keranjang tas plastic wadah kucing, dia menghentikan kendaraannya. “Pak dijual berapa kucingnya ?” tanya si pengendara mobil. “Tujuh ratus ribu pak’” kata sang penangkar burung dengan ragu-ragu. “Sini saya bayarin,” kata si pemilik mobil. Kaget juga si penangkar karena harga yang dia sebutkan langsung disetujui tanpa di tawar lagi.


Dan satu lagi, sebelum kendaraan itu pergi, dia memberian seekor burung putih kepada sang penangkar. “Tadi waktu saya melintas ada burung menabrak kaca depan mobil saya, sampai pingsan. Terus saya ambil sekarang sudah sehat kok, ambil saja pak,” kata si pemilik mobil terus berlalu.

“Wouw seekor burung jalak bali . . .??? Benarkah ini seekor burung jalak bali . . . ??? . . . Mimpi apa aku semalam kok tiba-tiba saya mendapatkan burung yang sudah sangat lama saya impikan ini . . . bertahun-tahun saya memimpikan burung ini, tapi sampai saat ini aku baru mampu menangkar burung jalak suren. Hari ini saya mendapatkan impiannya saya tanpa pernah saya duga . . . terima kasih ya Allah . . .Kemudian sang penangkar burung sujud syukur . . .

Dengan hati yang berbunga-bunga dia memutar arah sepeda kumbangnya menuju rumah. Dia lupakan manisnya kopi di warung Lik Kijan tengah pasar burung, langganannya. Dengan senyum yang mengembang dia pacu sepeda kumbangnya menuju rumah sambil membawa duit tujuh ratus ribu rupiah untuk istri tersayang. 

AHA Breeding Klaten : Menjual Burung Jalak Bali Dengan Metode Tong Sampah


oleh pak Syam ( penangkar burung jalak bali Klaten )

Memasuki dunia kicau, berarti memasuki dunia serba warna. Di sana anda akan bertemu dengan orang dalam berbagai warna fikiran dan sikapnya. Ada yang murah senyum baik hati dan tidak sombong, seperti pak Syam ini . . .he he he . . .piss. . . Ada yang tidak murah senyum, tidak baik hati namun juga tidak sombong. Ada yang memiliki etika tinggi, ada yang tidak memiliki basa-basi, ada yang jujur, ada yang suka berbohong bahkan menipu. Makanya penipuan berkeduk jual beli burung di jagat maya cukup marak to ?

Ada juga kicau mania yang bermental juragan yang maunya main perintah saja saat membeli burung. Mintanya burung yang bagus tapi maunya bayar murah. Ada yang sukanya hanya iseng, banyak nanya tapi kalau nawar burung pelit banget. Dan sebaliknya banyak juga kicau mania yang berperilaku baik, berfikir lurus, tidak asal menang sendiri dalam bertransaksi dan seterusnya.

Begitulah kira-kira, beraneka ragamnya dunia kicau mania. Jika anda berminat untuk memasuki area ini, misalnya dengan menjadi seorang penangkar burung maka anda harus bersiap untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berkarakter seperti di atas. Saya sampaikan ini agar anda bersiap-siap. Karena sebagai penangkar burung kesiapan anda untuk berinteraksi dengan berbagai ragam orang, akan sangat menunjang keberhasilan penangkaran anda. Salah satunya memuluskan langkah pemasaran burung hasil produksi penangkaran anda.

Beberapa orang pernah bertanya tentang kiat memasarkan burung jalak bali ke konsumen. Mereka melihat bahwa penulis termasuk salah satu penangkar yang tidak sekedar berhasil menangkarkan burung jalak bali, namun juga sekaligus berhasil dalam meng-create pasar burung jalak bali. Penulis senyum-senyum saja pendengar pujian seperti itu . . . .

Menurut mereka memasarkan burung jalak bali tergolong sulit. Sangat berbeda dengan memasarkan burung kenari. Karena seorang penjual burung kenari, menjual burung kenari sepuluh ekor perhari, bukan pekerjaan yang berat. Beda dengan menjual burung jalak bali. Seorang penjual burung jalak bali bisa menjual empat pasang perbulan, sudah lumayan. Kok bisa begitu ? Kata beliau aspek utama kesulitan menjual burung jalak bali karena harganya yang masih tinggi.


Memang kalau kesulitan menjual burung jalak bali dikaitkan dengan harga burung jalak bali yang tinggi, sepintas memang terlihat berhubungan. Taruhlah harga sepasang anakan burung jalak bali sepuluh juta rupiah, sementara anakan burung kenari lokal harganya seratus ribu rupiah. Maka dengan keberadaan isi kantong yang pas-pasan orang akan memilih untuk membeli burung kenari dari pada burung jalak bali. Mungkin begitu logikanya.

Tapi secara pribadi kami kurang setuju dengan pendapat ini. Karena dia menyederhanakan motif orang dalam membeli burung hanya pada faktor isi dompet. Padahal sering kali motif hobi sebagai penangkar lebih mendominasi dibandingkan dengan berapa jumlah duit di dompet.

Pengalaman kami dalam menjual hasil penangkaran burung jalak bali mementahkan argument itu. Selama menekuni penangkaran burung jalak bali dan menjual hasil tangkaran kami tidak menemukan faktor harga sebagai penghambat para penggemar burung jalak bali untuk mengurungkan niatnya dalam mengoleksi burung kesayangan itu.

Kami selama ini tidak pernah membanting harga sebagaimana dilakukan oleh beberapa penjual burung jalak bali ( terutama non penangkar ) dalam merebut hati pembeli burung jalak bali. Karena kami justru berkesimpulan bahwa salah satu keunggulan burung jalak bali sehingga menarik minat para penggemarnya salah satunya justru terletak pada faktor harga yang tinggi itu.

Sangat tidak masuk akal, burung eksotic yang dinyatakan langka dan telah masuk Apendic 2 dalam daftar CITES ( lembaga perdagangan satwa dunia ) sebagai burung yang sudah mendapat ancaman dari kepunahan, kok berharga murah. Iya to ?

Selasa, 24 Februari 2015

AHA Breeding Klaten : Kontak Baru Pak Syam Penangkar Burung Jalak Bali Klaten

Bagi teman-teman penghobi burung jalak bali, yang memerlukan nomor kontak penangkar burung jalak bali bisa menghubungi nomor hp pak Syam penangkar burung jalak bali Klaten di bawah ini.

inilah nomor kontak pak syam penangkar burung jalak bali klaten


keluarga besar pak syam, keluarga penangkar burung jalak bali klaten


ngudang piyik burung jalak bali


kaum hawa, kadang lebih prigel ngloloh anakan burung jalak bali dibanding kaum adam


ngloloh anakan jalak suren, anak kecilpun bisa


anakan burung jalak bali, kadang minta diloloh tiap 2 jam sekali


saat-saat indah, saat-saat memasarkan burung jalak bali


rehat dalam hidup, kesibukan merawat jalak bali, tak boleh melupakan ziarah ke tanah suci


untuk bisa wukuf di arofah, burung jalak bisa menjadi wasilah


tanahnya gersang, tak secantik burung jalak bali, tapi berkahnya melimpah ruah


Rabu, 04 Februari 2015

AHA Breeding Klaten : Menghindari Penipuan Dalam Transaksi Burung Jalak Bali

Oleh : Pak Syam (Penangkar Burung Jalak Bali Klaten)

Penipuan burung cukup marak terjadi di masyarakat kita. Yang lazim terjadi modusnya lewat jual beli burung. Dan terutama jual beli burung yang dilakukan secara online.


Penipuan di dunia burung sebenarnya bukan hal istimewa. Karena riilnya penipuan tidak hanya terjadi di dunia burung saja. Penipuan telah menyebar di semua sektor. Coba datanglah ke pasar kambing. Beractinglah layaknya seorang pembeli kambing beneran. Jika kualitas acting anda bener-bener mirip jurkam (juragan kambing) Anda bakal menemukan begitu banyak penjual kambing yang kurang jujur saat mempromosikan kambing miliknya. Promosi yang sudah dicampur kebohongan tentunya.


Anda mau beli motor ? Setali tiga uang dengan kasus kambing di atas.  Kunjungilah salah satu show room motor bekas di kota anda. Andapun potensial ketemu calo. Jika anda tidak berhati-hati anda bakal di giring untuk membeli motor yang tidak bener dan dengan harga yang tidak  bener pula. Motor yang mesinnya sudah dipreteli, dengan bodi yang digosok kinclong, sudah cukup alasan bagi para calo untuk memasang harga sampai sundul langit sambil mengatakan “Ini orisinil mas !”

Anda mau ngurus sertifikat tanah, membuat akte pendirian usaha, mengajukan ijin pendirian bangunan, memasukkan proposal tender proyek, masuk industri garmen, kulakan besi, beli sayur mesti hati-hati karena semua itu bisa menjadi sarana penipuan. Karena penipuan berpeluang terjadi di semua sector, barang maupun jasa. Jadi sekali lagi penipuan bukan menjadi monopoli dunia perburungan saja, apa lagi dunia perburungan online.

Dalam beberapa hari  ini saya mendapat beberapa pengaduan dari orang-orang yang ditipu saat bertransaksi burung. Sebenarnya rata-rata modusnya masih modus lama. Misalnya begini. Si A menawarkan burung jalak bali dengan harga miring banget bahkan hanya sekitar 30% dari harga dimana saya biasa menjual yaitu hanya sekitar 3,5 juta sepasang. Kemudian calon pembeli melakukan tawar menawar.

Setelah deal dan disepakati cara pembayaran dengan model transfer, dijanjikan kepada pembeli bahwa burung akan dikirim hari itu juga. Namun setelah uang ditransfer, kiriman burung tidak kunjung datang. Dan celakanya nomor hp-nya sudah tidak bisa dikontak lagi.

Sebenarnya penipuan ini bermodus lama. Tapi yang aneh masih ada saja orang yang kena tipu. Dan jangan lengah penipuan ini juga berpeluang menimpa kita. Di mana sebenarnya “kehebatan” dari penipuan ini sehingga masih saja bisa memangsa korban-koran baru ?

Sebelum menjawabnya saya teringat pesan bang napi dalam iklan layanan masyarakat yang ditayangkan salah satu stasiun televisi suasta beberapa tahun lalu. Pesannya begini “Ingat kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena adanya kesempatan . . .waspadalah . . . waspadalah . . . !


Dari beberapa kasus yang saya cermati, saya melihat bahwa beberapa korban penipuan di dunia online, karena “salahnya korban sendiri”. Setidaknya karena adanya andil dari sang korban. Di mana sang korban menyediakan diri untuk masuk ke dalam perangkap si penipu. Umpan paling efektif untuk menjerat calon korban adalah harga burung yang miring. Dan ini yang sering terjadi.



Si penipu tahu betul bahwa kebanyakan dalam membeli burung umumnya orang hanya berpatokan pada harga burung saja. Soal kualitas burung apa lagi legalitas burung (untuk burung-burung yang dilindungi) sebagian besar tidak perduli. Mereka hanya berfikir soal harga. Asal harganya murah ( dengan diembel-embeli burungnya bagus) maka akan dia beli.

Karena focus mereka pada harga burung maka begitu mendapatkan tawaran via internet misalnya harga sepasang jalak bali bersertifikat hanya tiga juta lima ratus ribu rupiah perpasang, maka mereka menjadi sangat antusias. Antusiasme inilah yang digarap lebi lanjut oleh penipu tersebut.

Begitu antusiasme calon korban sudah terbaca oleh sang penipu maka si calon korban akan semakin digarap. Misalnya dengan mengatakan cukup kasih uang muka 50% saja, Ini artinya dengan uang 1,75 jt saja anda sudah bisa memiliki sepasang jalak bali. Coba siapa yang tidak ngiler ? 

Setelah itu pada saat pengiriman tiba-tiba ada kabar dari fihak ekspedisi yang menagih premi asuransi sebesar 50%. Ketika ditanyakan kok pakai bayar premi asuransi segala dan besarnya kok sampai 50% ? Fihak ekspedisi abal-abal tersebut bilang bahwa ini memang ketentuan di ekspedisi kami. Perdebatanpun tidak bisa dihindari. Dan selanjutnya anda sudah bisa menebak sendiri bagaimana jalan ceritanya. Silakan dilanjutkan sendiri ya . . . .

Saya ingin menyampaikan bahwa, saat anda ingin membeli burung jalak bali dengan tujuan untuk ditangkarkan sebenarnya soal pembelian burung, itu hanya salah satu aspek saja. Jika anda ingin menangkarkan burung dengan aman nyaman dan berhasil dengan baik, ada beberap aspek yang mesti anda penuhi. Berikut ini saya paparkan beberapa di antaranya.

Pertama; kelayakan burung untuk di tangkarkan. Ini menyangkut kesehatan dan kondisi burung ( tidak cacat). Ini mutlak. Anda tidak bisa berharap pada burung yang sedang sakit untuk bertelur. Anda juga tidak disarankan untuk menangkar burung yang cacat permanen. Karena bakal mengganggu jalannya penangkaran anda.

Kedua; legalitas burung. Jika anda membeli burung-burung yang dilindungi maka pastikan burung yang anda beli statusnya legal. Pastikan bahwa burung yang anda beli memiliki sertifikat. Yang kedua pastikan bahwa sertifikat burung tersebut asli bukan abal-abal. Karena di pasaran tidak sedikit beredar sertifikat burung yang kelihatannya asli tapi ternyata palsu.

Bagaimana cara mengecek sertifikat seekor burung misalnya jalak bali asli atau palsu ? Pertama minta ditunjukkan sertifikatnya. Lihatlah . . .  dengan menggunakan insting anda cobalah untuk mencermati. Kira-kira sertifikat seperti ini asli atau palsu. Tunggu komentar dari suara hati terdalam anda “Ooo ini kayaknya asli . ..atau  . . .ini kayaknya kok tidak meyakinkan, saya ragu kalau sertifikat ini asli . . .masak kayak begini asli . . .”. Percayalah dengan kata hati anda. Kedua; kenali nama farm dari penangkarnya. Lakukan check and recheck ke panangkarnya. Anda bisa menghubungi nomor telepon yang tercantum dalam sertifikat tersebut. Ketiga; lakukan penelitian terhadap sertifikatnya. sebagai mana contoh dalam sertifikat berikut.